50. Kematian Cia Mei Lan

309 23 8
                                    

Seruan kaget tiga orang jago utama Topeng Tengkorak Putih keluar hampir berbarengan saat melihat siapa orang yang barusan muncul dan menggagalkan usahanya membunuh Bun Tan. Menoleh ke sebelah kiri, mereka melihat seorang pemuda berpakaian ringkas biru sedang menghadapi enam orang Topeng Tengkorak dibantu Ratu Kelabang Biru.

Dalam dua kali gebrakan, pemuda ini ternyata sudah berhasil merobohkan seorang anggota Topeng Tengkorak. Tentu saja semua orang terkejut termasuk Ciu Hay dan Bun Tan yang segera mengenali pemuda berpakaian biru itu. Keduanya kontan sama-sama terkejut.

"Sahabat Tirta!" Hampir berbarengan Ciu Hay dan Bun Tan memanggil si pemuda. 

"Nanti kita berbincangnya! Saat ini aku harus membasmi orang-orang ini dulu, terlebih si nenek Londok yang pernah meracuniku dulu."Seru pemuda itu yang ternyata memang Tirta tanpa berpaling ke arah dua pendekar Tiongkok itu dan kemudian menghampiri Ratu Kelabang Biru yang saat itu pandangi Tirta dengan kening berkerut heran dan wajah jelas terkejut.

"Kau!"Ratu Kelabang Biru menunjuk wajah Tirta dengan sepasang mata melotot.

"Iya, nek! Ini aku yang dulu pernah kau pecundangi dan kau racun! Kau pasti tidak akan lupa wajah jelek ini."Sahut Tirta setelah berada di hadapan Ratu Kelabang Biru sambil menyeringai lebar.

"Hik hik hik! Sepertinya kau berani muncul di hadapanku karena mengandalkan si kakek aneh bermata merah itu yang menemanimu."Ucap Ratu Kelabang Biru dengan tertawa sinis dan menunjuk ke arah Iblis Mata Api yang menyeringai mendengar ucapan nenek ini kemudian berucap menyahuti ucapan.

"Kau salah, Ratu Londok! Bukan aku yang menemani pemuda ini, tapi dia yang menemaniku untuk menghajar orang-orang Topeng Tengkorak. Apa kau tidak tahu dia sudah membuat keributan dalam markas kalian dan menghajar beberapa jago utama kawan kalian tadi sebelum kesini?"

Tentu saja orang-orang Topeng Tengkorak Putih terkejut bukan main mendengar ucapan Iblis Mata Api itu, terlebih Ratu Kelabang Biru. Dipandangi Iblis Mata Api dengan tatapan tajam kemudian melotot ke arah Tirta seperti tidak percaya. Mana ada orang yang mampu masuk ke dalam markas Topeng Tengkorak kemudian keluar lagi dengan selamat, apalagi sempat membuat repot jago-jago utamanya. Pengemis Tunggal Akhirat, dan Ratu Kelabang Biru dari terkejut malah tertawa bergelak mendengar ucapan Iblis Mata Api barusan. Hanya si Cakar Neraka yang diam tidak ikut tertawa.

"Hebat benar kau, Mata Api! Jangan hanya untuk menggertak kami kau berani bicara sembarangan."Ucap Si Pengemis Tunggal Akhirat tertawa sinis. 

Tirta sendiri malah acuh saja dan menggaruk hidungnya dua kali, lalu dengan tatapan tajam berkata pada Ratu Kelabang Biru.

"Nenek Londok! Kita punya urusan yang perlu diselesaikan. Kau dulu pernah menganiayaku hingga harus kehilangan semua daya kekuatan. Sepertinya pantas hari ini aku membalas sedikit perbuatanmu itu."

"Hik hik hik! Apa kau mau menantangku, anak muda?"Tanya Ratu Kelabang Biru dengan tertawa jelas meremehkan."Kalau kau mampu silahkan maju. Tapi ingat, dulu saja kau tidak berdaya sedikitpun menhadapiku. Makanya sebelum aku menghadapimu langsung silahkan kau hadapi lima orang anak buahku ini." 

Rati Kelabang Biru menunjuk ke arah lima orang bertopeng yang sejak tadi sudah berdiri siap menerjang ke arah Tirta.

Mendengar ejekan Ratu Kelabang Biru itu Tirta tertawa bergelak. Pemuda ini tahu bahwa dirinya harus membungkam mulut perot nenek berkulit biru itu. Dan begitu suara tawanya sirap pemuda ini sudah maju ke depan dan dengan gerakan cepat luar biasa yang membuat Ratu Kelabang Biru terperangah kaget Tirta melompat ke udara lalu hantamkan tangan kanannya ke depan ke arah lima orang bertopeng.

Wushhhh Wushhhhh!!!!!

Lima gelombang angin dahsyat dan cepat menderu ke arah lima orang pengeroyoknya yang terperanjat kaget menerima serangan mendadak ini.

Geger ParahiyanganTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang