Vote!
..
Menatap lekat ke arah pria yang berada disampingnya. Pria itu fokus menyetir, senyum terus mengembang di wajah pria itu. Apa pria ini harus sebaik itu? Mengerti saat dikabarkan bahwa proyeknya di undur, Mengantar Jisoo ke tempat kerja, selalu melindungi Jisoo dan semua yang telah pria ini lakukan untuk dirinya.Hal apa yang kurang dalam memperlakukan Jisoo? Tidak ada, Jisoo selalu merasa dilindung.
Jisoo harus merasa bersyukur Suho hadir dalam hidupnya.
"Apa kau akan terus menatapku? Kita sudah sampai, Jisoo." Pria itu sudah memberhentikan mobilnya beberapa saat yang lalu, tetapi Jisoo hanya terdiam menatapnya. "Apa kau perlu sesuatu?" Jisoo menggeleng pelan dengan senyumnya, ia buka sabuk pengaman.
"Terima kasih, Oppa. Maaf jika aku selalu merepotkanmu." Jisoo menggenggam jemari Suho dengan hati-hati. Ia sedikit merasa terlalu sering merepotkan.
"Kau tidak pernah merepotkan Jisoo-ya. Aku senang jika bertemu denganmu, lagipula aku yang menawarkan untuk mengantarmu. Berhentilah merasa kau telah merepotkanku." Ujar Suho dengan lembut dan tersenyum manis.
Jisoo sering kali mengatakan jika dirinya merepotkan. Kenyataannya tidak, jelas Suho ingin bertemu dengannya.
"Hati-hati dijalan, Oppa." Entah apa yang Jisoo pikirkan. Ia mendekat ke arah Suho, memberi kecupan di pipi pria itu dengan cepat. Tidak ingin terlihat wajahnya yang malu, Jisoo beralih untuk membuka pintu.
Suho tentu terkejut. Jisoo tiba-tiba menciumnya. Tidak ingin kesempatannya hilang, Suho menarik tengkuk leher Jisoo sebelum gadis itu membuka pintu mobil.
Mendekatkan wajah memerah Jisoo padanya. Bahkan, hidung mereka telah bersentuhan.
Jantung Jisoo tak karuan, jaraknya begitu dekat.
"Aku sangat merindukanmu. Apa kau merindukanku?" Suho berbisik dengan sangat pelan. Jisoo mengangguk, memang benar ia sangat merindukan pria ini. Belakangan ini mereka tidak bertemu.
Tangan Jisoo sedikit meremas jas yang Suho kenakan. Ia begitu gugup, Jisoo menutup matanya ketika Suho mengesekkan hidung padanya.
Apa mereka pernah sedekat itu? Jelas tidak!
"Bolehkah?" Pertanyaan itu membuat Jisoo mengangguk lagi, Jisoo jelas tahu apa yang Suho tanyakan. Ia tidak bisa menahan rasa gugupnya.
Inilah saatnya.
Jisoo perlu membuka jarak lebih pada tunangannya.
Pria dengan tangan kekar yang melingkar di leher Jisoo, mulai menyatukan bibir keduanya. Tidak ada tuntutan dan sangat lembut, memberikan lumatan yang sangat membuat jantung Jisoo tidak karuan.
Suho merasa senang dalam hati, ini yang selalu ia nantikan. Tidak dapat terbayang jika Jisoo-lah yang terlebih dahulu membuatnya melakukan seperti ini.
Jisoo rasa, ia benar-benar harus membuka hatinya pada Suho. Ia menyukai Suho, sangat. Tidak ada alasan lain jika ia harus melarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Waste Of Time [Kim Jisoo]
FanfictionHidupnya bukan untuk kedamaian, meski tujuh tahun berlalu bukan hal mudah baginya untuk menghapus ingatan gelap dari pria diktator seperti iblis.