5.

2.8K 466 140
                                    

"Apa kau akan ikut menonton Quidditch?" Tanya teddy pada adiknya.

[Name] menggeleng. "Nope, aku akan di rumah saja. Firasat ku tidak enak" Tolak [Name].

Teddy mengangguk. "Ya sudah, aku dan dad berangkat dulu" Ucap teddy.

Tonks langsung menghampiri remus dan teddy. "Kalian hati hati, ya" Tonks mengecup dahi teddy dan bibir remus singkat.

"Teddy! Kau jangan nakal, kalau sampai kau berbuat macam macam. Akan ku kurangi jatah makan mu" Ancam Tonks.

Teddy mengangguk patuh. "Siap boss!"

Teddy dan remus akhirnya menggunakan bubuk flo untuk ke pertandingan Quidditch.

"Mum, firasat ku kok buruk ya?" Ucap [Name] sambil memegang baju ibunya.

Tonks mengangguk dan mengusap kepala anaknya. "Mum juga ber firasat buruk, seperti akan ada penyerangan" Jawab Tonks.

[Name] langsung memeluk lengan ibunya. "Ya sudah, lebih baik kau naik ke kamar mu. Mum mau membersihkan rumah dulu" Suruh Tonks.

"Baiklah" Jawab [Name].

⋆ ˚。⋆୨୧˚ ˚୨୧⋆。˚ ⋆

"Kan sudah ku bilang, firasat ku dan mum benar" Ucap [Name] sambil mengusap ngusap punggung kakak nya.

"A-aku tidak menyangka ini akan terjadi" Lirih teddy.

[Name] yang merasa kasihan pada kakak nya langsung memeluk nya.

"Tenang lah teddy, sekarang kau sudah aman" Bisik [Name].

"Tapi, buat apa para Pelahap maut menyerang. Di kawasan Muggle pula" Gumam Tonks.

"Sudah sudah, tak usah di pikirkan. Lebih baik kalian tidur, besok kalian sudah harus berangkat lagi" Ucap remus.

[Name] dan teddy mengangguk. "Good night mum, dad" Ucap [Name] dan teddy bersamaan.

Teddy dan [Name] masuk ke kamar masing-masing, teddy langsung terlelap. Tidak dengan [Name], gadis itu masih khawatir memikirkan bagaimana rencana para Pelahap maut kedepannya.

"Aish, ada ada aja. Bisa gak si hidup tuh tenang satu bulan aja, ini udah ada masalah lagi" Gerutu [Name] sambil memandangi langit kamar nya.

⋆ ˚。⋆୨୧˚ ˚୨୧⋆。˚ ⋆

"Kalian hati hati di sana, kalau sudah sampai kirim surat pada mum. Oke?" Ucap tonks pada kedua anak nya.

"Yes mum" Jawab teddy dan [Name] bersama.

Tonks dan remus mencium kening teddy dan [Name].

Teddy dan [Name] pun langsung berlari masuk ke kereta. Teddy duduk bersama anak anak seangkatan nya. Sedangkan [Name] masih mencari teman temannya.

"Ernie! Justin!" Panggil [Name].

"Hai [Name], Waw! Kau tampak berbeda, lebih cantik" Sapa justin.

"Hahaha, thank you" Balas [Name].

[Name] akhirnya duduk satu kompartemen dengan justin dan ernie.

"Bisakah kalian menceritakan tentang tragedi Quidditch itu?" Pinta [Name].

"Intinya saat kita selesai menonton Quidditch para Pelahap maut datang dan menyerang, dengan cara membakar tenda tenda. Lalu muncul tanda kegelapan di langit" Jelas ernie.

ɪ ʟɪᴋᴇ ʏᴏᴜʀ ᴇʏᴇꜱ ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang