49. KEJAR-KEJARAN

2 2 0
                                    

Awalnya, Danu merasa risih dan jengah dengan kehadiran Nisa yang seenaknya saja masuk kedalam hidupnya. Cewek itu terlalu berisik dan manja, membuat Danu yang memiliki sikap cuek dan tidak perduli merasa terganggu.

Selama ini, belum pernah ada satu manusia-pun yang berani bertingkah seperti itu kepadanya. Namun, Nisa dengan penuh percaya diri dengan beraninya bertingkah dan melakukan hal-hal konyol seperti itu.

Awalnya Danu tidak memperdulikannya. Ia yakin, lama-kelamaan cewek aneh itu pasti akan capek sendiri. Namun, bukannya berhenti, ia malah semakin lengket.

Ya, semuanya adalah awalnya.

Sampai dimana saat cewek aneh itu–Nisa mulai menjauhinya. Secara tiba-tiba dan tanpa pamit, ia menjauh dan menghindarinya.

Sebelumnya Danu tidak perduli. Ia malah merasa bersyukur atas kepergian manusia jadi-jadian itu, meskipun ia merasa bingung dengan perubahan sikap cewek itu. Tapi, kembali ke poin utama, ia tidak perduli.

Namun, semakin lama, Danu mulai menyadari sesuatu. Perasaan aneh dan tak nyaman perlahan hadir di dalam hatinya. Rasanya seolah ia merasa hampa dan sepi.

Di beberapa waktu ia bisa saja memikirkan cewek aneh itu. Bayangan tentang cewek dengan senyum dan wajah imutnya membuat Danu tanpa sadar menyunggingkan senyum.

Dan setelah sadar dengan perbuatannya, wajah datarnya kembali muncul. Merasa heran dan aneh sendiri dengan dirinya ini.

Semakin berjalannya waktu, Danu semakin merasa aneh. Ia merasa... Kehilangan. Hidupnya terasa hampa dan terlalu monoton. Padahal sebelum Nisa masuk dalam hidupnya, ia tidak pernah merasakan hal seperti ini.

Danu tidak tau ada apa dengan dirinya, juga... Hatinya.

Yang jelas, Danu cukup ingat saat ia meminta Nisa untuk tidak menjauhinya. Jujur, setelah kejadian itu, Danu merasa malu sendiri.

Namun, setelah kejadian itu juga Nisa tidak menjauhinya. Cewek itu kembali bersikap biasa, seperti mengejarnya dan menyatakan cinta, mengganggu dan menggodanya, menempelinya kemana ia pergi, dan masih banyak lagi.

Hari ini, saat ini, detik ini pun sama. Cewek itu sedang enak-enaknya menyandar di pundak Danu sambil berceloteh.

Danu tidak memperdulikannya, tapi ia juga tidak mengusirnya. Entahlah. Biasanya ia pasti akan marah, tapi kali ini ia merasa biasa-biasa saja.

"Danu, sampek kapan baca teros, sih?! Masa Nisa dicuekin kayak gini," gerutu Nisa. Danu hanya meliriknya sekilas.

Nisa kesal. Danu masih saja cuek dengannya. Ya walaupun begitu Nisa tetap senang. Danu akhirnya menerima dirinya dan tidak mengusirnya lagi.

Eh, menerima bukan berarti Danu mau pacaran dengan Nisa. Sampai sekarang, hubungan mereka hanya sedikit lebih baik. Ingat, sedikit.

Namun, Nisa tetap senang. Walaupun sedikit, yang penting ada kemajuan.

"Danu!" panggil Nisa.

"Hmm."

"Buset, singkat bener jawabnya," kesal Nisa.

Danu meliriknya. Kemudian ia menghela napas. "Kenapa?"

Nisa tersenyum senang, "Beli es krim yok," ajaknya.

"Cuaca ngak mendukung."

"Hah? Maksudnya?"

"Lagi mendung."

"Emang kalok mendung kenapa?"

"Nanti sakit."

Nisa kembali kesal. Apa-apaan itu. Alasan yang sangat tidak logis! Tentu saja menurut Nisa.

FRIEND AND LOVE STORY (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang