<Pembaharuan Alur>
Bagi teman teman yang masih belum paham. Aku lagi berusaha untuk mengubah alur jadi lebih baik ya. Alur dicerita ini akan berubah. Jadi silahkan baca Part 1.
Follow me before reading!
Enjoy!
.
.Jisoo menelusuri lorong seorang diri, ia baru saja pulang setelah pergi ke Supermarket dekat dari apartmentnya.
Well kemarin memang dia sudah pergi belanja ditemani Jennie, tetapi dia masih saja melupakan pasta gigi. Mengapa Jisoo tidak membawa dari rumahnya? Jawabannya malas, dia tidak akan membuang tenaganya untuk membawa peralatan mandi itu.
Jennie? Dia pergi sekitar pukul 7 pagi tadi, ada panggilan pemotretan majalah. Jennie sangat keren, kan? Menghasilkan uang dari kerja kerasnya sendiri, walaupun itu termasuk hobi-nya. Sungguh Jisoo juga ingin bekerja paruh waktu, untuk mengisi waktu luangnya.
Belajar? Jisoo tidak akan melakukan itu. Bukan bermaksud untuk menyombongkan diri, tapi belajar bukan hal yang harus Jisoo larut laruti. Kuliah saja Jennie yang mengajak. Jisoo setelah lulus SMA hanya berniat untuk menghabiskan waktu dirumah. Ibunya tentu kaget karena Jisoo bisa bisanya ingin menjadi pengangguran.
Sebenarnya Jisoo bukan ingin menjadi pengangguran selamanya, dia ingin menghabiskan waktu dengan Hobi-nya dalam jangka panjang. Dan akan melanjutkan kuliah tahun depan. Ya, tapi itu tidak terjadi. Menunda juga bukan hal yang baik, kan?
Terlarut dalam pikirannya, Jisoo sedikit terkejut melihat seorang Pria, yang dengan fakta korban kecerobohan Jisoo beberapa hari yang lalu.
Pria itu menyandarkan punggungnya ke dinding sebelah pintu Apartment Jisoo. Tangan kanannya dimasukkan ke saku celana, tangan kirinya memegang Paper Bag berwarna cokelat. Matanya menatap sepatu hitamnya yang sekarang diketukan ber-irama.
Jisoo terbinar, Pria itu memang sangat tampan. Apalagi sekarang hanya menggunakan kaos berwarna hitam dan jeans. Jisoo menggelengkan kepalanya dan melihat seluruh tubuhnya. Menghela nafas panjang, beruntung sekarang Jisoo mengenakan kaos putih dan celana jeans biru langitnya. Dirinya tidak menggunakan piyama pokemon kuning terang menyilaukan itu.
Jisoo sedikit mencepatkan langkah kakinya yang membuat terdengar suara hentakkan kaki.
Eun woo pun menoleh ke sumber suara. Nerta miliknya bertemu dengan gadis itu.
"Apa kau sudah lama menunggu?" tanya jisoo, bukan dia terlalu percaya diri Pria ini ingin menemuinya. Melihat Paper Bag dan berdiri di samping Apartemen Jisoo, membuat ia yakin bahwa Pria ini akan mengembalikan kemaja putih miliknya.
"Lima belas menit." Jawab Eunwoo sambil menyodorkan kan Paper Bag kepada Jisoo, dan diraihnya bungkus itu oleh tangan Jisoo yang mungil.
"Maaf, tadi aku baru dari Supermarket. Maaf sekali lagi membuatmu menunggu." ujar Jisoo, dengan raut rasa bersalah. Kemudian menatap Eun woo yang sekarang sedang senyum menyeringai.
"Dimana piyamamu itu? Kau lebih cocok menggunakan itu, thanks kemejanya." Dengan tatapan mengejek itu Eun woo pergi meninggalkan Jisoo yang sedang diam kaku. Jisoo memang merasa sedikit sedih dengan ucapan Eun woo beberapa detik yang lalu, tapi senyum menyeringai tampan miliknya jauh lebih menarik.
Jisoo membalikan badan mencari Eunwoo dan ternyata sudah akan masuk kedalam Lift. Jisoo melambaikan tangannya dengan senyum sempurna, saat Eun woo melihat dari ujung sana. Dan kemudian Lift pun tertutup.
KAMU SEDANG MEMBACA
Waste Of Time [Kim Jisoo]
Fiksi PenggemarHidupnya bukan untuk kedamaian, meski tujuh tahun berlalu bukan hal mudah baginya untuk menghapus ingatan gelap dari pria diktator seperti iblis.