Part 4

314 15 1
                                        

Menolong Gadis Cantik

Dalam gelapnya malam, dua sosok tubuh bergerak dengan sebat saling menyerang satu sama lain. Mata tajam Tirta dapat melihat dua sosok yang sedang bertarung itu adalah orang yang berpakaian hitam lengkap dengan topeng berbentuk tengkorak putih dan bersenjatakan golok yang sangat tajam. Ketajaman golok kelihatan jelas, karena dalam gelapnya malam saja sinar golok berkilat jelas.

Sedangkan orang yang dihadapi si tengkorak putih ini, walau belum jelas wajahnya tapi Tirta yakin dia seorang perempuan. Dilihat dari bentuk tubuhnya yang ramping di bagian pinggang dan membusung di bagian dada. Sosok perempuan itu mengenakan pakaian ringkas berwarna merah. Sebuah golok dijadikan senjata untuk menghadapi si topeng tengkorak. Gerakan sosok si perempuan begitu sebat dan cepat waktu menghindar atau melakukan serangan hingga tubuhnya berkelebat bagaikan bayangan hantu di kegelapan malam.

Si Topeng Tengkorak dengan golok panjangnya melakukan beberapa kali sabetan ke arah tubuh lawannya, tapi selalu luput. Dengan gerengan marah, si Topeng Tengkorak mempercepat serangan golok panjangnya. Tapi sosok si perempuan tiba-tiba bergerak cepat melompat menjauh lalu melesat ke arah barat dimana terdapat sebuah hutan kecil yang ditumbuhi banyak pepohonan.

Si Topeng Tengkorak tanpa banyak bicara langsung melompat dan melesat mengejar ke arah sosok perempuan itu. Tirta makin penasaran terlebih pada lelaki yang memakai topeng tengkorak itu. Dia yakin orang ini adalah salah satu kawan komplotan yang mengejar Nyi Minasih dan Andini dulu. Tidak tinggal lebih lama Pemuda itu ikut melesat ke arah dua orang itu. Begitu tiba disebuah tanah yang luas di dalam hutan, Tirta melihat dua orang itu sudah kembali berhadapan. Perempuan berbaju merah langsung membuka serangan. Goloknya berkelebat menebas ke arah leher. Si Topeng Tengkorak menyilangkan golok panjangnya.

Trang!!

Dua golok beradu dengan mengeluarkan percikan api terang. Si Topeng Tengkorak terlihat terkejut ketika tubuhnya terdorong dua langkah ke belakang dan tangannya terasa kesemutan. Sadarlah dia bahwa kekuatan tenaga dalam lawannya berada di atasnya. Maka si Topeng Tengkorak mulai berhati-hati. Dan dengan menggunakan kecepatan tubuhnya lelaki ini berusaha mengimbangi lawannya. Tetapi laki-laki bertopeng kecele. Baik dari segi tenaga dalamnya maupun ilmu meringankan tubuhnya, ternyata lawan masih satu tingkat di atasnya. Beberapa kali golok perempuan itu hampir berhasil mengenai tubuhnya. Tubuh si Topeng Tengkorak mulai berkeringat padahal udara malam sangat dingin mencucuk kulit. Laki-laki ini selama pertarungan beberapa kali menoleh ke arah belakang seperti mengharapkan kedatangan orang lain. Tirta yang cerdik langsung mengerti bahwa sebenarnya orang ini tidak sendirian dan saat itu tengah menunggu kedatangan teman-temannya yang lain. Sewaktu-waktu teman si Topeng Tengkorak pasti akan datang memberi bantuan.

Apa yang diduga oleh Tirta memang terjadi beberapa saat kemudian. Memasuki jurus ke tiga puluh, saat perempuan itu berhasil memasukan serangan ke arah lawannya dengan sebuah tendangan, tiba-tiba terdengar teriakan-teriakan keras yang membuat gerakan perempuan itu sesaat terhenti karena terkejut. Dua bayangan hitam berkelebat dan langsung berdiri di samping laki-laki bertopeng tengkorak itu. Ketika perempuan itu memandang ke arah dua orang yang baru datang tersebut, hatinya terkejut bukan main.

Dua orang yang berpakaian dan mengenakan topeng yang sama dengan lawannya tadi telah berdiri mengurungnya.

Laki-laki yang tadi bertarung dengan perempuan itu begitu melihat kedatangan dua kawannya girang bukan main. Sambil tertawa sombong laki-laki ini berkata keras.

"Saat ini nyawamu tidak akan lepas dari tangan kami. Maka segeralah bersujud meminta ampun dan menyerahlah. Maka kami akan mengampuni selembar nyawamu,"

Dengan mendengus perempuan yang sampai saat ini belum ketahuan tua mudanya ini menjawab ketus.

"Kau kira dengan bantuan dua temanmu ini kau bisa mengalahkanku dengan mudah? Jangan bermimpi."

Geger ParahiyanganTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang