17. BERTEMU LAGI

63 13 3
                                    

Ayu berjalan masuk kedalam pekarangan sekolah sambil bersenandung kecil. Dia berjalan menuju kantin sambil menggandeng tasnya. Pagi-pagi udah kekantin.

Sesampainya dikantin, dia langsung duduk disalah satu meja kantin. Kantin terlihat sepi, karna murid-murid jarang kekantin kalau pagi.

"Mang...... Pecelnya satu ya. Sama es teh, juga!!" ujar dia pada penjual pecel dikantinnya.

"Yaampun neng. Masih pagi udah yang dingin-dingin!" ujar penjual pecel sambil membuat pecel pesanan Ayu.

Ayu hanya cengengesan. Lalu dia menunggu pesanannya siap. Karna merasa bosan, Ayu memainkan ponselnya.

"Nah!! Pesanannya udah siap, neng! Selamat menikmati!!" ujar penjual pecel tersebut.

Ayu menatap pesanannya dengan mata yang berbinar-binar. Maklumlah, dia belum sarapan. "Makasih ya, mang!!!" ujarnya girang. Lalu, langsung melahap pecel yang sangat menggodanya itu.

Penjual pecel itu hanya mengacungkan jempolnya. Lalu, segera pergi dari sana.

Tidak butuh waktu lama bagi Ayu untuk menghabiskan makanannya. Ayu pun meminum es tehnya hingga tak bersisa. Ayu hendak pergi menuju penjual pecel, untuk membayar pesanannya. Tapi, itu semua ia urungkan saat matanya menangkap sosok cowok yang sangat disukainya. Siapa lagi kalau bukan Rian.

Rian tampak memesan makanan. Lalu, dia duduk tidak jauh dari Ayu. Hal itu membuat Ayu bahagia. Dia kembali duduk, dan memandang Rian dalam diam. Ya. Karna, nyalinya terlalu kecil untuk memandang Rian secara terang-terangan.

Makanan yang dipesan Rian pun datang. Lalu, cowok itu langsung memakannya dengan lahap. Bahkan, saat makan cowok itu tetap saja ganteng. Membuat jantung Ayu dugun-dugun.

Ayu memandang Rian sambil tersenyum. Melihat Rian berada dihadapannya membuat hatinya bahagia. Entahlah. Dirinya pun bingung.

Rian yang merasa diperhatikan pun mengangkat kepalanya, melihat kearah Ayu. Karna, saat ini hanya ada dirinya dan juga Ayu dikantin. Ayu yang melihat itu langsung mengalihkan pandangannya. Berpura-pura sibuk dengan ponselnya.

Rian mengerutkan keningnya. Dia merasa, bahwa gadis yang duduk tidak jauh darinya sedari tadi memperhatikannya. "Apa cuman perasaan gue aja ya?" batin Rian.

Tapi, setelah Rian memperhatikan wajah gadis itu, dia merasa sedikit familiar dengannya. "Kok gue kayak pernah liat ya, tuh cewek! Tapi dimana?" batin Rian untuk yang kedua kalinya.

Rian pun menggelengkan kepalanya. Dia tidak ingin ambil pusing. Lagian, jika memang gadis itu memperhatikannya juga bukan masalah baginya. Toh, dia memang sering menjadi pusat perhatian. Palingan salah satu penggemar, pikir Rian.

Rian segera menghabiskan makanannya. Lalu, dia mengeluarkan uang dari saku celanannya untuk membayar pesanannya. Setelah membayar, Rian segera pergi dari sana.

Ayu yang melihat itu sedikit lega. Dia lega karna Rian tidak mencurigainya ataupun mengetahuinya. Tapi, dirinya juga sedikit kecewa. Kecewa Rian pergi dari hadapannya. Padahal, dirinya masih ingin melihat Rian lebih lama. Aishh. Yasudahlah.

Ayu pun membayar pesanannya. Lalu, pergi dari kantin menuju kelasnya.

***

Nisa berjalan dengan senyuman yang menghiasi wajah cantiknya. Dia tidak sabar untuk bertemu dengan Danu, sang pujaan hatinya.

Matanya berbinar, saat melihat Danu memarkirkan motornya diparkiran sekolah. Dengan gerakan cepat, dia berjalan menuju Danu. Dia benar-benar tidak sabar.

FRIEND AND LOVE STORY (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang