19. CEO Termuda. KAFKA RASPATI

141 18 1
                                    

Seorang Pemuda berjalan keluar dari mobil mewah miliknya. Menggunakan Jas hitam, kaos berwana putih di dalam jasnya, celana jeans berwarna biru dongker, serta kacamata berwarna hitam yang berada matanya, tidak lupa dengan jamntangan berwarna hitam yang menghias di tangan kanannya.

Laki-laki itu berjalan menuju sebuah ruangan pribadi yang sangat privasi. Depan pintu ruangan tersebut bertuliskan Ruangan Direktur. Laki-laki itu membuka pintu ruangan tersebut lalu duduk di meja kerja miliknya.

Ia membuka laptop kerjanya untuk mengerjakan sesuatu. Ia mengambil ponsel miliknya yang berdering
Om Devan, itulah yng muncul dari layar HP pemuda itu,ia segera mengangkat telfon tersebut

"Kafka kamu dimana?"

"Kafka udah di ruangan om" ujar pemuda itu. Ia adalah kafka Raspati, CEO termuda sekaligus pemilik Raspati Entertaiment.

"Om sekarang juga keruangan kamu"

"Yaudah" balasnya cuek

Kafka mematikan saluran telDirektur
Ia kembali memainkan laptopnya. Setelah orang tuannya meninggal, ialah yang menggantikan posisi papanya sebagai Direktur.

Ceklek

Pintu ruangan terbuka,seorang laki-laki setengah tua berjalan menuju meja kerja kafka. Ia duduk di hadapan kafka

"Kafka om mau ngomong serius sama kamu" ujar lelaki itu

"Ngomong aja om" ujar kafka sembari membenarkan posisi duduknya

"Kamu sudah dekat dengan Rania?" Tanya Devan serius kepada kafka

"Sudah om, bahkan Kafka juga udah jadian sama Rania" ujar kafka pqda oomnya

"Bagus kalau begitu. Bikin dia menderita kafka" ujar Devan memanasi kafka

"Pasti om, kafka akan bikin Rania menderita" ujar kafka pada Devan

"Kamu satu sekolah kan dengan vira? Vira anaknya pak Broto" ujar Devan pada kafka

"Iyah kenapa om?" tanya kafka

"Kamu denkatin dia, agar kerja sama antara perusahaan kita dengan pak Broto berjalan dengan lancar" ujar Devan pada kafka

Kafka membulatkan matanya, ia masih tidak habis fikir dengan ucapaan oomnya itu. Pertama ia menyuruhnya untuk mendekati Rania untuk balas dendam, sekarang ia menyuruh Kafka untuk mendekati Vira untuk sebuah kerja sama perusahaan. Apakah persaan harus di permainkan?. Kafka kecewa dibuat oleh tingkah laku oomnya yg semena-mena dengannya

"Om, kafka masih ga ngerti sama sikap om yang egois ini" ujar Kafka geram

"Maksud kamu?" tanya Devan bingung

"Pertama om nyuruh kafka buat dekati Rania, sekarang  malah nyuruh kafka buat dekati Vira." ujar kafka dengan nada meninggi

Kafkfa tertawa renyah "hubungan gak bisa di bawa becanda om. Perasaan gak bisa di permainkan om" ujar kafka pada Devan

"Om gamau tau kafka pokoknya kamu harus dekati Vira. Supaya perusaan kita maju kafka." ujar Devan pada kafka

Kafka menatap Devan dengan tatapan tidak suka. Devan berdiri dari tempat duduknya lalu pergi berjalan meninggalkan ruangan kafka. Kafka masih memandangi Devan yang pergi keluar dari ruangannya dengan pandangan tidak suka.

Kafka mengacak rambutnya frustasi, lalu ia mengambil kunci mobil miliknya. Ia segera keluar dari ruangannya lalu pergi menuju mobilnya

--------------

Mobil kafka berhenti di sebuah rumah yang lumayan mewah yaitu rumah Jino. Jino dan Reno tengah asyik bermain PS di kamar Jino. Kafka segera berjalan menuju kamar Jino

Ia membuka pintu kamar Jino yang tidak di kunci oleh jino,membuat jino dan Reno terkejut

"Anjing lu. Main masuk aja kanget gue goblok" omel Jino pada kafka

"Salah sendiri kenapa gak di kunci" ujar kafka cuek

"Reno nih terakhir masuk tapi gak di kunci" omel Jino pada Reno

"Btw lu dari mana? Make pakaian rapih gini kayak habis ngelamar anak orang lu" ujar Reno pada kafka

"Habis dari kantor gue" ujar kafka sambil membaringkan tubuhnya ke kasur milik Jino

"Oh iya CEO muda man" ujar Jino meledek kafka

"Yoiii. Payah lah payah" ujar Reno ikutan meledek kafka

Kafka yang di ledeki Jino dan Reno segera bangun dan mendekati mereka. Ia lalu merusuhi Jino dan Reno yang sedang bermain PS

"Woi kafka bangsat. Mati entar gue jangan di rusuhi goblok" omel Jino

"Kafka tega amat lu sama temen anjim" omel Reno pada kafka

"Gantian napa gue juga mau ikutan" ujar kafka yang merebut steak PS dari tangan Jino

Jino pasrah melihat kafka menarik paksa steak PS dari tangannya
"Btw gue mau cerita sama lo semua" ujar kafka serius

"Cerita apa?" tanya Reno penasaran

"Perusahaan gue sama perusahaan bokapnya vira itu kan lagi kerja sama. Nah gue disuruh om gue buat deketin anaknya pak Broto si vira" ujar kafka menjelaskan pada Reno dan Jino

"Wahhh gila kali yak om lo. Perasaan kagak bisa di mainin anjing" ujar Jino pada kafka

"Gila sih kalok lo sampek pacaran sama vira. Gimana ntar nasib Rania" ujar Reno pada kafka

"Gue sih gak peduli sama Rania. Karenakan gue gaksukak sama tuh cewek" ujar kafka pada kedua sahabatnya itu

"Lo gak bisa bilang gasukak bro. Lo belum tau kedepannya gimana, bisa jadi lo bakal cinta mati sama Rania" ujar Jino pada kafka

"Nah bener ka, lo gak bisa bilang gasuka. Kita liat aja ntar" ujar Reno pada kafka

"Mending lu jalanin aja dulu tapi jangan sampek jadian sama vira. Lu deketin aja dulu supaya kerja sama antara perusahaan lo sama perusahaan bokapnya vira itu berjalan dengan lancar" ujar Jino memberi saran

"Gue setuju sama Jino" ujar Reno pada kafka

"Yaudah deh kalau gitu" ujar kafka lalu berdiri

"Lu mau kemana?" tanya Jino bingung

"Balik" jawabnya dingin

"Lah cepat banget, belum lagi main" ujar Reno bingung

"Capek banget gue mau istirahat besok mau sekolahkan" ujar kafka pada kedua sahabatnya

"Yaudah hati-hati lu" ujar Jino pada kafka

"Gue pamit deluan yah" ujar kafka pamit pada kedua sahabatnya itu

Kafka berjalan menuju pintu kamar Jino lalu membuka pintu kamar Jino dan menutupnya kembali. Ia berjalan menuruni anak tangga di rumah Jino, lalu ia berjalan menuju pintu rumah Jino dan segera keluar dari rumah Jino. Ia berjalan menuju mobil miliknya dan segera mengendarainya, ia segera melajukan mobilnya pergi dari rumah Jino

--------------

Maaf yee baru up lagi

Maklum lahh author banyak tugas kampus hehe

Next??

Kafka & RaniaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang