38 [END].

2.2K 205 30
                                    

"Diam kau. Berisik banget sih dari tadi."

Si pengendap itu memutar mata nya. Ia masih mencari cari barang nya yang hilang di kamar seseorang.

"Pergi kau dari kamarku! Atau ku bangunkan Mama dan Papa!" Teriak anak laki-laki yang lebih tua dari si pengendap.

"Kau jahat, James. Aku tidak suka padamu." James, anak laki-laki yang berusia 12 tahun itu berdiri dan menghampiri adiknya.

"Memangnya kapan kau menyukaiku, Albus?"

Albus terduduk di lantai dengan wajah pasrah nya. "Ini bencana..... Barang kesayangan ku hilang."

James mengernyit heran, sebenarnya apa sih yang sedari tadi di cari cari oleh adiknya?

"Memang kau cari apa sih? Kayaknya penting banget." Albus mendongak dan menatap kakak nya.

"Kotak musik buatan Grandpa." James terdiam. Ia mengelus pundak adiknya prihatin. Kotak musik tua yang di buat oleh Remus adalah barang kesukaan nya. Kotak musik tua yang ibu mereka temukan di gudang rumah tua, tempat tinggal ibu mereka semasa kecil.

"Sudahlah. Ini sudah malam, akan ku bantu kau besok."

Albus mengangguk pasrah. Ia berjalan dengan lemas. James menggelengkan kepala nya dan kembali ke kasur dengan sprei robot biru, ciri khas nya sekali.

⋆ ˚。⋆୨୧˚ ˚୨୧⋆。˚ ⋆

"Pagi anak anak! Bagaimana semalam. Apa kalian tidur dengan nyenyak?" Pagi hari mereka di sambut oleh Harry Potter. Si pahlawan sihir yang sekarang hanya mengenakan kaos lengan panjang berwarna abu abu merah dan celana panjang hitam. Ah, tak lupa kacamata dan juga secangkir kopi. Bapak bapak banget euy.

"Pagi, Papa. Tidur ku sangat nyenyak. Tidak seperti manusia di samping ku." James menyindir Albus yang berdiri dengan mata tertutup.

Harry tertawa kecil. Ah indahnya hidup nya bersama [Name]. Dari mulai mereka menikah sampai sekarang memiliki 3 orang anak, tidak pernah sehari pun ia lupa untuk mengucap syukur.

Walau ada yang membuat Harry bingung. Kepribadian James dan Lily sangat bercampur dari kepribadian nya dan [Name]. Tapi Albus? Dia seperti manusia yang di berkahi jantung namun tak memiliki ekspresi.

Bahkan saat lahir saja Albus hanya menangis 10 detik saja. Dan masa masa kecil nya, ia juga jarang menangis dan tertawa. Ia hanya akan tersenyum jika berada di dekat [Name]. Dasar pilih kasih.

Hari ini adalah hari ulang tahun Lily. Yang mana kedua orang tuanya mengundang banyak orang. Hal itu membuat Albus malas. Ia adalah tipe orang yang tidak suka keramaian.

Albus menghampiri sosok yang telah melahirkan nya, ia menarik narik pelan celemek pink milik [Name].

[Name] yang sedang memanggang roti langsung menengok kebelakang ketika merasakan ada seseorang yang menarik narik celemek nya.

"Ada apa, sayang?"

"Mamah. Bisakah yang datang hari ini hanya uncle Justin? Yang lain tidak usah datang." [Name] tertawa kencang.

"Mana bisa begitu, sayang.... Tenang saja, bestie mu. Si pirang anak Malfoy itu juga akan datang kemari. Pasti kau akan senang." Albus langsung berbalik dengan wajah pucat dan shock.

"Tidak. Ini bukan kesenangan, tapi bencana." Gumam nya.

⋆ ˚。⋆୨୧˚ ˚୨୧⋆。˚ ⋆

"ANAK ANAK! UNCLE JUSTIN DATANG!!!" Albus yang sedang tergeletak pasrah di lantai langsung duduk tegak.

"Hey boy! Apa kabar!" Albus menggeleng lemah. Justin terkekeh dan menepuk pundak anak sahabat nya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 12, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ɪ ʟɪᴋᴇ ʏᴏᴜʀ ᴇʏᴇꜱ ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang