45. TERROR YANG SESUNGGUHNYA

8 4 0
                                    

"Gue ngak tau siapa orang itu!"

Lutfia sudah menceritakan semua kejadian janggal yang dialaminya belakangan ini. Dan ia juga baru menceritakan tentang surat aneh yang ia dapatkan kemarin. Ya... Sudah lewat satu hari sejak Lutfia mendapatkan surat tersebut.

Mendengar itu, teman-temannya tercekat. Ketakutan mulai menyelimuti mereka semua. Tidak ada yang tau siapa dan apa yang diinginkan oleh orang misterius itu.

"Gila! Serem bener, dah! Udah kayak cerita psikopat aja!" ujar Ayu merinding.

"Bukan cerita lagi! Tapi emang udah kayak psikopat!" timpal Rabi ngeri.

Nafia menatap Lutfia kesal. "Kenapa waktu malam itu lo ngak bilang sama gue kalau kita diikutin, sih?"

"Ya gue kan ngak mau lo ikutan panik!" ujar Lutfia.

"Ya tapikan tetep aja! Harusnya kan lo cerita sama gue!"

Lutfia meringis. "Maaf, deh! Gue ketakutan sampek ngak mau bahas tentang itu lagi. Jadinya gue ngak cerita!"

Nafia menghembuskan napasnya. Lutfia tidak sepenuhnya salah. Wajar jika seseorang tidak ingin menceritakan pengalaman atau kejadian yang membuat orang itu ketakutan.

"Lutfia punya musuh ya??" pertanyaan itu terlontar begitu saja dari mulut si imut Nisa.

Lutfia menghela napas. "Ntahlah! Tapi setau gue, gue ngak pernah tuh nyari gara-gara sama orang! Yang ada orang yang kadang suka nyari gara-gara sama gue!" ujar Lutfia kesal.

"ciri-ciri tuh orang kayak mana?" tanya Fala.

Lutfia mengingat-ngingat kejadian di malam itu. "Ngak kelihatan banget, soalnya gelap. Udah itu agak sedikit jauh juga dari posisi gue. Tapi yang jelas tuh orang seorang cowok, pakai baju serba hitam. Udah itu pakek topi sama masker!"

Lutfia merasa pusing sendiri. Ia takut jika orang itu terus mengikutinya. Apalagi ditambah dengan surat aneh yang tiba-tiba muncul di lokernya. Jika ini semua masih berkelanjutan, lantas apa yang harus ia lakukan?

"Ini ngak bisa dibiarin aja!" ujar Fala.

"Udah jelas dong ngak bisa dibiarin! Laporin polisi aja!!" sambung Ayu.

"Nisa setuju! Dilaporin polisi kan tuh orang bakalan cepet ketangkap!!"

Rabi berfikir sejenak. Kemudian cewek itu menggeleng pelan. "Kita ngak punya bukti yang kuat buat mengajukan laporan!!" jelas Rabi.

"Iya juga ya!" gumam Nafia.

Mereka semua sama-sama terdiam. Pikiran mereka kacau. Semua kejadian ini terasa sangat aneh dan menakutkan.

"Per-permisi!"

Mereka berenam menoleh ke sumber suara. Seorang cewek berkacamata yang sedaritadi merunduk. Cewek itu memegang sebuah kotak persegi berwarna hitam. Tangannya terlihat gemetar. Kriterianya seperti cewek cupu yang mudah ditindas.

"Kamu siapa?" tanya Nisa.

Cewek itu terlihat bingung. Tapi kemudian ia mengangkat sedikit wajahnya.

"Sa-saya disuruh orang buat ngasih ini ke ka-kamu!"

Setelah mengatakan itu, cewek itu langsung meletakkan kotak itu di hadapan Lutfia. Kemudian cewek itu langsung berlari menjauhi mereka.

Mereka berenam saling pandang. Lalu pandangan mereka tertuju ke kotak yang ada di hadapan Lutfia.

"Dari siapa?" gumam Lutfia.

"Jangan-jangan ini dari si orang misterius itu lagi!" terkaan Rabi membuat jantung Lutfia berdegup kencang.

Lutfia mulai merasa takut kembali. Kali ini apa yang dikirimnya?

FRIEND AND LOVE STORY (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang