"Hiks. Jadi begitu. HUA!AKU MINTA MAAF JUGA, ERNIE!" Justin menangis dan memeluk Ernie yang juga sedang mellow. [Name] terkekeh pelan, Hannah dan Susan sedang berpelukan sambil menangis.
Jadi begini ceritanya.
Flashback on!
"SIALAN! KAU INI KENAPA SIH!" Justin menarik kerah baju Ernie, Ernie bergetar menahan amarah. Namun ia juga sedih. Mood nya sedang buruk. Hatinya merasa di khianati dan juga rasa bersalah yang sangat besar.
"Maaf. Pikiran ku di kendalikan oleh Lucius Malfoy." Ernie berkata lirih. Mata Justin terpaku. Ia menatap Ernie tidak percaya. Namun cengkraman nya pada kerah baju Ernie mulai mengendur.
"Jelaskan yang benar bangs*at."
Ernie menutup matanya lelah.
"Kau tau. Si Malfoy tua itu memperdaya ku, ia menjadikan ku boneka. Ia fikir aku orang yang paling dekat dengan [Name] Lupin-
Justin, Hannah, Susan dan [Name] mematung. Untuk apa si Malfoy tua itu mengincar [Name]?
"Dia bilang tujuan nya. Ia ingin mendapat segala Informasi tentang Harry lewat [Name], namun rasa benci dalam dirinya juga mengalir ke tubuh ku. Aku jadi merasa benci pada [Name] dan yang lain tanpa ku sadari. Aku menyesal, aku sempat memberontak. Namun ia mengancam, ia hanya bilang ingin mendapatkan informasi tentang Harry lewat [Name]-
-nyatanya ia malah membuatku jatuh, aku kehilangan kepercayaan sahabat ku. Aku mengkhianati sahabat ku."
Justin melepas Ernie, membuat lelaki itu jatuh ke lantai. Ernie menunduk. Air mata mengalir di wajah tampan nya.
"Kenapa..... Kenapa kau bisa di bodohi?" Tanya Justin geram.
"Dia bilang. Dia akan menyekap kalian dan menyiksa kalian. Aku.... Aku, aku tidak mau kalian tersiksa."
[Name] menerjang tubuh Ernie. Gadis itu memeluk Ernie dan menangis kencang. Ernie tersenyum kecil, ia mengelus lembut punggung [Name] yang bergetar.
"Maaf. Maafkan aku Ernie, gara gara ku. Kau tersiksa seperti ini, teman macam apa aku?" Ernie terkekeh pelan.
"Tidak. Aku senang bisa menjadi teman mu, dan kalian. Aku tidak tersiksa. Teman akan selalu melakukan apa pun untuk teman nya kan? Jadi, akan kulakukan apa pun untuk kalian. Asalkan kalian aman dan tetap bernapas." Ernie menyalakan seraya tersenyum. Membuat hati Justin yang selembek bubur itu hancur.
"SIALAN! GARA GARA KAU AKU TERLIHAT SEPERTI ANTAGONIS! MATI KAU TERKUTUK!" Justin jatuh terduduk dan menangis keras, seperti bocah yang tidak di izinkan main saat siang hari. Ernie memutar bola matanya malas. Kelakuan Justin membuat suasana sedih tadi jadi hilang.
Flashback of!
"Sudahlah. Kalian menjijikan. Aku muak. Lagipula, aku sudah bebas dari nya. Jangan khawatir. Aku orang baik, jadi aku memafkan kalian."
"Hua! Kau baik sekali. Beruntung nya aku punya teman seperti mu." Ucap [Name] dengan senyum jahil nya. Ernie menyombongkan dirinya.
"Jelas! Hanya ada satu spesies seperti aku di dunia ini!" Justin sweet drop. Ia berjalan keluar. Sepertinya mau muntah.
"Orang ini sinting." Ernie berteriak marah saat mendengar ucapan Justin yang menusuk hati mungil nya.
⋆ ˚。⋆୨୧˚ ˚୨୧⋆。˚ ⋆
"Yang benar saja! Untuk apa kita ke aula huh!" Justin sedari tadi terus mendumal kesal. Ia berjalan dari arah kamar nya dengan malas.[Name] tertawa kecil. Ia keluar lebih dulu. Malas menunggu, dia sudah penasaran. Sebenarnya ada apa?
"Eh eh?!" Jubah [Name] di tarik kebelakang, ia berjalan tidak aturan. Sampai hampir terjatuh.
Dia dan si penarik berdiri di dekat lukisan besar, dan sangat sepi. Orang itu menarik pundak [Name]. Membuat badan [Name] menghadapi nya.
"HARRY! INI KAU!" Harry tersenyum lebar. Akhirnya.... Ia bisa kembali melihat gadis yang ia cintai, walau gadis itu sedikit oon. Tapi tidak apa. Ia tetap cinta. Cinta itu buta, kan?
[Name] memegang pipi Harry, bibir sampai hidung. Alis pun ia pegang.
"Oh syukurlah.... Apa selama di sana kau baik baik saja, Harry?" Harry memegang tangan [Name] dan mengangguk.
"Dimana Hermione dan Ron?"
"Sudah di tangga. Ayo kita ke sana."
⋆ ˚。⋆୨୧˚ ˚୨୧⋆。˚ ⋆
"Sesak. Ramai sekali di sini." Bisik [Name]. Harry tetap fokus ke depan, namun ia tetap memasang kuping nya. Ia bisa mendengar [Name], karena itu Harry langsung menggenggam tangan [Name]. Siapa tau saja [Name] jadi lebih tenang.
"Banyak sekali Pelahap maut di Hogwarts, apa yang sudah aku lewatkan? [Name] baik baik saja kan? Sial! Aku lupa bertanya." Harry terus merutuki dirinya dalam hati.
"Wajah mu tegang sekali, Harry." Ucap [Name] geli. Harry tertawa canggung. Memang sih, jantung nya sedang dag dig dug serrr.
"Aku hanya... Entahlah, aku sedikit takut." Jawab Harry. [Name] mengangguk kecil.
"Tenang saja. Ada aku di sini." Balas gadis berambut ungu itu. Harry tersenyum hangat.
Beruntung nya kau Harry. Bisa dapat gadis seperti [Name]. Populasi manusia seperti [Name] hanya ada 15% di bumi.
***
Maaf semua. Aku kesibukan nguli tugas jadi lupa aku masih punya book ini (T_T)
Oh iya. Sebentar lagi kan book ini selesai, tandanya aku juga bakal lanjutin book sebelah.
Well.....
Kalian tau kan kalau setiap book ku memerlukan tumbal?
Jadi.... Book ini juga bakal ada tumbal nya. Kira kira kalian mau siapa buat jadi tumbal?
Pilih ya!
Ernie?
Justin?
Tonks & Remus?
Teddy?
Atau
[Name]?

KAMU SEDANG MEMBACA
ɪ ʟɪᴋᴇ ʏᴏᴜʀ ᴇʏᴇꜱ ✔
FanficTAMAT [Name] kiara lupin. anak kedua dari Nymphadora lupin dan remus lupin. [Name] masih merasa bingung dengan perasaan nya sendiri terhadap Harry, sedangkan Harry masih tak berani mengungkapkan perasaan nya. Lalu bagaimana akhirnya dengan kisah m...