16. KEBIMBANGAN CINTA

57 14 4
                                    

Seperti biasa, Lutfia duduk dikelasnya seorang diri sambil menyalin tulisan yang ada dipapan tulis. Bel pulang sudah berbunyi sejak lima menit yang lalu. Hari ini merupakan hari terakhir dia libur kerja. Jadi dia tidak ingin menyia-nyiakannya begitu saja.

Setelah selesai, Lutfia membereskan buku-bukunya dan memasukkannya kedalam tas. Lutfia berjalan keluar sambil menggandeng tasnya.

Baru juga dia keluar dari pintu, dirinya langsung dikejutkan dengan keberadaan Reza yang berdiri di depan kelasnya sambil memasukkan kedua tangannya di saku celana. Benar-benar tampan.

"Lo nga-ngapain disini?" tanya Lutfia gugup.

Reza melihat kearah Lutfia, dirinya baru menyadari kehadiran cewek itu. Lalu dia berjalan menuju Lutfia dengan wajah datarnya.

"Nungguin pacar!" ujarnya santai.

Seketika, rona merah muncul dipipi Lutfia. Jantungnya berdegup lebih cepat. Dia memalingkan wajahnya kearah lain untuk menyembunyikan pipinya yang sudah seperti kepiting rebus.

"Tap-tapi gu-gue belum jawab. Berarti gu-gue belum jad-jadi pacar lo!" ujar Lutfia memberanikan diri.

"Itu bukan pertanyaan, tapi pernyataan!" balas Reza dingin.

Lutfia melongo. Tidak menyangka Reza akan berkata seperti itu. Hatinya terasa berbunga-bunga. Baiklah. Katakan saja dia berlebihan.

Lutfia tersentak saat Reza menggenggam tangannya dan menariknya begitu saja. Lutfia benar-benar bingung.

"Hm... Lo ma—"

"Aku-kamu!" ujar Reza sambil melirik Lutfia sekilas.

Untuk yangkedua kalinya Lutfia melongo. Sungguh ajaib. "Ok-oke. Hmm.. Ka-kamu mau bawa ak-aku kemana? Eh. Mak-maksudnya kita mau kemana?" tanya Lutfia gugup sekaligus canggung. Sungguh. Dia bingung harus bereaksi seperti apa. Bahkan, dia tidak bisa merangkai kata-kata yang benar untuk berbicara. Aishh. Memalukan.

Reza tersenyum kecil. Gemas dengan tingkah Lutfia. "Pulang".

Lutfia hanya menganggukkan kepalanya. Untungnya sekolah sudah sangat sepi. Jadi, tidak ada yang melihat mereka berdua pulang bersama.

Mereka berdua masuk kedalam mobil. Dengan segera, Reza menghidupkan mesin mobilnya. Saat diperjalanan, mereka hanya terdiam. Suasana yang begitu canggung. Hal itu membuat Lutfia merasa tidak nyaman.

"Hmm... Nisa mana? Ngak pulang bareng ka-kamu?" tanya Lutfia canggung. Karna sejujurnya, dia tidak terbiasa.

"Dia pulang sama Rabi!" jawab Reza.

Lutfia hanya menganggukkan kepalanya. Setelah itu mereka kembali terdiam. Tidak ada yang membuka suara sama sekali. Bahkan, Lutfia sendiri bingung dengan suasana ini.

Benar-benar canggung.

***

Nafia menunggu Lutfia pulang di ruang tamu. Tiba-tiba, ponselnya berbunyi. Keningnya berkerut, saat mendapati nomor tidak dikenal mengirimkannya pesan. Segera dia membaca pesan tersebu.

FRIEND AND LOVE STORY (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang