2.

3.5K 586 146
                                    

Hari ini adalah hari yang tidak menyenangkan, ketika [Name] mendengar bahwa buckbeak di hukum mati.

"Sial sial sial! Apa apaan manusia pirang itu!" Umpat [Name] sambil berjalan menuju asrama.

Saat sampai di asrama [Name] langsung duduk di kursi dekat jendela.

Dia mengeluarkan buku harian nya, di dalam lembaran yang ia tulis hanyalah kata kata ejekan untuk Malfoy.

Lihat? Betapa bencinya [Name] pada Malfoy.

"[Name]? Kau ada masalah apa? Ku lihat wajahmu dari tadi tampak kesal" Tanya susan yang sekarang duduk di depan [Name].

"Bagaimana aku tidak kesal! Malfoy akan menghukum mati buckbeak! Dia gila susan! Padahal itu salahnya!" Bentak [Name] membuat susan terdiam.

[Name] menyadari kesalahan nya langsung meminta maaf.

"Maaf susan, aku tidak bisa mengendalikan emosi ku" Lirih [Name].

Susan tersenyum. "Tidak apa apa, aku tau perasaan mu. Baiklah aku mau ke dapur, kau mau ikut?" Tawar susan.

[Name] menggeleng. "Tidak, terimakasih" Jawab [Name].

Susan mengangguk dan pergi keluar asrama.

"Fyuh! Aku lelah. Ternyata marah bisa menguras emosi" Gumam [Name].

"BOO!"

"Anying! Eh astaga" [Name] langsung memukul kepala teddy.

"Jangan sering sering ngagetin orang dong, kalo aku kena serangan jantung gimana? Terus kalo aku mati gimana?" Omel [Name].

Sedangkan teddy tertawa keras. "Ya baguslah, nanti aku ga ada yang ganggu" Jawab teddy enteng.

[Name] mendengus kesal dan pergi ke kamar. Lalu memaki maki malfoy sebisa nya.

⋆ ˚。⋆୨୧˚ ˚୨୧⋆。˚ ⋆

Setelah pelajaran sejarah, [Name] pergi ke ruangan ayahnya.

Tok tok tok.

"Masuk!" Sahut seseorang dari dalam.

[Name] masuk dan langsung duduk di kursi depan meja ayahnya.

Remus yang melihat putri nya lemas langsung memegang dahi putri nya.

"Tidak panas, lalu kenapa kau lemas. Apa kau ada masalah?" Tanya remus.

[Name] menganggu, Tiba-tiba saja [Name] memeluk ayahnya dan menangis.

Remus yang panik langsung mengelus rambut putri nya.

"Hei, kau kenapa sayang?" Tanya Remus lembut.

"Buckbeak, hiks Buckbeak di hukum mati. Huaa!!" Tangisan [Name] semakin kencang.

Remus masih mengelus kepala anak nya sambil menenangkan.

"Cup cup cup, jangan menangis. Lagian kita tidak bisa berbuat apa apa" Ucap Remus guna menenangkan putri nya.

"T.. Tapi hiks, aku tidak tega dengan Buckbeak hiks" [Name] melepas pelukannya dan mengusap air matanya kasar.

Remus tersenyum dan mengecup kening anak nya.

"Sudah sudah, jangan menangis lagi nanti kau jelek" Ucap Remus sambil terkekeh.

"Huh, kalau aku jelek berarti dad juga jelek!" Bantah [Name].

Remus tertawa pelan. "Iya iya, dad jelek kau cantik"

[Name] langsung tersenyum. "Nah gitu dong, kalo sampe dad ngatain aku lagi nanti aku laporin momy" Ancam [Name].

Remus terkekeh. "Jangan dong, nanti momy marah sama dad" Pinta Remus.

[Name] lantas tertawa. "Baiklah, aku mau ke perpustakaan!"

Remus mengusap kepala putri nya. "Tumben ingin ke perpustakaan? Ingin belajar ya?" Tanya Remus.

[Name] menyengir. "Aku ingin tidur di sana" Jawab [Name] dengan senyum lebar nya.

Remus menggeleng dan mengusap wajahnya. "Dasar anak malas" Gumam Remus.

"Aku hanya bercanda dad, aku ingin menyalin tugas dari profesor binns" Jawab [Name].

Remus tersenyum tulus. "Ya sudah sana belajar, jangan malas lagi ya?"

[Name] memberi hormat nya. "Siap jendral!"

Remus terkekeh pelan. "Ada ada saja anak itu" Batin Remus.

⋆ ˚。⋆୨୧˚ ˚୨୧⋆。˚ ⋆

[Name] berjalan ke perpustakaan, disana dia duduk di dekat jendela.

"Hai [Name]!" [Name] mendongak dan melihat Harry.

"Hai Harry" Balas [Name].

"Kau sedang menyalin tugas dari Profesor binns ya?" Tanya Harry.

"Iyap! Kau tau darimana?" Ucap [Name] polos.

"Aku kan juga ikut pelajaran profesor binns" Kata Harry sambil mencubit hidung [Name].

Pipi [Name] memerah. "I.. Iya benar, jadi kau? Kau mau menyalin juga?"

Harry mengangguk. "Bisa kau bantu aku?" Pinta Harry dengan wajah melas nya.

"Tentu saja!" Jawab [Name] semangat, Harry terkekeh dan mendekatkan dirinya pada [Name].

Saat [Name] menjelaskan Harry tanpa sadar malah asik memandangi wajah [Name].

Dengan pelan Harry menyusupkan jarinya dan menyingkirkan rambut [Name] yang menutupi wajahnya.

[Name] tersentak. "A.. Ada apa Harry?" Tanya [Name] gugup.

Harry cepat cepat mengubah posisi. "M... Maaf tadi i.. Itu rambut mu" Jawab Harry gagap.

[Name] terkekeh kecil. "Ku kira kenapa, jadi? Mari kita mulai"

Harry mengangguk pelan. Mereka menyalin sesekali tertawa karena candaan dari [Name].

Setelah selesai [Name] dan Harry mengemas barang mereka.

[Name] menenteng tasnya. "Bisakah kita begini lagi nanti?" Tanya Harry.

[Name] tersenyum. "Tentu saja! Kalau kau butuh tinggal temui aku, kalau gitu aku ke kantor profesor binns dulu ya. Bye!" [Name] langsung keluar dari perpustakaan.

Harry tersenyum melihat punggung [Name] yang sudah tak terlihat.

Lalu Harry bergegas pergi ke tempat Hagrid, sesampainya di sama Harry akan curhat perkembangan kedekatan antara Harry dan [Name].

Ya, harry suka sekali curhat pada hagrid. Untung saja mulut hagrid masih bisa di jaga. Ga tau deh kedepannya keceplosan lagi apa engga.

ɪ ʟɪᴋᴇ ʏᴏᴜʀ ᴇʏᴇꜱ ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang