41. KEVIN ARDHANA PUTRA

18 7 8
                                    

Lapangan dipenuhi oleh anak-anak cowok yang sedang bermain basket. Sementara di pinggir lapangan para anak cewek memberi semangat dengan suka cita. Ada yang membawa minum, handuk, bahkan ada juga yang membawa camilan. Mungkin saja ingin diberikan kepada pacar!

Sementara di bawah pohon yang agak jauh dari lapangan, Lutfia dan teman-temannya duduk. Mereka mengenakan baju olahraga dengan beberapa camilan dan minuman di hadapan mereka.

Hari ini kelas mereka sedang mendapatkan pelajaran olahraga. Namun, guru yang membimbing tidak bisa hadir. Jadinya saat ini mereka Free.

"Pokoknya gue ngak mau tau! Gue ngak mau ngelakuin misi-misi yang kalian suruh lagi!" cecar Ayu ngegas.

"Yaelah Ayu! Gitu aja udah nyerah! Liat Nisa nih, ngak pernah nyerah buat cuekin Danu!" ujar Nisa santai sambil memakan keripik kentang. Ya walaupun mata cewek itu terus saja melirik ke arah lapangan, dimana Danu sedang bermain basket bersama anak-anak cowok lainnya.

"Danu makin lama kok makin ganteng, sih?!" gumam Nisa dengan mimik wajah yang... Entahlah, sulit dijelaskan.

Ayu meletakkan plastik bekas makanannya di tanah. Cewek itu tidak peduli dengan ucapan ataupun gumaman Nisa.

"Bodo amat! Pokoknya gue ngak mau ngelakuin apapun yang berhubungan dengan Rian! Udah cukup gue malu kemarin!" ujar Ayu dengan raut wajah masam.

Masih sangat teringat bagaimana Rian membuatnya mati kutu. Aish... Membayangkannya saja membuat Ayu merasa kesal setengan abad!

"Masa gitu aja udah nyerah?! Malu lah woy sama rumput yang bergoyang!" cibir Lutfia gaje.

Ayu mendelik ke arah Lutfia. "Lo tuh ngak tau seberapa malunya gue!"

Ayu terdiam sebentar. Lalu cewek itu kembali menatap ke arah Lutfia.

"Emang kenapa gue harus malu dengan rumput yang bergoyang? Bisa ngomong aja kagak!"

Lutfia hanya mengangkat kedua bahunya dan kembali mengambil camilan lainnya. Sementara Ayu hanya mendengus sebal.

"Sok puitis amat bahasanya!" cibir Ayu. Sementara yang dikatain tak peduli sama sekali.

Rabi memasukkan camilan terakhirnya ke dalam mulut. Setelah itu cewek itu menepuk pundak Ayu.

"Apa?" tanya Ayu sensi.

"Lo ngak boleh nyerah! Lo pasti bisa naklukin hati si Rian, Yu! Lo cuman harus bersabar aja!" nasihat Rabi sambil mengunyah makanan.

Ayu langsung memasang wajah cemberut lagi. "Males gue! Udah cukup sakit hati gue. Masa dia bilang bukunya buat orang yang spesial! Lah... Tuh cowok ngak mikir banget apa sama perasaan gue?! Aish... Kesel, kesel, kesel!!!"

Mereka semua hanya menggeleng-geleng melihat Ayu yang nyerocos tiada henti.

Lutfia menoleh ke arah lapangan. Matanya menajam, berusaha melihat sesuatu yang bergerak ke arah mereka. Dan sepertinya hanya Lutfia yang menyadarinya.

Beberapa detik kemudian, Lutfia langsung menyadari apa itu. Itu adalah sebuah bola basket. Bola itu sedang terbang di udara menuju ke arah... Nisa!

Lutfia langsung saja melotot. Dengan cepat ia menoleh ke arah Nisa.

"NISA AWAS!!!"

Semua orang langsung terkejut dengan teriakan Lutfia. Bahkan orang-orang yang ada di lapangan juga melihat ke arah mereka. Mereka semua menoleh ke arah bola basket yang sedang melayang menuju Nisa.

Detik itu juga Nisa berteriak histeris. Teman-temannya yang lain juga berteriak.

Hanya tinggal beberapa meter lagi sampai bola itu...

FRIEND AND LOVE STORY (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang