"Cih, kenapa semua nya berdansa? Aku tidak punya pasangan." Keluh Teddy melihat semua laki laki dan perempuan berhadapan dan mulai berdansa bersama.
"Ugh muka nya. Ingin ku cakar." Teddy berbisik kesal, ia benar benar muak dengan wajah sombong [Name] yang sedang berdansa dengan Harry. Wajah gadis itu seolah olah mengatakan. Rasain, lagian sih jadi cowok bisa nya nge gombal doang. Tapi gak pernah serius, jadi gak punya pasangan deh. Masa kalah sama adek nya.
"[Name]? Ada apa? Muka mu terlihat senang." [Name] menolehkan kepala nya dan menatap Harry dengan senyum lebar nya.
"Aku senang akhirnya bisa berdansa dengan mu, Harry."
Harry mengernyitkan dahi nya. "Kan kita pernah berdansa saat yule ball sekolah, lagian kau juga menatap ke arah Teddy."
"Hehe aku hanya meledek nya, dikit doang kok." Harry menggeleng gemas. Mereka berhenti berdansa dan pergi melimpir ke pojok ruangan.
"Jangan terlalu sering meledek Teddy, [Name]. Nanti kau kehilangan bisa uring uringan dirimu." Ucap Harry sembari menuangkan air putih ke gelas gadis nya.
[Name] meneguk air sampai habis dan tertawa keras. "Kehilangan Teddy? Oh ayolah Harry, Teddy bagaikan kucing. Nyawa nya ada banyak, dia sangat kuat. Aku tau, dia tidak akan meninggalkan ku."
Harry mengangguk pelan. "Ya, semoga." Jawab Harry dengan pandangan kosong.
"Ada apa dengan mu? Kau berkata seolah olah Teddy akan mati." Harry menggeleng keras.
"Tidak tidak. Entah kenapa aku punya firasat buruk, dan pikiran ku mengarah ke Teddy. Teddy sudah ku anggap seperti kakak ku sendiri. Dan hatiku sekarang tidak tenang."
[Name] menggenggam tangan Harry dan mengelus nya pelan. "Harry, tidak ada yang abadi di dunia. Lagi pula hilangkan firasat mu dan cerita pada ku. Kau berjanji akan berbagi cerita pada ku, kan?"
Harry tersenyum hangat. [Name] Lupin memang benar-benar berpengaruh dalam hidup nya.
"LARI! PELAHAP MAUT MENYERANG KITA!!"
⋆ ˚。⋆୨୧˚ ˚୨୧⋆。˚ ⋆
"SIALAN! JANGAN PEGANG ADIK KU!" Teddy berteriak marah ketika salah satu pelahap maut menarik lengan [Name] paksa. Lelaki itu langsung merapalkan mantra membuat pelahap maut itu terpental jauh.
Sekarang keadaan sangat kacau. Pelahap maut menyerang pesta pernikahan Fleur dan Bill.
"Terimakasih kakak." Teddy melotot lebar, bahkan wajah nya sudah seperti hantu di film horor yang akan kehilangan matanya.
"Kakak? Kau gila? Apa kau kerasukan? Kau tidak sakit kan? Apa kau baik baik saja [Name]?" Teddy mulai panik, bahkan ia sudah memegang dan mengecek suhu badan [Name], takut takut adik nya demam dan ngelantur.
"Cih. Orang orang akan senang jika di panggil kakak oleh adik nya, tapi kenapa kau tidak? Dasar sinting." Teddy menutup mata nya dan mengucap syukur pada Tuhan. Ternyata adik nya masih normal.
"Tidak apa. Sinting sinting begini aku tetap kakak mu. Ulu ulu lucunya adik ku." [Name] berteriak bak orang kesetanan. Teddy sedang mendekap nya. Lebih tepat nya memaksa kepala [Name] mendekat ke arah ketiak nya. iuh. Dasar Teddy gila.
"BODOH! Lihat! Luna sedang kesulitan! Cepat bantu dia!" Teddy dengan sigap menoleh ke segala arah dan berlari menghampiri Luna.
"Baguslah. Si tikus itu sudah pergi. Huft, sekarang dimana Harry ku yang tampan dan kaya?" [Name] terdorong kebelakang akibat orang orang berdesakan dan lari. Bahkan gadis itu sudah habis habisan mengumpat.
"Oi sialan! Aku ingin menemui Harry!" Teriak [Name] kesal. Bahkan ia sampai menjambak pria yang kelihatan cabul melihat diri nya. Apalagi dengan keadaan berdesakan.
"[Name] awas!" Remus menarik lengan anak nya dan berlari menjauh.
Remus dengan sigap membawa [Name] kebelakang tubuh nya dan menyerang pelahap maut yang ingin melancarkan serangan.
"Terimakasih dad." Lirih nya. Remus tertawa kecil. Ia mengusap sayang kepala anak perempuan nya.
"Lain kali. Kalau kau dalam bahaya jangan cari orang lain, apalagi si Harry Harry itu. Pikirkanlah diri mu." [Name] tersenyum sampai menampilkan gigi nya yang rapih.
"Baiklah.... Tapi bagaimana dengan Hermione dan Ron?" Baru [Name] bertanya sudah banyak pelahap maut yang mengepung.
"MENGHINDAR [NAME]! AKH SIAL KEMANA KAKAK MU ITU!" Remus berteriak frustasi, kemana Teddy? Bahkan istrinya juga tidak ada. Pusing kepala nya.
[Name] menyerang para pelahap maut dengan sekali serangan. Ia benar benar kesal pada para pengikut Voldemort. Gara gara mereka ia jadi kehilangan Harry.
"[NAME]!" Harry berteriak saat akhirnya ia menemukan gadis dengan rambut paling mencolok. Baru saja ia ingin menggapai gadis itu. Tapi Remus berlari dan mencegah tubuh Harry sampai tubuh mereka bertabrakan.
"Pergi Harry! Pergi! Di sini terlalu bahaya!" Remus memandangi Harry, Hermione dan Ron.
"Kalian semua pergi! Cari tempat yang aman! Kami akan mengurus sisa nya."
[Name] tersenyum kecil. Ia memandang Harry yang menatap nya khawatir.
"Pergilah Harry. Bawa Hermione dan Ron ke tempat yang aman. Dan urus hal lain. Biar sekarang kami yang hadapi. Oke? Ah! Jangan lupa, ketika kita bertemu lagi kau harus Selamat! Oke? Kalau tidak ku hilangkan kau dari bumi."
Harry mengangguk. "Baiklah. Aku tidak ingin hilang dari bumi, aku ingin terus bersama mu. Jadi, aku akan pulang dengan selamat!"
"Ah Harry! Satu lagi. Kalau kita bertemu lagi belikan aku penthouse seharga 5m ya?"
Harry sekali lagi mengangguk mantap. "Aku janji!"
***
Akhirnya besok 2022. Gak berasa ya? Udah mau 2022 aja.Kalo boleh tau resolusi kalian di tahun 2022 apa nih?
Kalo aku sih pengen lebih fokus belajar sama hidup tenang hehe.
Dan aku bakal berusaha biar book ini selesai dengan cepat. Karena takut kalian bosen nunggu, dan biar ni cerita yang gak jelas cepet tamat.
Selamat tahun baru semua! ♡
KAMU SEDANG MEMBACA
ɪ ʟɪᴋᴇ ʏᴏᴜʀ ᴇʏᴇꜱ ✔
أدب الهواةTAMAT [Name] kiara lupin. anak kedua dari Nymphadora lupin dan remus lupin. [Name] masih merasa bingung dengan perasaan nya sendiri terhadap Harry, sedangkan Harry masih tak berani mengungkapkan perasaan nya. Lalu bagaimana akhirnya dengan kisah m...