25.

1.5K 289 55
                                    

"Oh jadi kamu yang bawa aku ke sini! Mau apa hah! Kurang ajar! Sini kau!" [Name] menyerang pria di depan nya dengan menjambak rambut pria itu.

"Aduh aduh! Sakit! Lepas dulu dong!"

"Apa apa hah! Bawa bawa orang ke sini. Emang situ mau ngapain hah?!"

Ternyata si pria pirang itu membawanya ke loteng atas. Tempat dimana banyak perabotan sihir yang sudah tak terpakai. Banyak debu, sempit dan pengap.

Draco menghela napas berat."Bisakah kau menolong ku?"

"Hah~ baiklah. Kau mau apa?"

"Aku... Aku hanya, ingin bercerita" [Name] mendekati draco dan memukul kepala si pria pirang itu.

"Dari tadi kek. Kalo gini kan aku gak jadi membunuh mu. Baiklah kau mau cerita apa?"

"Aku sedang banyak pikiran, [Name]. Aku di kekang, aku di paksa. [Name]"

"Yang jelas draco malfoy. Aku gak ngerti. Otak ku gak sampai sana" Draco menghela napas gusar. Tadinya dia tidak ingin mencurahkan kegundahan nya. Tapi dia stress, dada nya sesak ia selalu di hantui rasa takut.

Sedikit sekali orang yang bisa draco percaya. Dan akhirnya ia memilih [Name], satu satu nya keluarga yang bisa ia percaya. Sayang nya kapasitas otak [Name] kecil. Jadi draco harus ekstra sabar.

"Aku bagian dari death eater" [Name] menutup mulut nya. Bagaimana bisa anak pirang ini menjadi death eater? Setahu [Name], draco itu penakut. Tapi sekarang ia masuk ke kelompok yang bisa mati kapan saja.

"Kenapa kau mau masuk! Kau gila!" Bisik [Name] kesal.

"Kan sudah ku bilang aku di paksa! Karena kalau tidak dark lord akan membunuh ayah ku!" [Name] menggeleng kecil dan terkekeh.

"Bukankah kau membenci ayahmu? Dia selalu memaksa mu menjadi yang terbaik dari kecil, dia selalu berlaku keras padamu, dia menuntut mu untuk sempurna seperti dirinya. Apa kau tidak tertekan?" Draco menyenderkan punggung nya di salah satu lemari kosong yang luarnya sangat berdebu.

"Bagaimanapun juga dia adalah ayahku, [Name]. Sebenci apapun aku padanya dia tetap ayahku. Jika tidak ada dia aku juga tidak akan ada di dunia" [Name] tersenyum senang. Ternyata draco sudah dewasa.

[Name] memegang kaki draco, karena sekarang draco meselonjorkan kakinya.

"Ayolah bung.... Jangan murung begitu, aku tidak tahu masalah mu sebesar apa selain yang kau ceritakan. Yang kutahu kau sangat depresi. Tapi.... Jangan patah semangat, draco. Semua masalah ada jalannya, tuhan tidak akan memberi masalah yang tidak ada jalannya. Ku tahu kau pasti bisa!"

Draco mendengar nya tersenyum tipis. Draco bersyukur. Ternyata [Name] tidak hanya menyebalkan, tapi gadis dengan rambut aneh itu bisa membuatnya tenang di saat seperti ini.

Walau kadang draco ingin menjual [Name] ke diagon alley, dia tetap menghargai [Name] yang masih ada darah keluarga dengan nya.

"Wow! Sejak kapan aku pandai bicara? Biasanya jika teman ku menangis kalau ada masalah aku ikut menangis karena tidak tahu harus apa. Seperti karena aku berteman dengan susan aku jadi pandai memberi nasihat" Draco hanya memandangi [Name] yang terus memuji dirinya sendiri. Pria pirang itu tertawa kecil.

Bagaimana bisa remus lupin bisa punya anak seperti [Name]. Itu yang berada di pikiran draco sekarang.

⋆ ˚。⋆୨୧˚ ˚୨୧⋆。˚ ⋆

"Kau baik baik saja?" Justin menatap [Name] takut, gadis ini baru balik asrama dan menemukan ernie yang mematahkan pena bulu kesayangan milik [Name].

Sedangkan ernie bersembunyi di belakang tubuh zacharias smith.

"Tck! Jangan sembunyi di belakang tubuh ku, ernie. Aku akan senang melihat kau babak belur di tangan [Name]" Ernie mencubit lengan smith agar diam.

"Ernie macmillan, aku tidak marah kok. Tapi.... Beri aku galleon untuk beli pena baru"

"Psst! Jangan minta uang ke dia, [Name]. Dia bukan om hotman yang kaya raya" [Name] menghadap ke justin dengan wajah bingung.

"Om hotman? Siapa dia?"

Justin tertawa kecil dan menjawab dengan wajah yang menyebalkan. "Dia orang kaya, [Name]. Dia bisa beli rumah mewah sampai 10!"

[Name] menutup mulut nya kaget. "Dari asrama mana dia? Apa dia lulusan Hogwarts? Dia kerja apa ya? Apa mungkin dia death eater?"

Wajah justin memerah menahan tawa. "Gak dong. Dia kan dari muggle"

Pupus sudah harapan [Name] yang ingin mendatangi orang yang justin maksud. Eh, tapi kan harry juga harta nya melimpah.

[Name] mengangguk membetulkan pikiran nya sekarang.

"Aku bisa mempunyai harta yang banyak jika bekerja. Tapi akan lebih banyak jika kelak aku menjadi mrs potter. Mwehehe"

"Baiklah ernie. Aku tidak akan marah. Tapi! Belikan aku pena baru"

Ernie mengangguk cepat. Dia bersyukur, untung saja [Name] tidak menonjok rahang nya. Akan lebih menyeramkan jika [Name] mengadu pada ayahnya. Bisa bisa lupin datang dan menghabisi ernie.

"Baiklah. Aku akan bersiap siap" Justin dan ernie mengernyit bingung. "Bersiap siap untuk apa?"

"Kalian lupa? Malam ini Profesor Slughorn membuat pesta kecil. Dan harry mengajak ku sebagai partner nya"

"Aw! [Name] kecil kita sudah tumbuh dewasa!" [Name] mendengus sebal. Ernie dan justin akan menggoda nya habis habisan.

"Dia sudah di ajak kencan oleh pria!  Aw aw prikitiw!"

"Daripada ku bakar mereka lebih baik ku pergi"

[Name] berjalan menuju kamar nya. Meninggalkan dua manusia yang masih tertawa melihat wajah masam [Name].

"Aw harry potter. Ku yakin sekarang ia sedang kasmaran" Ernie tertawa dan mengangguk. Ucapan justin seperti nya ada benarnya.

Dan di lain tempat......

"Harry! Bloody hell. Aku pusing melihat mu mondar mandir tidak jelas"

Harry duduk di kursi dan memegang bahu ron dengan wajah gelisah.

"Tenang kau bilang?! Aku baru saja bilang bahwa aku menyukai [Name]! Bagaimana bisa aku sebodoh ini!"

Ron tidak mau melirik harry, sedari tadi matanya terus bergerak melihat ke sepenjuru asrama. Sedangkan hermione yang sedang membaca buku hanya berdecak kesal.

"Memangnya sejak kapan kau tidak bodoh? Kau selalu gegabah dan suka keceplosan, harry" Sahut hermione. Harry terduduk dan memegang kepalanya.

"Setidaknya kelak ia akan jadi milik ku, kan? Agar aku tidak malu lagi.... Tapi bagaimana jika [Name] menikah dengan orang lain! Aku akan menanggung malu sampai mati! Lebih baik nyawaku di ambil Voldemort!"

Ron melempar bantal ke arah kepala harry.

"Bloody hell harry, jangan menyebut namanya!"

"Aku tidak peduli!"

ɪ ʟɪᴋᴇ ʏᴏᴜʀ ᴇʏᴇꜱ ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang