Lima Pendekar Negeri Asing
Lima orang itu berjalan perlahan di sebuah jalan kecil di sebuah desa yang ramai padat sambil menikmati pemandangan sekelilingnya. Orang-orang ini terdiri dari tiga orang pemuda dan dua orang gadis. Dari wajah serta cara berpakaiannya jelas bahwa lima orang ini adalah orang-orang asing, bukan penduduk Jawa Dwipa. Dua orang pemuda bermata sipit berwajah sama klimis dan berpakaian serba putih dengan menyandang pedang berhulu kepala naga emas di punggung masing-masing berjalan berdampingan di bagian depan. Di belakangnya mengikuti seorang pemuda gagah bertubuh tegap berotot berkulit gelap mengenakan baju merah tanpa lengan dan sehelai celana panjang hitam.
Dua orang gadis cantik berjalan di samping si pemuda berkulit hitam itu. Seorang gadis manis berkulit putih kekuningan mengenakan pakaian serba putih berambut panjang dijalin menjela ke dadanya, tubuhnya ramping semampai dengan pedang bersarung perak dipunggung. Gadis ini memiliki sifat riang dan lincah, matanya sedikit sipit tapi jeli dan bibirnya selalu tersenyum riang. Sedangkan gadis yang satu lagi adalah seorang gadis jelita berambut hitam panjang sepunggung diikat pita merah gelap mengenakan pakaian serba merah pula. Tubuh ramping berisi pertanda memiliki kemampuan silat inggi. Wajah cantik dengan hidungnya mancung bangir dan sikafnya terlihat kalem hingga kecantikannya terkesan lebih agung dan anggun. Bibirnya yang memerah selalu membentuk senyum walaupun sedang tidak tersenyum. Dan saat tersenyum sepasang lesung pipi muncul hingga kecantikannya makin menonjol.
Dari penampilan dan senjata yang mereka bawa sudah jelas bahwa kelima orang ini adalah para jago silat. Selama perjalanan kelimanya terlihat sangat menikmati semua keindahan pemandangan yang mereka lihat. Pesawahan yang sedang menghijau serta kesibukan para petani yang sedang menggarap lahan mereka. Sungai-sungai berair jernih yang sering mereka lewati benar-benar menimbulkan decak kagum kelima orang asing ini.
Siang itu, setelah menempuh perjalanan beberapa waktu melewati sebuah perbukitan akhirnya mereka sampai di luar sebuah dusun kecil yang terdiri dari belasan rumah saja. Mereka sama-sama pusatkan mata ke depan dan sama-sama kerutkan kening saat dari kejauhan terlihat kepulan asap hitam tebal yang berasal dari dusun di depannya. Dengan rasa penasaran kelimanya mempercepat langkah memasuki dusun dan saat memasuki dusun mereka jadi terbelalak kaget ketika mendapati bahwa dusun tersebut sedang mengalami kekacauan dan kebakaran terjadi dimana-mana. Banyak rumah penduduk yang sudah dilalap api. Sedangkan para penduduknya ribut berlarian kalang kabut.
"Suheng ! Sepertinya terjadi perampokan di tempat ini. Lihat! "Ucap gadis berbaju putih dengan bahasanya sendiri pada dua orang laki-laki muda yang berdiri di depan sambil menunjuk ke arah keributan.
"Kebakaran ini bukan kebakaran biasa, tetapi sengaja dibakar. Dan dilakukan oleh orang-orang itu,"Pemuda berpedang dipunggung dan berbadan lebih gemuk dari tiga pemuda berkata menyahuti sambil menunjuk ke arah sekelompok orang yang terdiri dari sepuluh orang laki-laki yang berpakaian serba hitam dan mengenakan topeng tengkorak putih yang saat itu sedang sibuk membakar semua rumah.
"Kita harus menolong para penduduk ini."Kata pemuda yang membekal pedang dipunggung satunya lagi."Adik Bun Tan, Saudara Saka kita bertiga akan menghentikan orang-orang bertopeng itu. Dan kau adik Mei Lan dan Sagita kalian tolong orang-orang itu."
"Dengan senang hati, Suheng,"Sahut pemuda bernama Bun Tan yang langsung bersiap-siap.
Ketiganya segera berkelebat ke arah sepuluh orang bertopeng. Sedangkan dua orang gadis itu pun tidak tinggal diam. Mereka segera bergerak pula ke arah rumah terdekat yang belum habis terbakar.
Suara jeritan dan teriakan penduduk menambah kacaunya keadaan. Beberapa buah rumah mulai roboh mengeluarkan suara keras kayu runtuh terbakar. Seorang perempuan setengah baya berteriak-teriak histeris menangis dalam pelukan seorang perempuan tua. Keduanya berlutut di depan rumah mereka yang sedang terbakar. Berkali-kali perempuan ini berteriak memanggil sebuah nama penuh kecemasan dan ketakutan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Geger Parahiyangan
FantasySeorang tokoh silat ahli meramal mendapatkan sebuah petunjuk gaib bahwa rimba persilatan Tatar Pasundan akan mengalami kekacauan yang diakibatkan oleh sekelompok manusia misterius yang menamakan diri mereka Topeng Tengkorak Putih yang terdiri dari j...