18. TERBONGKAR

39 15 0
                                    

Lutfia dan Nafia sedang sibuk di kafe. Mereka sangat sibuk melayani pelanggan.

"Vania, tolong antarkan ini ke meja nomor lima ya!" ujar Lutfia tergesa-gesa sambil memberikan pesanan pelanggan kepada Vania.

Vania mengerutkan keningnya, bingung. "Lo kenapa? Kok buru-buru?" tanyanya.

Lutfia berhenti. Melirik Vania sebentar. "Biasa! Panggilan alam" ujar Lutfia cepat.

Vania hanya geleng-geleng melihat tingkah laku rekan kerjanya ini. Benar-benar unik. Lalu, dia mengantarkan pesanan tersebut kemeja yang disebutkan Lutfia tadi.

Sedangkan Nafia masih sibuk mencatat dan menanyai pesanan pelanggan.

Hari ini, kafe terlihat lebih ramai daripada biasanya. Entahlah, yang jelas Nafia tidak bisa istirahat walaupun sebentar. Bahkan bukan dirinya saja, tapi seluruh pekerja disini juga tidak bisa untuk istirahat.

Nafia menghembuskan napasnya kasar. Dia benar-benar lelah. Tapi mau bagaimana lagi, dia tetap harus bekerja untuk menunjang kehidupannya. "Semangat" gumamnya.

Tring

Suara lonceng tanda ada pelanggan masuk membuat Nafia menoleh kearah pintu. Seketika, raut wajahnya berubah menjadi masam. Sepertinya hari ini dia tidak beruntung. Dia benar-benar kesal.

Mau tak mau, Nafia berjalan menuju meja yang baru saja diduduki oleh beberapa orang pelanggan yang baru masuk tadi.

"Maaf, mau pesan apa?" tanya Nafia berusaha untuk sopan. Walaupun dia enggan melakukannya. Karna, diantara keempat pelanggan tersebut ada seorang cowok yang sangat ingin dihindarinya.

Keempat cowok itu melihat kearah Nafia. Seketika, salah satu dari cowok itu sumringah melihat kehadiran Nafia.

"Eh, ada calon pacar!" ujar cowok tersebut gembira.

Kedua temannya yang mendengar itu tertawa. Sedangkan satunya lagi hanya menampilkan wajah datarnya.

Nafia mendengus. Tidak mungkin dia menonjok cowok tersebut. Bisa dipecat dirinya. Dia harus sabar.

"Mau pesan apa ya?" tanya Nafia berusaha untuk bersabar dan tetap sopan.

"Kami pesan nasi goreng empat, teh dingin empat!" ujar salah satu temannya masih dengan raut datarnya.

Nafia mengangguk. Lalu dia mencatat pesanan mereka. "Ada tambahan?" tanya Nafia.

"Ada" ujar cowok yang tadi sempat menggodanya.

"Apa?" tanya Nafia was-was. Dia takut jika cowok sinting ini akan memesan yang aneh-aneh.

Cowok itu kembali sumringah. "Gue mau pesan hati lo juga!".

Seketika, kedua temannya kembali tertawa. Bahkan mereka sampai terbahak-bahak. Cowok itu hanya tersenyum dengan manis kearah Nafia yang sudah menampilkan wajah datarnya.

"Maaf, disini tidak menjual ati manusia!"

***

"Bhahahahahahahah!"

Arga dan Rian tertawa terpingkal-pingkal melihat Respon cewek yang di naksir oleh Aldo. Ya. Siapa lagi kalau bukan Nafia.

FRIEND AND LOVE STORY (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang