33. UNDANGAN

17 9 3
                                    

"Hallo calon imam!!"

Danu mendengus. Kenapa kehidupannya di SMA harus di bayangi dengan cewek gila dan aneh ini?

Tidak usah di tanya lagi, siapa cewek yang di maksud oleh Danu. Karna hanya satu orang cewek yang selalu memanggilnya dengan panggilan calon imam.

Nisa tersenyum lebar. Dalam hati ia begitu bahagia, karna Tasya tidak muncul untuk mengganggu dia dan Danu.

"Danu! Nisa punya sesuatu untuk Danu!"

Nisa mengeluarkan sebuah undangan yang di desain dengan indah dari dalam tasnya. Ia memberikannya ke Danu.

Danu mengerutkan keningnya. Tapi tak urung mengambil undangan tersebut.

"Undangan ulang tahun!" gumam Danu sambil membaca tulisan yang tertera di cover undangan tersebut.

Nisa menjentikkan jarinya. "Yap!! Ngak lama lagi Nisa dan bang Reza ulang tahun! Danu jangan lupa datang, ya!!"

Danu tidak merespon. Cowok itu langsung kembali ke kegiatannya yang sempat tertunda, membaca buku. Tapi itu semua tidak mematahkan semangat Nisa.

"Nisa bakal tunggu ke datangan Danu! Kalau gitu, Nisa pamit bagiin undangan, dulu! Bye-bye calon imam!!!"

Setelah mengatakan itu, Nisa pergi menjauh dari Danu. Danu melirik undangan tersebut, tampak berfikir. Setelah itu, ia menghela napas.

***

"HALLO GUYS...... "

Seisi kelas melihat ke depan, menatap Nisa yang sedang tersenyum lebar sambil memegang setumpuk undangan.

"Nisa mau ngasih kalian undangan!"

"Undangan apa, Nis?" tanya Rabi.

"Undangan ulang tahun!!!" ujar Nisa girang.

Nisa berjalan mengelilingi kelas sambil membagikan undangan tersebut. Setelah selesai, ia kembali berdiri di depan dengan senyuman yang masih setia mengembang di wajahnya.

"Ngak lama lagi Nisa dan bang Reza ulang tahun! Kalian semua harus datang, ya!!!"

Seluruh murid yang ada di kelas membaca undangan tersebut. Mereka terlihat bahagia. Kapan lagi mereka semua bisa pergi ke rumah Reza? Si cowok dingin yang sialnya memiliki wajah tampan.

Lutfia memandang undangan tersebut dengan lekat. Cewek itu tampak berfikir. Jika ia datang, pasti ia akan bertemu dengan Reza. Lutfia sangat tidak ingin bertemu dengan cowok itu lagi.

Tapi ia juga tidak mungkin tidak datang. Ini adalah ulang tahun Nisa, sahabatnya.

"Kalau lo ngak mau datang juga ngak papa! Nisa pasti ngerti!"

Lutfia menoleh ke arah Nafia. Lutfia tampak berfikir. Lalu, ia tersenyum sekilas.

"Gue akan datang!"

"Lo yakin?"

Lutfia melebarkan senyumannya. Lalu mengangguk. Ia akan datang ke pesta ulang tahun Nisa. Ia tidak peduli jika harus bertemu dengan Reza.

Lagian, tidak ada gunanya terus menghindar. Itu hanya akan membuat Lutfia terlihat lemah. Ia tidak mau sampai itu terjadi. Karna, Lutfia benci ketika semua orang memandangnya lemah dan penuh kasihan.

FRIEND AND LOVE STORY (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang