35. Sederhana

95 11 0
                                    

Pagi yang cerah, Rania berjalan keluar dari kamarnya menuju ke ruang tamu. Ia melihat Papahnyabyang sedang serius menonton berita, ia berjalan mendekati papahnya. Namun matanya juga tertuju ke arah TV yang sedang mensiarankan sebuah berita.

Penyiar Berita :

Berita pagi ini. Di kabarkan bahwa pengusaha besar Dewa Laksmana atau Pemimpin Perusahaan Laksmana Group di duga telah menjadi Tersangka penggelapan Uang dan Korupsi.

Rania yang membenarkan duduknya. "Pah, agak besarin dong suara TV nya"

"Tumben kamu serius banget dengar berita nya" Tanya Hardi dengan heran

"Ga gitu pah, itu yang di berita itu, papahnya temen aku Fiona" Ujar Rania pada Hardi

"Serius kamu?"

"Iyah pah"

"Kasihan banget yah, gimana nanti nasibnya temen kamu itu. Bisa jadi ga ada temen dia"

"Papah engga ke kantor?"

"Lagi libur sayang"

"Yaudah deh pah, kalau gitu Rania mau berangkat ke sekolah dulu"

"Yaudah hati-hati ya sayang, sekolah yang bener"

"Iyah papah ganteng" Ledek Rania

"Hmmm paling bisa ledekin papah udah sana ke sekolah" ujar  Hardi sambil tertawa karena tingkah anaknya yang bikin gemas

---------------

"Dhe, lo udah siap tugas MM belum?"
Tanya Stevany pada Dhea. Mereka sedang berjalan di koridor sekolah

"Belum" jawab Dhea dengan cuek

"Lo kenapasih, di tanyain malah jawabnya cuek gitu, kayak gak biasanya" omel Stevany pada Dhea

"Lagi Badmood gue" ucap Dhea singkat

"Yeee si bocah malah badmood. Rusak gara-gara apasih mood lo? Irang tua lo lagi?"

Dhea menatap Stevany sebentar lalu menghembuskan nafasnya dengan kasar. "Gue gak apa-apa kok"

"Bohong banget" ujar Stevany

"Stevany, Dhea, tungguin" Teriak Rania memanggil keduanya

"Cepat larinya, lama banget kek siput"
Ujar Stevany meledek

"Otak lo noh kek siput" ujar Dhea meledek Stevany

"Kecil dong?"

"Emang otak lo kecil kan?"

"Gue gampar mulut lo ye" omel Stevany yang tidak terima di ledek

"Ciee baperan" ijar Dhea

"Kalian cepat banget jalannya" ujar Rania pada Dhea dan Stevany

"Eh itu kenapa rame-rame" tunjuk Stevany ke arah mading

"Iya, tumben tuh mading rame banget pagi-pagi"

"Lihat ayo" ajak Rania

Mereka mendekekati mading, Rania, Dhea dan Stevany terkejut ketika melihat mading. Tulisan yang tidak pantas berada di mading tertulis sangat besar, ditambah dengan Foto Fiona yang di sertai dengan kata-kata yang tidak pantas di tulis.

"Eh lo semua ngapain sih baca kayak ginian, gak pantes tau gak, attitud lo semua minus yah? Jahat banget jadi orang" ujar Rania kesal lalu mencabut semua tulisan dan gambar yang ada di mading itu

"Eh itu dia si anak koruptor" ujar salah satu murid

"Eh Fiona, jadi selama ini lo hidup pake uang negara? Wahhh pantes aja hidup selalu mewah, pake uang negara rupanya" sindirbsalah satu siswa tersebut

Kafka & RaniaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang