43. SEBUAH PERJUANGAN

10 3 2
                                    

Lutfia tidak ingat sudah berapa kali ia menolak kehadiran Reza. Tapi anehnya, cowok itu masih saja terus gencar mendekatinya.

Contohnya hari ini, Reza dengan santai memberikannya air mineral saat ia dan teman sekelasnya sedang istirahat sehabis olahraga.

Tatapan teman-teman sekelasnya kini tertuju pada dirinya dan Reza.

Sebenarnya bukan hanya bagian itu saja yang mencuri perhatian mereka. Tapi juga kedatangan teman-teman Reza membuat keadaan ini menjadi lebih sempurna untuk ditonton.

Bagaimana tidak, empat most wanted disekolah ini kini berdiri dihadapannya dan juga para sahabatnya.

Dan yang dilakukan ketiga sahabat Reza hanya berdiri dibelakang Reza yang sedang memberikannya minuman.

Oh ayolah... Ini adalah suatu tindakan yang sangat memalukan. Lutfia bahkan tidak tau harus bertindak seperti apa.

Jangankan untuk bertindak, berekspresi seperti apa saja ia tidak tau.

Nafia berbisik. "Woy, Fi! Ambil aja tuh minumannya! Emangnya lo mau terus diliatin kayak gini?"

Lutfia tersadar. Ia menatap Reza tajam. Ia lelah menghadapi sikap Reza yang seperti ini.

Namun yang ditatap malah santai-santai saja. Tidak merasa bersalah sama sekali.

Bukannya mengambil air yang di sodorkan Reza untuknya, Lutfia malah menarik tangan Reza untuk mengikutinya.

Reza tidak memberikan perlawanan sedikitpun. Ia tau bahwa Lutfia pasti akan membahas hal yang selalu ia tekankan kepada Reza, yaitu menjauhinya. Tapi Reza adalah cowok keras kepala. Ia tidak akan mudah menyerah.

Sementara dilapangan siswa-siswi kembali heboh melihat aksi Lutfia. Mereka membicarakan apa yang baru saja terjadi dan menduga-duga apa yang akan dilakukan Lutfia dan Reza.

Nafia menepuk jidatnya. "Tuh bocah kenapa ngak ambil aja sih minumnya?! Kalo gini kan jadi makin ribet urusannya!!"

Aldo menatap Nafia sambil senyum-senyum kagak jelas. Nafia yang menyadari itu mendelik ke arah Aldo.

"Apa lo liat-liat?" tanyanya galak.

"Lo kok cantik banget, sih?" tanya Aldo gaje.

Para sahabat yang mendengar itu langsung berlagak ingin muntah. Ucapan Aldo mampu membuat isi perut mereka meronta-ronta ingin keluar.

Nafia menatap jengkel ke arah Aldo. Tidak ada satu hari yang tenang dalam hidupnya semenjak ia mengenal Aldo.

"Nyebelin banget lo!!" sarkas Nafia penuh dengan kekesalan.

Setelah mengatakan itu, Nafia pergi dari lapangan begitu saja. Tak di hiraukannya teriakan teman-temannya yang memanggil namanya.

Melihat itu, Aldo tersenyum senang. Ia segera menyusul Nafia untuk kembali mengusik ketenangan cewek itu.

"Bener-bener, dah!!" gumam Fala.

Sementara Ayu hanya diam. Ia gugup ketika ada Rian disini. Rabi sadar akan hal itu. Begitu juga dengan Fala.

Rabi dan Fala saling memberi kode. Saling menanyakan rencana apa yang harus mereka lakukan untuk mendekatkan Ayu dan Rian.

Fala menoleh ke arah Agra. Seketika, otaknya langsung menyala mengirimkan sinyal-sinyal ide.

Fala dan Arga sudah menjadi teman. Tidak tau kapan mereka menjadi dekat, yang jelas itu semua mengalir begitu saja.

Sadar di tatap oleh Fala, Arga juga menatapnya balik sambil menaikkan sebelah alisnya.

FRIEND AND LOVE STORY (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang