21. PENGGANGGU

41 13 0
                                    

Nafia melirik kesekitar. Dia sedang menunggu angkot. Sesekali dirinya berdecak kesal. Bagaimana tidak, dia sudah hampir terlambat untuk pergi bekerja. Sedangkan tidak ada angkot sama sekali.

Berkali-kali, Nafia melirik jam yang ada dipergelangan tangannya. Waduhh. Bisa dimarahin dia, pikirnya.

Tiba-tiba saja ada suara motor yang menuju kearahnya. Nafia mengerutkan keningnya saat melihat motor tersebut berhenti tepat didepannya.

Pemilik motor tersebut membuka helmnya. Setelah melihat siapa orang tersebut, Nafia langsung memasang wajah dingin dan kesalnya. Buat apa cowok menyebalkan ini berada disini? Aishh. Merusak pemandangan saja.

Cowok itu melihat kearah Nafia dengan sumringah. "Hallo calon pacar!".

Sungguh, rasanya Nafia ingin membunuh cowok yang ada dihadapannya saat ini. Bagaimana tidak, banyak orang yang kini menatap mereka dengan pandangan yang sangat sulit diartikan. Ya, otomatis semua itu membuat Nafia merasa malu. Tapi tidak dengan cowok itu, bahkan saat ini dia sedang menyugar rambutnya kebelakang. Aishh, sok ganteng sekali, pikir Nafia jengkel.

Kalian pasti tau siapa cowok itu kan?. Siapa lagi kalau bukan Aldo geofardo. Salah satu kawanan geng populer disekolah ini. Banyak yang bilang Aldo itu ganteng, tapi dimata Nafia Aldo adalah manusia paling menyebalkan yang dia temui. Darimana gantengnya?.

"Ayokk!!"

"Kemana?"

Aldo menatap Nafia. "Lo mau pergi ketempat kerja, kan? Ayok, gue anter!"

"Ngak, makasih!" tolak Nafia.

Aldo turun dari motornya, dan berjalan mendekati Nafia. "Jam segini angkot ngak ada yang lewat, loh!!" ujar Aldo berusaha.

Nafia hanya diam. Tidak ada niat untuk membalas ucapan Aldo. Walaupun didalam hatinya dia juga takut. Takut jika dia benar-benar terlambat ketempat kerja.

"Lo ngak takut dimarah karna telat bekerja?" ujar Aldo masih terus berusaha.

"Berisik, lo!" ketus Nafia. Aldo benar-benar menyebalkan.

"Lo serius ngak mau bareng sama gue?"

Nafia berdecak. "Dua rius malah!!".

"Yaudah! Tapi asal lo tau ya, disini banya preman. Apalagi kalau udah sepi. Mereka suka kali godain cewek-cewek!" ujar Aldo sambil berjalan menuju motornya.

Nafia pun mulai sedikit takut. Tapi sebisa mungkin dia menutupinya. "Palingan cuman nakut-nakutin gue, aja" batin Nafia.

"Gue ngak takut sama omong kosong lo itu!!".

"Omong kosong? Gue sekolah disini udah lama, ngak mungkin lah semua itu cuman omong kosong doang!" jelas Aldo.

Benar juga. Sekarang Nafia mulai bimbang dengan keputusannya tadi. Apakah dia tetap harus menolak tawaran Aldo?. Tapi jika dia menolaknya, bagaimana nanti nasibnya?. Aishh. Semua ini membuat dirinya pusing.

Nafia menatap Aldo. Cowok itu sedang memakai helmnya. Sial. Jika dia tau seperti ini, mungkin dia tidak akan menolak tawaran Lutfia untuk pergi bersamanya dan Reza. Ya walaupun nanti dia akan jadi nyamuk, tapi itu tidak masalah.

Nafia masih terus menatap Aldo. Berharap bahwa cowok itu kembali menawarkan tumpangan secara gratis kepadanya.

Aldo yang melihat itu tersenyum didalam hatinya. Rasanya sangat puas bisa mengerjai Nafia seperti ini. Dan pada akhirnya cewek itu mau menerima tumpangannya. Aishh. Merdeka sekali dirinya.

"Kenapa lo, liatin gue kayak gitu?"

Nafia terlihat sedikit gelagapan. Sepertinya dia harus menjatuhkan harga dirinya didepan cowok menyebalkan ini. Nafia berjalan kearah Aldo. Dan dengan lancangnya dia naik keatas motor Aldo, membuang segala rasa malunya saat ini. Membuat Aldo bersorak riang didalam hati.

FRIEND AND LOVE STORY (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang