39. SAKIT

15 8 0
                                    

Reza memasuki perkarangan rumahnya. Cowok itu turun dari mobilnya bersama dengan Nisa. Nisa bahkan sudah berlari menuju rumahnya. Melihat tingkah adiknya itu, Reza hanya bisa geleng-geleng kepala. Energi Nisa seakan-akan tidak pernah habis!

Reza berjalan dengan santai. Satu tangannya ia masukkan ke dalam saku celana sekolahnya. Satu tangannya lagi digunakannya untuk menahan tas yang di sampirkan di salah satu pundaknya.

Reza mengerutkan keningnya bingung saat melihat Nisa tidak masuk ke dalam rumah. Melainkan cewek itu berdiri di ambang pintu rumah.

"Ngapain lo berdiri di sini?" tanya Reza.

Cowok itu berniat melewati Nisa yang masih saja berdiri di ambang pintu. Tapi, saat melihat seseorang yang ada di ruang tamu membuat Reza menghentikan langkahnya.

Reza terdiam. Itu Shania. Ya... Shania ada di dalam rumahnya. Cewek itu sedang duduk bersama mamanya. Mereka tampak berbincang dengan seru dan terlihat begitu akrab.

"Loh... Reza, Nisa! Kalian ngapain berdiri di depan pintu? Ayo sini masuk!" suara lembut dan halus milik mamanya langsung saja menyadarkan Reza.

Reza melirik ke arah Nisa yang juga sedang melirik ke arahnya. Mereka berdua sama-sama bingung. Dan saat ini sebuah pertanyaan langsung terlintas di benak mereka berdua.

"Ngapain dia di sini?"

"Loh... Kalian berdua kok malah lirik-lirikkan, sih?! Sini masuk. Shania udah nunggu kalian dari tadi, loh!" ujar sang mama yang menyadari tingkah kedua anaknya.

Nisa langsung tersenyum sedikit kikuk. "Iya mah!"

Cewek itu berjalan ke arah ruang tamu dan diikuti oleh Reza yang berjalan di belakangnya.

"Yaudah! Kalau gitu tante tinggal dulu, ya!"

Shania tersenyum manis. "Iya tante!"

Setelah mamanya pergi, Reza langsung saja menatap Shania dengan sorot dingin.

"Ada apa?" tanyanya.

Shania mengangkat sebelah alisnya. "Apanya yang ada apa?"

"Ada apa kesini?"

"Loh! Emangnya aku ngak boleh main ke rumah pacar aku sendiri?" tanya balik Shania.

Nisa hanya menyimak. Cewek itu sangat tidak berminat untuk ikut masuk kedalam percakapan yang... Entahlah. Ia pun tidak tau.

Reza menghela napas. Entah kenapa ia merasa memiliki beban yang begitu besar di pundaknya.

"Gue tau lo punya maksud terselubung datang kemari!" jelas Reza.

"Reza! Kamu kenapa nuduh aku yang ngak-ngak, sih? Niat aku datang kesini cuman mau liat kamu!"

Dalam hati Reza terkekeh mengejek. "Hubungan kita sedang tidak dalam kondisi yang baik, Shania!"

Shania menghela napas. "Makadari itu, aku kesini mau memperbaiki hubungan kita ini!"

"Bukannya itu tandanya lo memiliki maksud terselubung?" tanya Reza, sedikit sinis.

Shania menatap Reza tidak percaya. Ia merasa sedikit terpojok. Langsung saja ia mengubah kembali mimik wajahnya menjadi sebiasa mungkin.

Shania menyunggingkan senyuman lembut dan manisnya. Namun sayangnya, hati Reza sudah tidak seperti dulu lagi. Jika dulu hatinya akan bergejolak dengan hebat saat melihat senyuman itu, maka sekarang hatinya sudah biasa-biasa saja.

Shania menggenggam tangan Reza. "Oke, Za! Aku memang punya niat datang kesini! Aku mau minta maaf sama kamu atas kejadian kemarin!"

Reza menatap Shania sekilas. Lalu cowok itu menarik tangannya dari genggaman Shania. Reza hanya mengangguk menanggapi permintaan maaf yang keluar dari mulut Shania.

FRIEND AND LOVE STORY (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang