Part ini panjang! Siap-siap pegel :)
.
.
Jisoo harus bersyukur pada Tuhan, ia memiliki banyak orang yang peduli dan mengerti padanya. Terutama Ibu.
Ketika Jisoo memberitahu pada Sandara apa yang terjadi selama ini tentu reaksi kecewa adalah yang paling utama, Sandara tak pernah berpikir jika Jisoo masih terjebak dengan pria yang bernama Cha Eunwoo.
Setelah mendengar jika Ayah Jisoo dituduh sebagai pembunuh, Sandara marah besar. Apalagi tatkala Jisoo mengatakan jika Cha Eunwoo sering mengancamnya dengan penuh dendam, Sandara merasa kecewa yang terdalam pada pria itu.
Sandara tahu Cha Seungwon di balik semua ini, namun ia pikir putranya tidak akan melakukan hal yang sama. Eun Hee pasti akan merasa sedih mengetahui hal ini.
Sebelum kematian Eun Hee dan Ji Hoon, Seungwon datang menghampiri rumahnya dan mengancam untuk tak menghubungi, atau apa pun yang berkaitan dengan Eun Hee lagi. Seungwon tak meminta uang yang telah jatuh ke tangan Ji Hoon kembali. Maka dari itu, ia tak pernah menceritakan hal ini pada Jisoo.
Ia tercengang beberapa minggu yang lalu saat berita Seungwon terbongkar telah membunuh istrinya, dan kini penjara adalah tempat tinggalnya. Sungguh pilu, dan Eun Hee yang malang. Sandara tak bisa melakukan apa-apa.
Dari semua itu yang lebih membuat Sandara terkejut adalah Jisoo mengandung anak dari Cha Eunwoo diantara hubungan Jisoo dan Suho, kini pernikahan Jisoo akan dibatalkan atau——ditunda?. Jadi, Sandara tidak tahu harus berkata apa pada keluarga Suho. Namun, ia juga tak bisa menyalahkan Jisoo. Karena, Sandara mengenal putrinya seperti apa.
Yang terpenting sekarang Sandara akan mendukung apa yang putrinya inginkan, Jisoo mungkin sangat butuh perhatian atas apa yang menimpanya. Sandara sedikit merasa prihatin ketika Jisoo tak ingin mengatakan pada Cha Eunwoo jika sedang mengandung.
Jisoo memilih untuk sendiri, dalam waktu yang lama. Tak apa jika ia harus seorang diri membesarkan bayinya, ia menyayangi bayi ini. Jisoo tak ingin bayi ini mengetahui jika ayahnya akan membencinya, itu tak akan ia biarkan.
Walaupun Suho memberinya kesempatan, itu tidak akan mudah untuk Jisoo yang mengandung bayi dari pria lain. Itu sulit. Jisoo tak ingin ada seorang pria seperti Suho mau menikahinya, ini tanggung jawab Jisoo bukan Suho. Apalagi, Jisoo telah mengkhianatinya, itu perbuatan hina.
Jadi, biarkan semua ini mengalir dengan sendirinya.
Dan kini tepat satu bulan dua minggu empat hari, sejak Jisoo pulang ke rumahnya.
Ia tak bekerja, tak keluar rumah kecuali untuk pergi ke sebuah klinik untuk memeriksa kandungannya, ponsel pun tak pernah ia pegang. Jisoo hanya menggunakan telepon rumahnya. Guna tak ingin terlacak.
Soal pekerjaan, Jisoo sudah tak peduli. Yang ia inginkan hanya diam di rumah.
Entah apa yang ia rasakan, Jisoo merasa sedih mengingat sosok mungil yang berada di rahimnya, membuat ia terbayang wajah Cha Eunwoo terus dalam pikiran, seolah tak pernah berhenti.
Waktu terasa seakan sudah bertahun-tahun tak melihat sosok itu, saat terakhir kali pria itu berada di Apartemennya dalam keadaan mabuk.
Bagaimana kabarnya sekarang? Apa dia baik-baik saja? Itu pasti. Berbanding balik dengan Jisoo yang mati-matian menahan rasa sakitnya.
Entah rasa sakit apa, antara membuat Jisoo hancur—atau tak ada kehadirannya di sini, maupun memberi kehangatan untuknya dan bayinya. Jisoo seakan merasa sakit karena rindu setiap sentuhannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Waste Of Time [Kim Jisoo]
FanfictionHidupnya bukan untuk kedamaian, meski tujuh tahun berlalu bukan hal mudah baginya untuk menghapus ingatan gelap dari pria diktator seperti iblis.