Cha Eunwoo..Jisoo benar-benar tidak tahu apa yang ada dipikiran pria itu, mencoba untuk menyelidiki namun hal itu hanya membuat kepalanya pening seketika. Terlalu sulit untuk menjauhkan nama itu dari benaknya, semalam Jisoo terjaga sebab setiap perkataan pria itu terlalu menghantuinya. Cha Eunwoo, pria yang termasuk dalam golongan tidak berperasaan, itu yang Jisoo simpulkan belakangan ini.
Segalanya seakan benar-benar pria itu miliki, namun Jisoo tahu itu hanyalah sifatnya yang buruk.
Jisoo menghela nafas dan melanjutkan meminum kopi dingin di tangannya, alasan ia mengingat kembali perkataan Eunwoo tak lain karena temannya mulai membicarakan pria itu.
"Aku sangat terkejut ketika mendengar itu, bukankah sangat mendadak?" Tanya Jihyo seraya membulatkan matanya.
"Ya, memang.. Tapi acara penyambutan ini, pak direktur sudah menyiapkan semuanya." Jawab Lisa
Kini mereka sedang berada di salah satu caffe dekat dengan tempat kerja, Jihyo yang mengajak.
"Apa semua pegawai harus ikut?" Tanya Sooyoung dengan mengerutkan dahinya.
"Menurutku jika tidak ikut mereka akan menyesal, pak boss sudah menyewa gedung mewah di Busan! Ku dengar gedung itu sangat mahal. Lokasinya pun di tengah bukit." Ujar Jihyo.
"Pak boss juga sudah menyewa Villa besar untuk para pegawai, ini gila.." Lanjut Jihyo disudahi decakkan.
"Benar.. 2 tahun aku bekerja disini, baru kali ini ada hal yang menyenangkan selain menerima gaji." Lisa terseyum saat mengatakan itu. Dibalas tertawa jenaka dari Jihyo dan Sooyoung.
"Mungkin karena pak boss masih muda, jadi dia mengadakan acara ini." Jihyo berpendapat.
Jisoo memejamkan matanya sejenak. Satu jam yang lalu, Eunwoo langsung mengumpulkan para pegawai untuk mengadakan rapat. Jisoo bahkan tidak tahu apapun. Saat rapat, pria itu memberitahu jika lusa akan ada acara penyambutan Presedir yang diadakan di Busan. Yang Jisoo tahu, Ayah Eunwoo belum sebulan meninggalkan Korea untuk pergi ke Amerika. Jisoo hanya terkejut mengapa harus sampai diadakan acara besar seperti ini, ia tahu jika Presedir Cha Seungwon sangat penting. Tapi bukankah acara ini berlebihan?
"Apa aku wajib datang?" Tanya Jisoo dengan wajah waspada, ia belum siap bertemu dengan Ayah Eunwoo, demi apapun ia tak sanggup.
Ketiga temannya terkekeh mendengar itu, yang benar saja! Jisoo sekretaris direktur! Apa masuk akal jika tidak perlu ikut?
"Tentu kau harus datang, Jisoo.. " Lisa kembali meminum kopinya.
"Memangnya lusa malam kau ada acara lain, Jisoo?" Tanya Sooyoung yang membuat jisoo berpikir, kemudian menggeleng pelan.
"Tidak, hanya saja aku tidak terbiasa dengan acara besar seperti itu." Jisoo menjawab. Benar, Jisoo bukan seorang wanita yang suka menghabiskan waktu untuk hal seperti pesta. Mungkin terakhir kali saat Suho mengadakan ulang tahun perusahaan, sembilan bulan yang lalu.
"Ayolah.. Ini akan sangat seru! Maka dari itu kau harus membiasakannya." Ujar Jihyo.
"Ya, Jisoo. Tidak mungkin juga jika pak direktur mengizinkanmu untuk tidak datang, dia pasti akan marah." Perkataan Lisa membuat Jisoo merasa itu semua benar, percuma saja. Jika Jisoo tidak datang, ia tidak tahu nasibnya setelah itu.
Lagipula sampai kapanpun, Jisoo pasti akan berhadapan dengan Cha Seungwon, mengingat permasalahan besar tentang keluarganya. Jisoo tidak akan bisa menghindar, ia tetap harus menghadapi Ayah dan sekaligus Putranya, Cha Eunwoo.
.
.
Jisoo sedang membawa secangir kopi panas ditangannya, Eunwoo menyuruh untuk membuatkan kopi untuknya. Tentu tanpa gula, Jisoo ingat jika Eunwoo tidak menyukai rasa yang terlalu manis. Namun secangkir kopi yang Jisoo pegang saat ini, pria itu sendiri yang memerintah untuk tidak memasukkan sedikit gula kedalamnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Waste Of Time [Kim Jisoo]
FanfictionHidupnya bukan untuk kedamaian, meski tujuh tahun berlalu bukan hal mudah baginya untuk menghapus ingatan gelap dari pria diktator seperti iblis.