29. JARAK

20 11 10
                                    

Mentari pagi yang begitu bersinar, kini menyorot dengan hangat ke bumi. Para murid berbondong-bondong untuk masuk ke dalam sekolah. Ada juga yang mengeluh, masih ingin merasakan libur sekolah.

Lutfia dan Nafia berjalan masuk ke dalam sekolah. Wajah mereka terlihat lebih semangat dari biasanya.

"Lutfia, lo duluan aja ke kelas!"

Lutfia mengerutkan kening. Ia menatap Nafia. "Emang lo mau kemana?".

"Mau ke toilet! Biasa!! Panggilan yang tidak bisa terlewatkan!!". Nafia cengegesan.

Lutfia geleng-geleng. "Mau gue temenin, ngak?" tanyanya.

Nafia menggeleng. "Gue bisa sendiri, kok!". Ia berlari sambil melambaikan tangannya.

Nafia menghela napas. "Dasar" ujarnya.

Dia kembali melanjutkan langkahnya menuju ke kelas. Tapi, mata Lutfia menangkap sosok yang sangat dikenalinya.

Reza.

Yaa. Cowok itu sekarang sedang berjalan berlawanan arah dengannya. Otomatis, mereka berdua pasti akan bertemu. Tapi itu semua tidak membuat Lutfia berbalik dan memilih jalan yang lain. Dia tetap melanjutkan langkahnya tanpa peduli pada sekitarnya.

Lutfia tidak ingin terlihat lemah. Perlu digaris bawahi, dia tidak suka dan tidak ingin di kasihani ataupun dipandang menyedihkan oleh orang lain.

Jarak di antara mereka semakin dekat. Tapi pada kenyataannya, jarak di antara mereka sangatlah jauh. Reza melirik sekilas ke arah Lutfia, tapi tidak dengan Lutfia. Cewek itu terus berjalan maju tanpa melirik kemanapun. Pandangannya lurus dan juga sedikit tegas.

Saat mereka bertemu, mereka hanya saling melewati. Tidak ada sapaan maupun senyuman. Kini, semua itu benar-benar lenyap.

Lutfia terus berjalan maju tanpa menoleh ke belakang sedikitpun. Dia tidak peduli. Benar-benar tidak peduli. Dia tidak ingin melihat masa lalu yang hanya akan menghancurkan pertahanannya.

Reza menghentikan langkahnya. Dia membalikkan setengah tubuhnya untuk melihat Lutfia. Cewek itu terus berjalan tanpa menoleh sedikitpun. Reza menatap Lutfia dengan pandangan yang sedikit bersalah. Entahlah. Mungkin Reza tau, apa yang telah dia perbuat pada gadis itu tidaklah benar.

Jangan lupa, bahwa Reza juga manusia. Hati kecilnya memaksanya untuk menemui Lutfia dan meminta maaf kepadanya. Tapi egonya terlalu besar dan tinggi, sehingga dapat mematahkan semua yang di harapkan oleh hati kecilnya.

Bahkan sampai punggung Lutfia tidak terlihat lagi, Reza masih enggan untuk beranjak. Sampai suara lembut dan halus memanggil dirinya.

Reza menoleh. Menemukan kekasihnya Shania menghampiri dirinya dengan senyum yang merekah. Reza pun membalas senyuman itu.

"Kamu ngapain di sini?" tanya Shania.

Reza menggeleng. "Ngak ngapa-ngapain! Aku baru aja mau ke kantin!".

Shania menepuk tangan. "Wah!! Aku juga mau ajak kamu ke kantin. Yaudah kalau gitu, kita ke kantin bareng, ya. Sepupu aku juga udah nunggu disana!" ujar Shania gembira.

Reza tersenyum. Ia pun mengangguk. Mereka berjalan sambil bergandengan tangan. Shania tampak riang dan gembira.

***

"SHANIA!"

Panggilan itu berhasil mengalihkan pandangan Shania dan Reza. Kini, mereka berdua sedang berada di kantin.

Seorang cewek melambaikan tangan ke arah mereka. Shania membalas lambaian tangan tersebut. Cewek itu duduk di antara para sahabat Reza. Reza sendiri merasa bingung, kenapa mereka bisa di sana.

FRIEND AND LOVE STORY (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang