44. Berjuang Yuk!!

107 10 0
                                        

"Ijinkan aku untuk membuktikan bahwa aku benar-benar mencintaimu"

~ Kafka Raspati ~

-----------------------

Kafka berjalan santai menuju kelasnya, ia sengaja datang sangat pagi sekali untuk meletakkan 1 buah coklat kesukaan Rania di laci meja milik Rania. Sebelum masuk ke kelasnya ia sudah deluan memberikan coklat tersebut di meja Rania, ia berharap Rania akan memakan cokelat tersebut.

Di sisi lain Rania sedang berjalan santai menuju kelasnya, sambil memainkan ponselnya, ia berjalan anggun melewati koridor sekolah yang saat ini belum ramai di padati oleh murid yang lainnya.

Dhea datang dari arah belakang dan berlari untuk mengejar Rania yang jaraknya tidak terlalu jauh darinya. "Ran! Tungguin gue!" Teriak Dhea

Rania yang sadar di teriakin Dhea menoleh kebelakang untuk melihat Dhea."cepat banget Lo jalannya, engap nih gue ngejar Lo" omel Dhea pada Rania

"Lebay Lo" balas Rania cuek

"Ngapa? Mens Lo? Sensian amat" ucap Dhea yang bingung karena tiba-tiba Rania jadi cuek

"Iyah nih, hari pertama" keluh Rania sambil mengusap perut bagian bawahnya

"Pantes muka Lo kek singa ran" ledek Dhea

"Enak aja Lo" omel Rania yang ga terima

"Weehhh dua anak curut!! Tungguin gue!" Dari arah belakang Stevany berteriak sambil berlari kearah Dhea dan Rania

"Yee lama Lo" ketus Rania

"Aelah belum bel juga woi!" Seru Stevany

"Eh Ran liat tugas MM yah, gue belum siap nih" ujar Stevany memohon kepada Rania

"Aelah enak banget hidup Lo, gue mati-matian ngerjainnya Lo enak banget tinggal salin" omel Rania

"Sesekali bantuin temen ran" ujar Stevany

"Bukan sesekali Stev tapi hampir tiap hari Lo liat punya Rania" cibir Dhea pada Stevany

"Kayak Lo gak aja deh" ujar Stevany dengan sinis

"Yaudah ntar di kelas gua bagi" ujar Rania pasrah

"Btw Fiona mana?" Tanya Stevany yang baru sadar bahwa iakehilangan satu orang temannya

"Tadi dia barusan cht gue katanya telat, dia bangun kesiangan" ujar Rania membuat Stevany dan Dhea mengangguk paham

---------------

Rania duduk di bangkunya, seperti biasanya ia merogoh laci meja miliknya ada sampah atau tidak, Rania merupakan gadis yang sangat pembersih ia tidak mau ada sampah sedikitpun dilacinya. Dahinya mengerut bingung ketika tangannya menemukan benda yang mirip dengan coklat. Ia mengeluarkan tangannya dari laci tersebut, dan ya benar saja ia menemukan coklat di dalam lacinya.

Ia berfikir siapa yang susah meletakkan coklat dilacinya, apa mungkin Kafka?, Atau Hansen? Atau??. Rania berdiri di meja lalu berteriak untuk bertanya kepada teman-teman sekelasnya

Kafka & RaniaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang