40. Belajar Ikhlas

125 10 1
                                    

Kafka harus terbiasa menjalanin hari-harinya kini tanpa Rania, ia masih belum rela kehilangan Rania, tapi inilah nyatanya, ia harus kehilangan Rania. Tidak ada rasa semangat yang terpancar di wajah kafka saat ini, pandangannya kosong menatap seragam sekolah yang tergantung di balik pintu kamarnya. Bagaimana pun keadaanya ia akan tetap sekolah.

Kafka berjalan ke arah pintu kamarnya dan mengambil seragam sekolahnya untuk ia kenakan.

"Bagaimanapun keadaanya gua pasti bisa ngejalaninnya, ayo kafka semangat" ujarntya bermonolog

Setelah memakai seragam sekolah, ia segera bersiap untuk pergi ke sekolah. Sebelum sekolah ia menyempatkan diri ke kamar zakira untuk melihat adiknya itu.

"Abang pergi sekolah dulu yah dek" cuupp, ujar kafka sambil mencium kening zakira dengan lembut, setelah itu ia turun ke lantai dasar untuk berangkat kesekolah.

---------------

Kafka telah tiba di sekolahnya, ia terus melangkah meninggalkan sepeda motornya di parkiran.

"Woi bree, kaya gaada semangat hidup gitu muka lu" ujar Jino yang tiba-tiba berada di samping kafka

"Semangat hidup gue udah pergi" ujar kafka miris

"Nyesel kan lu, dulu aja ogah, sekarang malah nyariin lu" ujar Jino

"Ngeledek terus, temen macam apa lo yang ngeledek temennya, bukannya di hibur malah bikin mood gue tambah rusak aja lo" omel kafka

"Yee habisnya sih elu, gregetan gue lihat lu" ujar jino.

"Kafka! Tunggu!" ujar Dhea yang sedang berlari kecil mengejar kafka dan Jino

"Iyah dhe lo udah dapat kabar dari Rania?" tanya kafka yang berharap mendapat kabar baik dari Dhea

"Tunggu gue nafas bentar, engap nih" keluh Dhea

"Huhh jadi gini, semua akun sosmed gue, ig, wa, tele, twitter, bahkan fb di blok semua sama Rania. Gua ga bisa dapetin info apa-apa tentang Rania" ujar Dhea membuat kafka kembali kecewa

Kafka mengambil hanphonenya lalu mengecek semua akun sosmednya, dan ternyata apa yang dhea alami juga di alami kafka, kafka di blok oleh Rania.

"Jangan-jangan gue juga" ujar Jino, ia kemudian mengechek ponselnya, dan ternyata benar ia di blok

"Gue, Stevany, Fiona, di blok sama dia. Kaya nya dia benar-benar mau menjauh dan pergi deh" ujar Dhea sedih

"Ga akan gue biarin dhe" ujar kafka

"Terlambat kafka, Rania udah menjauh dari kita semua" ujar Dhea

--------------

Fiona berjalan ke arah kantin melihat kafka yang sedang duduk bersama teman-temannya, kafka hanya melamun memikirkan Rania, hanya Rania yang saat ini ia fikirkan. Fiona berjalan tergesa- gesa namun di tahan oleh Dhea dan Stevany

"Lo mau ngapain?" tanya Stevany

"Mau bikin kafka sadar"

"Lo jangan bikin memperburuk suana" ujar Dhea mengingatkan

"Lo berdua tenang aja" ujar Fiona

Fiona berjalan lalu mengebrak meja kafka dan menyiram kafka dengan air yang ada di ataseja tersebut

Byuurr "lo apa-apaan sih Fio" ujar Reno kaget

"Gue mau ngasih pelajaran sama temen lo yang satu ini" ujar Fiona

Semua orang terkejut melihat perlakuan Fiona terhadap kafka. Semuanya ramai menonton drama yang saat ini Fiona lakukan

"Lo kenapa sih?" tanya kafka bingung

"Lo tanya gue kenapa? Tanya sama diri lo sendiri lo kenapa?"

"Lo sayang kan sama Rania? Kalau lo sayang sama dia perjuangin!" ujar Fiona

"Maksud lo?"

"Lo liat di sosmed, dan lo liat juga di mading sekolah" ujar Fiona membuat semua seiisi kantin termasuk kafka melihat handphond milik mereka.

"Udahhh?!!" ujar Fiona pada kafka. Kafka terkejut dan ada rasa marah yang terlihat di wajahnya

"Fira buat berita bohong di sosmednya tentang Rania, dan kalau Rania sampai tahu gimana sama perasaanya? Lo ga mikir gitu"

"Bangsat!" umpat kafka lalu pergi meninggal kan fiona

Ia segera mencari sumber masalah tersebut yaitu Fira tidak tahu apa yang saat ini akan Kafka lakukan. Emosinya sedang tidak bisa di stabilkan, Reno dan Jino sudah berusaha untuk menenangkannya namun juga tidak bisa.

Kafka terus berjalan dengan wajah yg menyeramkan, siapa saja yang melihatnya pasti akan ketakutan. Langkahnya berhenti ketika ia telah menemukan kelas Fira, ia segera masuk kedalam dengan langkah tegesah-gesah.

Kafka melihat kedalam sekeliling kelas tersebut, dan mencari seseorang yaitu Fira. Terlihat Fira sedang duduk santai sambil memainkan ponselnya, Kafka segera berjalan mendekati Fira yang sedang duduk.

BRAAAKKK!!!!

Kafka memukul meja Fira dengan keras membuat Fira kaget dan ketakutan mulai terlihat di wajahnya. Fira panas dingin melihat wajah kafka yang begitu marah

"Apa maksud lo buat berita palsu kayak gini?" ujar Kafka dengan wajah dingin dan datar

"Kalau di tanya itu jawab! Jangan diem aja!" bentak Kafka membuat Fira terkejut dan semakin takut

"A--aa aku ngelakuin itu karna__"

"Karna apa!?" bentak Kafka membuat Fira semakin takut

"Aku ngelakuin itu semua karna aku sayang sama kamu Kafka. Aku gak mau kau jauhin aku" ujar Fira membuat kafka tersenyum datar

"Justru dengan lo ngelakuin cara murahan kayak gini, gue semakin benci dan semakin menjauh dari lo" ujar Kafka

Fira membulatkan matanya. "Jangan.. Gue sayang sama lo. Semua gue lakuin demi lo"

"Apa yang lo lakuin ini salah, bulannya lo dapetin hati gue, malah lo bikin gue ilfil dan benci sama lo" ujar Kafka dengan nada penuh penekanan

"Apalagi yang harus gue lakuin supaya lo suka sama gue dan cinta sama gue" ujar Fira sambil menahan air matanya

"Jauhin gue, gue ga suka sama lo!" ujar Kafka lalu pergi meninggalkan Fira

Fira hanya melihat kepergian Kafka dari bangkunya. Air matanya tidak bisa ia tahan lagi, ia menangis melihat kafka yang sekarang tidak perduli lagi dengannya.

"Makanya jadi cewe jangan bodoh" ujar Jino

"Makanya jangan suka jadi perusak hubungan orang" ujar Reno ikut-ikutan menghujat Fira

"Aaarrggggghhh! Ini semua gara-gara lo Rania. Gue akan selalu ngerusak hidup lo sampai kapanpun. Gue benci sama lo Rania" ujar Fira bermonolog

--------------------

Hai gaess maaf baru up lagi. Sibuk kerja biasalah hehe

Jangan lupa spam koment dan vote

Pesan buat Fira??

Pesan buat Kafka??

Kafka & RaniaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang