12. CEMBURU YANG MEMBARA

68 14 4
                                    

Ayu berjalan dengan santai menuju kantin. Saat ini, keempat sahabatnya sudah berkumpul disana. Dia berjalan sambil memainkan ponselnya. Entah apa yang dilakukannya, yang jelas cewek itu sudah sibuk dengan dunianya.

Sesampainya dikantin, dia menghampiri sahabat-sahabatnya yang sedang menyantap bakso dengan nikmatnya.

"Aishhh... Ngak nunggu-nunggu makannya!" ujar Ayu kesal. Pasalnya, mereka makan tanpa menunggu dirinya. Sungguh terlalu.

"Abwisnya ayu lawmwa bwanget. Niwsa udwah lapwer twau!" balas Nisa dengan mulut yang masih mengunyah makanan.

Lutfia geleng-geleng kepala. "Abisin dulu makanan dimulut lo, baru lo ngomong" ujarnya.

Nafia dan Fala menganggukkan kepalanya. Sungguh kompak.

"Yaudah, gue pesen makanan dulu!" ujar Ayu. Dia berdiri lalu pergi menuju penjual bakso.

"Mang baksonya satu, sama es teh ya!" ujar Ayu kepada penjual bakso.

"Siap neng!" balas penjual bakso itu. Lalu dengan cepat menyiapkan pesanan Ayu.

"Mang, seperti biasa ya!" ujar seorang cowok yang tiba-tiba datang. Ayu melihat kearah cowok itu, begitupun dengan cowok itu.

Deg

Saat mata mereka beradu, ada rasa kagum dan juga rasa aneh dihatinya. Tapi, cowok itu langsung mengalihkan pandangannya. Sungguh, hal itu membuat Ayu kecewa.

"Siappp" balas penjual bakso itu.

Lalu, cowok itu langsung pergi. Ayu memperhatikannya sampai ia bergabung dengan teman-temannya.

"Rian" gumam Ayu dengan tatapan sendunya. Dia ingin sekali berbicara dengan cowok itu. Tapi apa boleh buat, dia bukan siapa-siapa. Aish. Sungguh menyedihkan dirinya ini, batinnya.

"Ini neng, bakso sama es tehnya!" ujar penjual bakso sambil memberikan pesanan Ayu.

Ayu tersenyum. "Makasih, mang!" ujarnya. Kemudian, dia pergi dari situ.

Ayu langsung duduk dan meletakkan makanannya. Lalu, dia menyantapnya tanpa berkata sepatahpun.

Teman-temannya yang melihat itu langsung mengernyitkan dahinya, bingung. Tumben kalem?, batin mereka.

"Lo kenapa?" tanya Fala, penasaran.

"Ngak papa!" balas Ayu cuek. Bahkan, dia tidak melihat kearah Fala dan tetap menyantap makanannya.

"Kok gue ngak yakin ya!!" ujar Rabi. Bahkan, dia tidak mengetahui jika Rabi berada disini.

Ayu berdecak. "Gue ngak papa. Emangnya ada yang salah?" tanyanya.

Mereka semua mengangguk dengan kompak. Oh, jangan lupakan muka polos yang dibuat-buat itu. Membuat Ayu ingin menampolnya.

"Iya, Ayu lagi pms ya?" tanya Nisa dengan lancar tanpa hambatan.

Sungguh. Teman-temannya sangat menguras kesabarannya. Tapi, saat ini mood nya lagi dalam zona bahaya. Jadi, lebih baik dia diam.

Lutfia mengernyitkan kening bingung. "Lo serius ngak papa?" tanyanya khawatir.

Ayu menghembuskan napasnya dengan kasar. Lalu dia tersenyum. "Iya.... Gue ngak papa kok!" ujarnya.

Lutfia menatap Ayu dengan intens. Lalu akhirnya dia juga menghembuskan napasnya. "oke".

"Udahlah. Kok ngerasa kayak lagi di sidang ya!" ujar Nafia yang sedaritadi diam.

"Emang sidang apa?" tanya Nisa, lemot.

FRIEND AND LOVE STORY (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang