25. Pertemuan Dewa Bertongkat Iblis dan si Jari Maut

270 22 8
                                    

Kanta dan Surya terkejut bukan main karena mengenal betul suara tersebut. Dua orang muda ini segera tarik hawa sakti mereka. Ananta sendiri segera arahkan mata ke arah depannya dimana muncul seorang nenek berpakaian ringkas kelabu yang diikuti seorang laki-laki tua berpakaian hitam-hitam. Di pinggang si kakek yang mengenakan ikat pinggang besar terselip belasan pisau belati kecil. Ananta segera bisa menduga siapa dua orang ini!

"Guru!"Kanta dan Surya segera bungkukkan badan ke arah si nenek dengan wajah merah jengah yang ternyata tokoh bernama Nyi Rompang atau Dewi Bertangan Seribu tidak menggubris keduanya. Si nenek memandang ke arah Ananta dengan sorot menyelidik.

"Katakan padaku, anak muda. Siapa kau dan ada keperluan apa membuat keributan di bukit kediamanku ini?"

"Apakah saat ini aku tengah berhadapan dengan tokoh terhormat bergelar Dewi Bertangan Maut?"Ananta malah balik bertanya. Alis si nenek terlihat menjungkat karena nenek ini gusar pemuda di depannya ini bukannya menjawab malah balik bertanya. Tapi karena pemuda ini berkata dengan sopan maka si nenek tetap anggukkan kepala.

"Benar, akulah Dewi Bertangan Maut."

Ananta buru-buru bungkukkan badannya sopan, juga membungkuk hormat pada si kakek berbaju hitam di samping si nenek." Berarti tidak salah lagi kalau kakek adalah tokoh bergelar Si Pisau Demit?"

"Bagaimana kau tahu?"Sahut si kakek dengan pandangi Ananta keheranan.

"Karena hanya tokoh bergelar Pisau Demit lah yang sedang berada di sini."Ananta tersenyum lalu berucap ke arah si nenek Dewi Bertangan Maut," Maapkan aku, Nyai. Tidak ada niatku membuat kekacauan. Hanya saja tadi dua muridmu tidak mengizinkan aku menemuimu dan menyampaikan pesan penting."

"Jawab saja pertanyaanku. Siapa kau dan ada perlu apa menemuiku?"Tanya si nenek setengah tidak sabaran.

"Namaku Ananta. Aku diutus oleh guruku Dewi Kerudung Emas untuk menyampaikan sebuah pesan penting padamu mengenai pertemuan para tokoh jawara."

Berubah paras semua orang mengetahui siapa adanya pemuda tampan ini yang ternyata adalah murid Dewi Kerudung Emas, salah satu tokoh sakti paling disegani di tatar Parahyangan masa itu. Terlebih dua orang pemuda murid Nyai Rompang. Wajah mereka mendadak pucat. Nyai Rompang melirik sekilas ke arah dua muridnya seperti menyesali kecerobohan dua muridnya ini.

Si nenek mendadak tertawa terkekeh kemudian ucapnya ke arah Ananta." Pantas saja dua muridku dibuat keteteran. Rupanya kau adalah murid sahabatku Dewi Kirana. Tidak heran ilmumu sangat lihai."

Ananta hanya tersenyum masam mendengar pujian nenek ini tanpa berkata apa-apa, hanya melirik ke arah Kanta dan Surya yang wajahnya jadi memerah disindir oleh gurunya barusan.

"Bagaimana kabar gurumu? Dan kenapa dia tidak datang bersamamu?"Tanya si nenek pula.

"Guru menyampaikan salam permintaan maap tidak bisa datang secara langsung karena saat ini sedang ada urusan penting. Jadi hanya bisa mengutusku untuk menemuimu."

"Hmm. Sayang sekali. Padahal sudah lama kami tidak bertemu,"Ujar si nenek seperti kecewa, tapi kemudian tanyanya lagi," Tapi bagaimana kau bisa tahu bahwa si Pisau Demit bersamaku?"

"Tua Gila Berambut Perak yang memberitahu. Dan saat ini sebenarnya guru sedang bersama dengan tokoh tersebut."Jawab Ananta pula.

"Ooh! Begtiu?"Si nenek manggutkan kepalanya berulang-ulang."Kalau begitu lebih baik kita ke pondokanku dulu. Tidak baik ngobrol di tengah jalan."

Si nenek memberi isyarat pada dua orang muridnya. kanta dan Surya segera bungkukkan badan. Dan setelah mengetahui siapa Ananta sebenarnya sikaf dua orang pemuda inipun berubah menjadi sopan dan ramah.

Geger ParahiyanganTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang