11. Pantai

155 26 1
                                    

Rania mengikuti Kafka dari belakang. Ia terus berjalan mengikuti Kafka yang ada di depannya. Tiba-tiba Kafka berhenti membuat Rania tidak sengaja menabrak tubuh bagian belakang Kafka.

Brukk!!

"Aawwhh. Gausah berhenti medadak bisa gak sih" keluh Rania pelan

"Lo knapa?" tanya Kafka pada Rania

"Make tanya lagi kenapa. Ini kepala gue kepentok badan lo. Mana keras banget lagi" batin Rania

"Gak papa. Gue kaget aja lo berhenti mendadak" ujar Rania sembari mengelus kepalanya yang sakit

"Nih pake helmnya" pinta Kafka seraya memberikan helm kepada rania

Rania mengambil helm yang diberikan Kafka,lalu memasang helm tersebut ke kepalanya.

"Udah belum?" Tanya Kafka pada Rania

"I__ iya ini udah siap kok" ujar Rania pada Kafka

"Buruan panas ini" omel Kafka pada Rania

Rania berjalan lalu menaiki sepeda motor milik Kafka. Kafka dan Rania pergi melaju meninggalkan sekolah. Rania dan Kafka hanya diam dan tidak ada yang mau berbicara

"Ran temenin gue ke pantai yah" ujar Kafka mengajak Rania

"Apa? Ke pantai?" tanya Rania bingung pada Kafka

"Iyah ke pantai mau ga?" tanya Kafka pada Rania

"Hmm yaudah deh" ujar Rania menerima ajakan Kafka

Mereka berdua pergi menelusuri jalanan kota jakarta. Sepeda motor milik Kafka melaju dengan kencang. Kafka yang mengetahui kalau Rania ketakutan dengan cepat tanganya mengambil tangan Rania dan menaruhnya di pinggangnya. Membuat Rania memeluk Kafka dari belakang. Rania gugup dengan apa yang dilakukan Kafka

"Pegangan gue gak mau lo jatoh" pinta Kafka pada Rania

"Hmm iya" ujar Rania pada Kafka

----------

Hampir setengah jam Rania dan Kafka berjalan mengendarai sepeda motor. Mereka telah sampai di pantai, lalu Kafka memarkirkan sepeda motor miliknya.

"Udah sampek nih turun lo" Ujar Kafka pada Rania

"Iya ini tau, ini juga mau turun" ucap Rania

"Sini helm nya" ujar Kafka

"Nih" ujar Rania sembari menyerahkan helmnya

Kafka menarik tangan Rania untuk ikut masuk kedalam pantai bersamanya. Kafka dan Rania telah tiba di wilayah pantai. Kafka melepaskan genggamannya dari tangan Rania

Kafka berjalan menuju tepi pantai, ia meninggalkan Rania di belakangnya. Kafka berteriak yang membuat Rania terkejut

"KENAPA!! KENAPA TUHAN ITU GAK ADIL SAMA GUE!!! KENAPA GUE HARUS NAHAN BEBAN HIDUP SEBERAT INI!! KENAPA YA TUHAN!!! AAAAAAHHHHHHGGGG!!" Kafka terus berteriak membuat Rania segera mendekatinya

"Kafka lo harus kuat, lo ga boleh ngomong kaya gitu" ujar Rania menenangkan Kafka

Rania menarik kafka untuk menjauh dari tepi pantai agar tidak terkenak ombak. Ia terus menenangkan Kafka agar tidak terus terbawa emosi

"RAN, KENAPA TUHAN ITU GAK ADIL! KENAPA GUE HARUS NGEJALANIN HUKUMAN SEKEJAM INI. KENAPA RANIA!" Ujar Kafka sambil menahan tangisannya

Rania mengelus bagian punggung belakang Kafka. "Tuhan itu gak pernah gak adil Kafka. Dia selalu adil kok. Kita aja yang gak pernah bersyukur" Ujar Rania pada Kafka

"Tapi dia udah ngambil kedua orang tua gue. Dia juga udah merenggut kebahagian gue" ujar Kafka yang kini tidak bisa menahan tangisannya

Rania tersenyum haru melihat Kafka. Ia merasa sangat sedih melihat Kafka yang menangis seperti ini. Kelakuan Kafka sangat bertolak belakang dengan kehidupan aslinya. Ia baru menyadari bahwa Kafka telah ditinggalkan oleh kedua orang tuanya

"Semua orang pasti juga punya masalah kok. Tapi itu semua tergantung kita bagaimana ngejalaninya. Gue juga sama kok sama lo, nyokap gue pergi ninggalin gue dan nikah lagi sama laki-laki lain pilihan nyokap gue. Gue ngerasa hampa banget gaada ngerasain kasih sayang nyokap. Tapi gue sadar kalau yang sayang sama gue itu banyak. Gue ga ngerasa sendiri" ujar Rania bercerita tentang kehidupannya pada Kafka

"Lo ga sendiri kafka. Masih ada orang di sekitar lo,yang sayang banget sama  lo. Lo gak sendiri kafka" ujar Rania menenangkan Kafka

Kafka refleks memeluk rania membuat Rania terkejut ketika Kafka memeluknya. Ia dapat merasakan hangatnya tubuh Kafka. Jantungnya berdetak cukup kencang, ia merasa sangat gugup

Kafka melepaskan pelukannya pada Rania. "Maaf gue refleks" ujar Kafka pada Rania sembari menghapus air matanya

--------------

Waktu berjalan begitu cepat, senja mulai muncul menampakkan keindahannya. Mentari sore kian redup dan bersembunyi di balik bukit. Kafka dan Rania masih berada di pantai

Kafka melihat jam di ponselnya dan segera mengajak Rania untuk segera pulang. "Ran gue antar lo pulang yuk. Udah sore bentar lagi malam, takutnya lo pulang nya kemalaman" ujar Kafka pada Rania

Rania mengangguk pelan dan mengikuti Kafka dari belakang menuju parkiran.

"Pake nih helmnya" pinta Kafka pada Rania

"Iya makasih" jawab Rania pada Kafka

Mereka pergi malaju meninggalkan pantai dan segera kembali ke rumah. Kafka melaju dengan cepat menelusuri jalanan. Angin malam yang kencang membuat Rania memeluk Kafka

Kafka memagang kuat tangan Rania
"Pegangan yang kencang yah. Lo kasih tau juga rumah lo jangan diem aja gue gatau" Ujar Kafka pada Rania

"Hmmiya Kafka" jawab Rania

Rania memberitahu jalan rumahnya pada Kafka dan dengan cepat kafka mengikuti jalan yang diberitahu Rania.

Lama sudah Kafka dan Rania di dalam perjalanan. Kini mereka telah sampai di rumah Rania. Rania segera turun dari sepeda motor milik Kafka

"Makasih ya Kafka udah anterin aku pulang" ujar Rania berterima kasih pada Kafka

"Seharusnya gue yang bilang makasih sama lo. Karna udah mau bantuin dan  temenin gue ke pentai" ujar Kafka pada Rania

"Maafin gue ya Ran, udah bikin lo masuk ke dalam masalah gue" ujar Kafka pada Rania

"Gapapa kok Kafka. Kan gue udah janji buat bantuin lo" ucap Rania pada Kafka

"Yaudah kalau gitu gue pulang dulu ya" ujar Kafka pada Rania

"Iyah hati-hati ya Kafka" ujar Rania pada Kafka

"Iyah. Eh ran gue minta WA lo dong" Ujar Kafka sembari memberikan ponselnya pada Rania

Rania mengambil ponsel milik Kafka lalu menulis nomor WA nya
"Udah nih" ujar Rania lalu memberikan ponsel milik Kafka

"Yaudah makasih kalau gitu gue balik yah" uajr kafka pamit pada Rania

Rania mengangguk, ia memandangi Kafka dari gerbang. Ia menunggu Kafka meninggalkan rumahnya. Ketika ia sudah tidak melihat Kafka lagi ia masuk kedalam rumahnya

"Aaaghhhh mimpi apa lo semalam Raniiaaaa. Lo bisa dekat gini sama Kafka" teriak Rania kegirangan lalu masuk kedalam rumahnya

--------------

Gimana??

Next??

Typo ngomong!!

Kafka & RaniaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang