Seoul, 14 Januari 2012
05.36 PM
Cha Eunwoo terdiam menatap hujan yang ada di hadapannya, kini ia sedang menunggu hujan yang deras hingga mereda.
Kendati ia bisa menggunakan taksi untuk pulang setelah kelas siangnya, ia memilih untuk berteduh di depan sebuah toko tua yang kosong bertepatan pada Gang Distrik gwanak.
Sebelumnya, ia mampir ke toko buku untuk mencari berbagai sumber bersama salah satu temannya. Namun, temannya telah lebih dulu pergi.
Ia menyandarkan punggungnya di kaca pojok kiri menjauh dari dua orang pria yang ikut meneduh di tempat yang sama. Ia benahi topi hitam yang ia kenakan, setelah itu ia gunakan sebuah alat di kedua telinganya untuk meredam suara hujan yang terdengar sedikit keras.
Sebenarnya entah apa yang ia lakukan saat ini, tak biasanya dirinya ingin menunggu hujan mereda. Padahal, Eunwoo bisa saja berlari seperti sebelum-sebelumnya terjadi ketika hujan.
Hari ini ia merasa sedikit malas untuk membuat pakaiannya basah. Jadi, ia memutuskan untuk berteduh. Terhitung kini sudah sepuluh menit ia berada di sini, namun tak terasa selama itu baginya.
Menghela nafas pelan ketika mendapati banyak genangan air di hadapannya, merutuki mengapa ia harus meneduh di tempat jelek seperti ini. Bahkan atapnya sedikit bocor.
Itu berhasil membuatnya sedikit mempertimbangkan hal itu.
Namun, kini atensinya berlabuh pada seorang gadis yang berlari melawan hujan dari arah yang lurus, gadis itu menaruh kedua tangan menutupi kepala dan wajahnya, menghindari air hujan.
Gadis itu berlari, hingga genangan air sesekali diinjak olehnya.
Hingga gadis itu berhenti di tempat yang sama dengan Eunwoo berada.
Tak sadar, Eunwoo masih memperhatikan gadis itu yang berada di depannya, dan tak jauh dari jangkauan.
Gadis itu terlihat menepis air hujan yang jatuh pada baju dan celana hitamnya, bahkan sampai rambutnya yang kini terlihat basah.
Eunwoo memandangnya penuh selidik, penampilan gadis itu terlihat sangat tak feminim. Dan wajahnya yang sedikit terhalang surai hitam, membuat Eunwoo sedikit penasaran.
Ya, entahlah.
Tangan gadis itu lihai mengambil sesuatu di sakunya, yang Eunwoo simpulkan sebuah ikat rambut.
Pandangan Eunwoo sama sekali tak berpaling, tetap menelesik pergerakan sang gadis asing tersebut.
Gadis itu langsung mengumpulkan rambutnya, guna mengikat agar tak terlalu mengganggu.
Sedetik kemudian Eunwoo menelan ludah dengan sendirinya, ketika melihat paras gadis itu yang begitu cantik.
Sungguh, pemandangan yang indah tatkala gadis itu menampakkan wajahnya walau hanya terlihat dari samping.
Jujur, Eunwoo tak pernah melihat gadis secantik itu.
Gadis itu terlihat sempurna dengan kulitnya yang putih, hidungnya yang indah dan matanya berwarna hitam kecokelatan yang sangat cantik. Terutama bibir merahnya yang terbentuk begitu seksi dan terlihat alami. Wajah itu memberi aura tenang dan damai.
Tak nampak sama sekali alis gadis itu berkerut walau sudah basah karena hujan, Eunwoo jadi terbawa suasana.
Ia telah terpesona, untuk waktu yang lama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Waste Of Time [Kim Jisoo]
FanficHidupnya bukan untuk kedamaian, meski tujuh tahun berlalu bukan hal mudah baginya untuk menghapus ingatan gelap dari pria diktator seperti iblis.