30.

1.2K 226 60
                                    

"Harry! Akhirnya." [Name] memeluk Harry, akhirnya. Sekian menunggu 1 abad, gak. Akhirnya ia bisa bertemu dengan anak berkaca mata nan ceroboh itu.

Harry dengan senang hati membalas pelukan [Name]. Bahkan ia menghirup aroma coklat dari gadis setengah waras ini, untung dia sayang pada gadis itu. Coba kalau tidak. Sudah dia lelang.

Mereka semua berkumpul di satu ruangan, bahkan sudah ada fleur dan bill yang sebentar lagi akan menikah. Huh enaknya. Kamu kapan? Masa kalah sama yang gak nyata.

"Adik kecil. Kau tampak makin cantik sekarang. Haha santai Harry, aku bercanda." George yang awalnya menggoda [Name] langsung mundur panik mendapat tatapan mematikan dari Harry.

Harry memeluk pinggang [Name] sembari mendengarkan moody berbicara.

"7 Potter? Satu Potter saja aku sudah repot. Apalagi tujuh." Harry mendengus sedih. Memang nya dia merepot kan ya?

"Oh maaf Harry. Kau tidak merepotkan, ya. Jika kau tidak keras kepala."

Harry menyengir lebar, ada benar nya. Kalau saja dia tidak keras kepala. Tapi ya mau bagaimana lagi, itu sudah watak nya.

"Ms granger. Sesuai kesepakatan kita." [Name] menoleh kearah Hermione yang mengangguk. Gadis itu berjalan kearah Harry dan mencabut sehelai rambut Harry. Harry terpekik kecil dan mengusap kepala nya yang sakit.

"Apakah sakit, Harry? Kasihan." Harry yang berharap akan di usap langsung memasang wajah datar ketika [Name] malah mengejek nya. Ah... Sepertinya ia tidak boleh terlalu banyak berharap.

"Nah, dengan ini kita akan punya 7 potter."

Moddy berjalan kearah si kembar weasley, dia memberi pada. Entah itu George atau Fred, karena author lupa.

"Rasanya seperti kencing troll." [Name] yang mendengar itu langsung menutup mulut nya. Dia mual.

Giliran [Name] sekarang, ia memandang pria dengan mata aneh itu. Dengan ragu ia mengambil botol dari tangan moody. "Anda yakin? Akh aku mencium nya saja mau muntah."

"Oh ayolah. Kalau tidak begini rencana kita akan gagal." [Name] memutar bola matanya malas.

"Baiklah baiklah, aku akan melakukan ini untuk semua nya."

Setelah semua nya meminum ramuan itu, mereka perlahan lahan berubah. Ya 11 12 dengan Harry.

"Harry jangan lihat aku. Dada ku menghilang, aku malu." Wajah Harry bersemu. Ia langsung berbalik ketika [Name] membuka baju. Padahal yang ia lihat adalah badan nya sendiri. Tapi... Ah sudahlah.

"Nah selesai. Bagaimana Harry? Kau seperti bicara pada dirimu sendiri ya? Haha aku akan jauh jauh, takut kau jijik." Harry hampir tertawa melihat [Name] yang sekarang sudah seperti dirinya. Dari mulai wajah, suara, tinggi dan lain nya.

Harry Potter telah di upgrade. Bedanya Harry yang ini lebih tengil dan jail. "Tidak apa apa [Name], jangan jauh jauh. Aku malah senang."

"Haha! Baiklah." [Name] berdiri di samping Harry. Jika muggle melihat mereka. Mungkin mereka pikir Harry dan [Name] adalah kembar.

Moody mulai membagi siapa saja yang akan berdua. Dari mulai bill dan fleur, Harry dan Hagrid dan masih banyak lagi.

[Name] akan pergi bersama kakak tercinta nya. Saat ia keluar rumah teddy langsung tertawa, ya. Dia tidak minum ramuan itu. Teddy tetap menjadi teddy.

"Ck berisik. Cepat gendong aku." Teddy menatap adik nya dengan tatapan mengejek, walaupun sekarang [Name] adalah kloningan Harry tetap saja jiwa [Name] masih berkobar.

"Cih. Naik sana sendiri."

"Teddy bodoh! Aku tidak bisa menaiki Thestral!" Teddy tertawa sampai memegang perutnya. Mungkin jika [Name] yang berteriak akan terlihat imut, tapi sekarang [Name] yang sedang menyerupai Harry. Ahaha. Bayangkan saja.

"Baiklah. Sini ku angkat kaki mu." Teddy membuka telapak tangan nya, agar kaki adiknya bisa menapak di sana.

"Teddy! Thestral nya yang mana!"

"Hoi! Jangan injak wajah ku!"

⋆ ˚。⋆୨୧˚ ˚୨୧⋆。˚ ⋆

"Sial! Dasar bikin susah saja."

"Expelliarmus! HAHA RASAKAN ITU TUA BANGKA! UDAH TUA NAMBAH DOSA AJA!" Teddy berteriak senang ketika berhasil melempar tongkat salah satu pengikut Voldemort yang memang sudah agak tua.

"Mampus. Belagu sih mau ngelawan duo Lupin. Gak tau aja die anak anak remus lupin semuanya sangar." Gumam [Name] yang pastinya tidak di dengar oleh Teddy.

"Teddy awas!" Teddy langsung menghindar ketika salah satu Pelahap maut melempar kutukan berbahaya kearah nya. Untung saja ada adiknya.

"STUPEFY! haha pergi kau sialan." [Name] melemparkan mantra pada pengikut Voldemort agar mereka terlempar, jadi teddy dan dia bisa berkendara dengan aman.

Langit makin gelap, awan semakin tebal. Dan angin semakin menusuk kulit. [Name] mengumpat pelan. Ia tidak ingin ada yang mendengar dirinya mengumpat. Secara ya, dia sedang berubah menjadi Harry. Jadi... Agar image Harry tetap baik di mata Pelahap Maut ia tetap menekankan suara nya.

"Sebentar lagi kita akan mendarat. Pegangan adik kecil!" Teddy berteriak sekaligus menggoda [Name] dengan sebutan adik kecil, dia merasa lucu saja jika memanggil [Name] yang masih dengan fisik Harry dengan panggilan adik kecil.

"Shit teddy. Jangan buat aku kesal." Teddy tertawa keras. Bahkan ia hampir terjatuh, tck. Padahal [Name] ingin sekali kakak nya yang penuh pahala ini terjatuh dari ketinggian 12 kaki.

"KITA SAMPAI!"

[Name] segera turun, saat sampai tubuh nya kembali normal. Bisa ia lihat Harry berlari dan memeluk nya erat. Bahkan badan [Name] hampir jatuh ke tanah, untung teddy menahan nya.

"Ku pikir kau terluka." Bisik Harry. [Name] tertawa. Luka? Yang benar saja. [Name] itu anak yang SETRONG. Bahkan ia hampir di makan oleh ayahnya sendiri saat umur 8 tahun. Saat lupin berubah menjadi werewolf. Dengan bodoh nya [Name] berlari menghampiri ayahnya.

Untung Tonks langsung berlari secepat kilat dan menangkap [Name] lalu berlari masuk ke rumah.

"Syukurlah. Benar, kau memang kuat! Tapi aku akan tetap melindungi mu. Aku janji!" Harry menunggu reaksi [Name]. Gadis itu terharu. [Name] mengangguk dan mengacak surai hitam milik Harry.

Harry terkekeh merasakan tangan hangat milik gadis lupin ini. "Baiklah mr potter ms lupin. Cepat masuk. Kalian akan membeku jika terus berada di luar." Teddy membuka suara, jengah dengan tingkah laku kedua manusia ini. Bilang aja iri.

"Dasar PHO." Sindir Harry. Teddy melotot kaget. Untungnya [Name] menarik lengan Harry dan bergegas pergi dari sana.

"Tck. Tidak akan ku restui kau."

***

Hai Hai! Maaf banget baru up. Aku sampai lupa kalau aku punya wattpad.

Maaf banget kalau belakangan ini jarang up, karena emang banyak hal yang harus aku kerjakan. Tapi sekarang aku lagi berusaha buat rajin up agar book ini juga cepet tamat.

Ada sedikit kendala ketika aku ngetik. Bisa karena kuota dan IDE.

Jujur aku gak ngerti mau nulis apalagi. Tadinya sih aku mau bikin si [Name] mati, ups. Tapi kayanya pembaca ku banyak yang suka sama si cewek ini.

Tapi kalo kalian gak suka gak apa apa sih, tinggal tunggu kedepan nya ヾ(^-^)ノ

Tapi aku gak bakal bikin [Name] mati kok ><

Tinggal tunggu chapter selanjutnya (☞ ͡ ͡° ͜ ʖ ͡ ͡°)☞

Dadah. Muach!

ɪ ʟɪᴋᴇ ʏᴏᴜʀ ᴇʏᴇꜱ ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang