19.

1.8K 364 14
                                    

"Bagaimana perasaan mu?" Tanya teddy.

"Sungguh baik" Jawab adiknya singkat.

"Apa yang kau pikirkan jika potter terus terusan meminta ku agar bisa bertemu dengan mu?"

[Name] menatap kakak nya dengan penuh tanda tanya. "Maksudmu?"

"Kau mengerti maksud ku" Balas teddy sembari mengambil buku pelajaran nya.

"Dan..... Untuk apa aku memikirkan itu? Jika ia ingin datang, datanglah padaku. Tidak usah di persulit" Jawab [Name] santai.

"Dan bagaimana reaksi mu saat chang ingin bertemu denganmu?"

"Kalau itu, sudah pasti aku tidak peduli"

"Kenapa demikian? Kau tau, dia susah seperti orang stress"

"Siapa? Cho chang atau laki laki berluka petir itu?" Tanya [Name] penasaran.

"Chang tentu saja"

[Name] mengangkat alis nya dan berdehem. "Ya, kalau kita bertemu. Aku juga tidak akan kabur, mungkin waktu nya saja yang tidak tepat. Sudah jangan di bahas, omong omong kemana justin?"

Teddy mengernyit heran. "Justin? Kenapa belakangan ini kau selalu menanyai justin?"

"Kenapa?"

"Biasanya kau tidak sedekat itu"

"Kita memang dekat, tapi kau yang tida pernah memerhatikan nya"

"Dengarkan aku, [Name]. Aku tau kau kesal pada potter, tapi jangan melampiaskan nya pada justin. Ingat, aku tau hatimu hanya untuk potter. Walaupun berubah, pasti akan sulit kan? Kurasa kau harus mulai berbicara lagi dengan nya" Ucap teddy membuat [Name] bingung.

"Apa sih maksudmu"

"Kurasa luka di kepala mu berdampak juga pada otak mu, sana pergi. Temui saja si potter itu, ku lihat tadi justin sedang bersama ernie"

[Name] membuang nafas nya kasar. "Baiklah, aku pergi dulu"

[Name] berjalan keluar dari asrama, entahlah sekarang ia mau apa. Lagi pula ia tidak akan di culik, toh kalau dia di culik ayahnya kan manusia serigala. Jadi penculik nya akan takut, ya kalau yang menculik juga seorang werewolf. [Name] tinggal pura pura mati, gampang kan?

⋆ ˚。⋆୨୧˚ ˚୨୧⋆。˚ ⋆

"Kau masih belum baikan dengan nya? Harry terus membicarakan mu. Ia tampak gelisah"

"Bukannya belum baikan. Mione, hanya waktu saja yang tidak tepat. Jika ia menghampiri ku, pasti aku akan sibuk. Misal.... Aku harus ke kelas ramuan, atau memberi surat pada ayahku. Jadi tunggu waktu yang tepat juga nanti dia akan bisa berbicara denganku lagi"

"Terserah kau saja, oh iya. Bagaimana dengan chang?" Tanya hermione pada sahabat nya itu.

"Kau menghawatirkan kan?"

"No, I mean. don't you forgive her? She's looked depressed"

"I don't care"

"ok, now you look like. you very hate her" Ucap hermione sedikit bercanda.

"Kau tau? Sebenarnya aku tidak membencinya. Hanya saja, aku kesal dengan nya. Gara gara dia aku susah tidur. Kepala ku sakit kau tau!"

Hermione tertawa kecil dan menepuk punggung [Name].

"Jangan marah marah, kita sedang di perpustakaan. Nanti kau di usir"

"Ugh! Buat kesal saja. Sebenarnya tadi aku sudah melupakan nya, tapi gara gara kau! Aku jadi mengingat nya lagi. Sungguh, aku hanya kesal. Kenapa harus kepala ku yang jadi korban?!"

"Sudah sudah, tenang"

[Name] menarik nafas dalam dalam dan membuang nya, bahaya kalo di tahan lama lama.

"Lalu apa yang terjadi?"

"Maksudmu?"

"Bagaimana dengan harry dan chang?"

"Ah, saat tau seperti itu. Harry sangat marah pada chang, dan chang hanya bisa minta maaf. Itu saja yang aku tau"

"Begitu....baiklah"

⋆ ˚。⋆୨୧˚ ˚୨୧⋆。˚ ⋆

Setelah asik mengerjakan tugas dan bergosip bersama hermione, [Name] berniat pergi ke ruangan umbridge untuk mengumpulkan tugas.

"Jujur, aku merasa muak jika harus ke kantor nya yang penuh dengan warna pink" Lirih [Name] pasrah.

"[Name]! Tunggu!" [Name] berbalik dan mengangkat satu alisnya.

"Ada apa?"

"A-aku, aku tidak tau harus bicara apa. T-tapi aku minta maaf, gara gara aku kepala mu jadi luka"

"Itu bukan salah mu, dan maaf jika kemarin kemarin aku tampak marah padamu. Aku hanya tidak mood saja" Harry tersenyum lega mendengar jawaban dari [Name].

"Sekali lagi aku minta maaf"

"Sudahlah, jangan di pikirkan" [Name] menepuk pundak harry agar tenang.

"Kalau begitu aku pergi dulu ya. Aku mau ke kantor umbridge" Harry tersenyum dan mengangguk.

"Bye.... Harry"

[Name] melambaikan tangan nya dan lanjut berjalan. "Huft, kemana chang? Harusnya dia yang minta maaf. Ah sudahlah aku jadi pusing"

Tok Tok Tok

"Masuk!" Sahut seseorang dari dalam ruangan.

"Permisi profesor, aku ingin mengumpulkan tugas" Umbridge memutar kursi dan tersenyum. Ah biasalah senyum palsu.

"Siang ms lupin, untung saja kau tidak telat. Ah iya, bagaimana dengan kepala mu? Apa sudah membaik?" Ugh! Ingin sekali [Name] menjahit mulut si tua pink itu.

"Tentu saja kepala ku sudah membaik, lagi pula aku ini kuat"

"Haha, kau memang kuat. Sepertinya ayahmu, ayahmu seorang manusia serigala kan? Pasti ia kuat" kan? Lihat kan. Ia sekarang malah mengejek.

"Kau benar profesor"

"Aku bingung, kenapa ibumu mau bersama ayahmu. Padahal lupin itu seorang werewoof, di tambah lagi ia miskin. Betul?"

[Name] mengepalkan tangannya, menahan agar tidak menonjok manusia di depannya.

"Betul, setidaknya ayahku tampan dan punya adab"

"Jadi maksudmu aku tidak punya adab?" tanya umbridge dengan wajah jengkel nya.

"Aku tidak bilang begitu" balas [Name] sambil tersenyum.

"Omong omong, aku kesini hanya ingin menyerahkan tugas. Kalau begitu aku pamit dulu. Selamat siang profesor"

ɪ ʟɪᴋᴇ ʏᴏᴜʀ ᴇʏᴇꜱ ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang