14. Pacaran (2)

134 23 0
                                    

Kafka berjalan menuju kelasnya, di tengah perjalanan ia bertemu dengan Reno dan Jino. Mereka pun berjalan bersama menuju kelasnya

"Lo habis ngapain dari krlas X Mipa 1 ka?" Ranya Jino pada kafka

"Habis godain siapa lo?" Tanya Reno meledek kafka

"Gue habis nembak Rania" Ujar Kafka membuat kedua sahabatnya terkejut

"Apaa!!" jawab Reno dan Jino barengan

"Kok bisa?" tanya Jino heran

"Tunggu sampe kelas gue cerita sama lo bedua" ujar kafka pada kedua sahabatnya

"Jani lu yee?" ucap Reno pada kafka

"Iye cebong" ujar kafka seraya merangkul sahabatnya itu

------------

Mereka telah sampai di kelasnya, Jino dan Reno menagih janji kafka yang akan bercerita mengapa kafka dan Rania bisa pacaran. Mereka masih bingung mengapa Kafka bisa pacaran sama Rania, padahal kafka tidak suka pada Rania

"Cerita gih cepetan" ujar Reno pada kafka

"Jadi...." kafka melirik Reno dan Jino yang telah memasang wajah serius ia menahan tawa nya ketika melihat wajah serius milik Reno dan Jino

"Jadi apa bangsat" omel Reno

"Nungguin yahhh hahaha" ujar kafka bercanda

"Yeee kutu aer. Gue ada pasang muka serius. Gaje banget sih lu bangsat" omel Jino pada kafka

"Tau nih. Gue sleding juga pala lo" omel Reno pada kafka

"Yeehh kok gamok" jawab kafka tertawa

"Habisnya lo ngeselin anjir" omel Reno

"Yaudah nih gue cerita. Jadi gue itu mau bales dendam sama Rania. Karna papanya Rania udah nabrak mobil orang tua gue, dan bikin orang tua gue meninggal. Jadi gue mau balas dendam dengan cara jadiin dia pacar gue setelah itu gue bakal bikin hidup dia menderita" Ujar Kafka menjelaskan kepada kedua sahabatnya

Reno dan Jino terkejut mendengar ucapan dari kafka. "Jadi lo mau bales dendam sama Rania?" tanya Jino heran pada kafka

Kafka menganggukkan kepalanya
"Dengan cara lo jadiin dia pacar lo?" kini Reno yang bertanya

Kafka kembali menganggukkan kepalanya
"Lo yakin papa Rania yang udah nabrak mobil orang tua lo?" tanya Jino meyakinkan Kafka

"Oom gue sendiri yang ngomong ke gue" ujar kafka pada kedua sahabatnya

"Lo percaya gitu aja tanpa bukti yang kuat?" tanya Jino lagi pada kafka

Kafka terdiam mendengar ucapan dari Jino.
"Lo harus tau buktinya dulu baru boleh ngambil keputusan" Ujar Jino pada kafka

"Gue percaya sama apa yang om gue udah jelasin ke gue" ujar kafka pada Jino

"Terserah lo aja deh. Asalkan, lo gak kemakan omongan lo sendiri" ujar Reno pada kafka

"Maksud lo?" tanya kafka bingung pada Reno

"Jangan sampe aja niat lo buat balas dendam itu putus di tengah jalan hanya gara-gara lo jadi suka beneran sama Rania" ujar Reno pada kafka

"Gak mungkin lah gue bakal bikin hidup dia menderita" ujar kafka dengan penuh dendam di hatinya

"Yaudah kita liat aja nanti. Jangan sampe lo kalah ka" ujar Jino pada kafka

"Gue ga akan kalah lo liat aja ntar Rania. Gue bakal bikin hidup lo menderita" batin kafka

-----------

Di kelas Rania ia terus melamun membayangkan kafka, ia terus berhalusinasi sampai ia gagal fokus dalam belajar,Ia di tegur oleh bu Marta. Bu Marta kini mengajar di kelas Rania

Bu Marta sedang menjelaskan sebuah pelajaran matematika. Ketika ia sedang menjelaskan ia melirik Rania yang tengah senyum-senyum sendiri. Ia segera menegur Rania dengan cara memberi pertanyaan pada Rania,tetapi Rania salah menjawab pertanyaan dari bu Marta

"Rania apakah kamu sudah paham yang ibu jelaskan tadi" tanya bu Marta tetapi Rania masih belum sadar

"Rania" panggil bu Marta lagi

"RANIA LISTUSYA MAHENDRA" Bentak bu Marta

"IYAH SAYA KAFKA" Ujar Rania kaget

Semua murid tertawa melihat Rania yang salah menjawab pertanyaan bu Marta. "Kafka?. Kenapa kamu jawab kafka. Ibu bertanya sama kamu apakah kamu sudah paham. Bukannya kafka" omel bu Marta pada Rania

"Maaf bu saya salah fokus" ujar Rania meminta maaf

"Jangan-jangan kamu pacaran sama Kafka? Sehingga kamu selalu memikirkan dia? Iya Rania" tanya bu Marta pada Rania

"Iyah buk kafka sama Rania jadian" Ujar Dhea keceplosan

Rania melototkan matanya pada Dhea
"Benar Rania?" tanya buk Marta pada Rania

"Benar buk" kini Stevany yang keceplosan

"Lo bedua ember banget sih mulutnya" omel Rania pada kedua sahabatnya

"Maaf Ran maaf" ujar Stevany dan Dhea

"Benar Rania?" tanya bu Marta lagi

"Ehh hmm i__iyaa buk benar" jawab Rania gugup

Semua teman sekelasnya Rania terkejut memandang rania. Ada yang memandang dengan pandangan tidak senang dan ada yang menghujatnya

"Enak banget jadi Rania. Bisa jadi pacarnya kafka. Gue juga mau kali"

"Halu tuh paling gak mungkin kafka mau sama cewe ke gitu"

"Mau tukeran di posisi Rania"

Begitulah siswi-siswi yang menanggapi tentang hubungan kafka dan Rania

"Sudah-sudah kita lanjuti pelajaran kita hari ini. Untuk kamu Rania. Fokus atau nilai kamu akan berantakan" ujar bu Marta mengingatkan Rania

"Baik buk" jawab Rania

--------------

Gimana??

Next??

Kafka & RaniaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang