6.kantin

182 30 0
                                    

Rania berlari menuju kelasnya ketika ia telah mendapatkan buku yang disuruh oleh bu sovi. Ia sangat senang karena lagi-lagi Kafka menolongnya

Ia masuk kedalam kelasnya lalu menyerahkan buku yang ia ambil tadi. Ia berjalan kearah tempat duduknya dengan senyuman di bibirnya

"Lo knapa? Kayak lagi bahagia gitu muka lo" tanya Dhea penasaran pada Rania

"Gue tadi ketemu sama Kafka di perpustakaan" jawab Rania dengan senyum yang masih terselip di bibirnya

"Yaelah ketemu Kafka doang kek habis dapat undian lo" ujar Dhea kesal

Rania tak menghiraukam Dhea yang kesal padanya. Ia terus tersenyum sembari memikirkan Kafka.

Pelajaran pertama berlangsung dengan baik. Semua murid tampak begitu bersemangat mengikuti pelajaran. Namun ada juga beberapa yang tidak bersemangat.

-----------

Bel istirahat berbunyi,semua murid segera berlari ke kantin. Namun ada juga yang membawa bekal dan memakannya dindalam kelas

"Ran kantin kuy" ajak Dhea

"Kuylah manatau kan ketemu Kafka lagi" ujar Rania seraya berhalusinasi

Dhea dan Stevany memutarkan bola matanya dengan malas. "Kafka mulu otak lo" ujar Stevany kesal

"Yeeee sirik aja lo berdua" ujar Rania pada kedua sahabatbya

"Siapa yang sirik anjir" Balas Stevany kesal

"Mau ribut atau mau ke kantin nih" tanya Dhea kesal

"Kantin lah ayok" ujar Rania dengan penuh semangat

Mereka bertiga berjalan menuju kantin sesampainya di kantin mereka langsung duduk di bangku meja yang ada di kantin.

"Eh siapa nih yang mau pesenin?" Tanya Stevany

"Gue aja gue" ujar Rania menawarkan diri

"Yaudah sono" ujar Dhea

"Pesen apa nih?" tanya Rania

"Mie Ayam aja, sama teh manis dingin" ujar Dhea

"Behhh mantab tuh. Samaain aja udah Ran" ujar Stevany

"Oh ogeh" ujar Rania mengacungkan jempolnya

Ketika Rania sedang memesan makanan Kafka berdiri tepat di samping Rania. Rania mendadak menjadi kaku lagi. Ia memberanikan diri untuk mengobrol pada kafka

"Eh Kafka, mau mesen makanan juga ya?" tanya Rania menyapa

Kafka yang ditanya oleh Rania kini menoleh ke arah Rania
"Lo ngomong sama gue?" tanya kafka dingin

"Yaiyalah masa gue ngomong sama tembok" balaa Rania kesal

"Kalau udah di kantin yah mesen makanan lah, masa mesen dedak ayam" ucap Kafka pada Rania

Rania terdiam mendengar ucapan dari kafka. "Cuek amat sih" gumamnya pelan

"Dek ini pesenannya" ucap penjual tersebut

"Oh ini bang uangnya. Makasih ya" ujar Rania lalu pergi ke arah tempat duduk Rania dan sahabatnya

"Eh tadi gue samping-sampingan sama Kafka. Dia mesan makanan juga" ujar Rania sama kedua sahabatnya

"Pantes aja lo mau disuruh mesan makanan" ujar Dhea seraya memakan makanannya

"Gajuga sih" ujar Rania

Brraaakkkk!!

Tiba tiba Evelyn datang dan mengebrak meja yang kini menjadi tempat Rania dengan sahabatnya makan

Rania dan kedua sahabatnya kaget dibuat oleh tingkah laku Evelyn. Evelyn adalah kakak kelasnya Rania. Evelyn duduk di kelas XII. Cantik tapi memiliki sifat egois dan mau menang sendiri.

"Lo bertiga cabut dari sini. Gue sama temen-temen gue mau makan disini" ujar Evelyn mengusir Rania dan kedua sahabatnya

"Enak aja, disini tuh masih banyak tempat kosong" jawab Dhea dengan kesal

"Kalau gue mau duduk disini lo mau apa" tantang Evelyn pada Dhea

Dhea mengepalkan kedua tanganya. Stevany berdiri dari tempat duduknya. "Lo itu kakak kelas tapi tingkah laku lo sederajat sama adik kelas" ujar Stevany berhasil membuat Evelyn marah

"Yok guys cabut aja udah gak srek lagi gue disini" ujar Stevany mengajak kedua sahabatnya

"Ayok Rania" ujar Dhea menarik tangan Rania

"Lo makan tuh mie ayam nya itung-itung gue sedekah sama lo" ujar Stevany lalu mengebrak meja dan pergi meninggalkan Evelyn

"Kurang ajar lo yah jadi adik kelas" teriak Evelyn tak terima

"Bodo amat gak denger gue" balas Stevany tak mau kalah.

Evelyn menggeram melihat tingkah laku Stevany. "Eh udah kan tuh tiga curut udah gaada mending makan aja ayok" ajak salah satu teman Evelyn

-----------

Rania, Stevany, dan Dhea berjalan menuju kelasnya. Mereka masih membicarakan tentang Evelyn yang senenaknya mengusir mereka tadi

"Gue masih gak habis fikir deh. Kok ada yah orang yang modelannya kayak si nek lampir tadi" Ujar Stevany kesal

"Gatau masih gedeg gue" ujar Dhea yang masih kesal

Langkah mereka berhenti ketika Rania tiba-tiba mendadak berhenti dan tersenyum ke arah lapangan basket. Kafka dan teman-temannya tengah bermain basket di lapangan

"Kok tiba-tiba berhenti sih Ran?" tanya Dhea bingung

"Kafka lagi?" tanya Stevany dengan malas

"Kafka, Kafka, Kafka. Kafka mulu otak lo heran gue" ucap Dhea kesal lalu menarik tantan Rania

"Eh gue masih mau ngeliatin masa depan gue" ujar Rania

"Nanti aja udah mau bel bentar lagi kita masuk" ucap Stevany yang kini ikut menyeret Rania agar ikut masuk ke dalam kelas

--------------

Gimana nih?

Lanjut lagi gak??

Kafka & RaniaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang