3. SEDIKIT PENASARAN

97 20 1
                                    

"ABANGGG, BANGUN..!!!" teriak seorang gadis berwajah imut sambil menggedor pintu kamar.

Tak lama kemudian, seorang cowok keluar dari kamarnya.

"Berisik banget sih lo, pagi-pagi!!!!!" ujar seorang cowok dengan raut kesal. Kembarannya sungguh berisik.

Gadis itu cemberut. "Ihh bang Reza, Nisa kan bangunin abang supaya ngak telat sekolahnya. Bukannya bilang makasih, malah diomelin!!" ujarnya, ikutan kesal.

Reza pratama. Seorang cowok yang dingin terhadap sekitar, tapi hangat kepada keluarga dan sahabatnya. Memiliki seorang abang yang sudah menikah, dan juga seorang kembaran yang begitu manja dan ceria yang bernama Annisa Tamara. Sungguh berbanding terbalik dengan sifatnya. Reza sangat menyayangi adiknya. Dia tidak akan membiarkan siapapun menyakitinya.

Reza menghela napas, berusaha sabar. "Iya-iya, makasih ya, adik gue tersayang!" ujarnya lembut.

"Gitu dong dari tadi. Yaudah, cepetan sana mandi terus turun kebawah. Papa sama mama udah nunggu. Pokoknya Nisa ngak mau tau, kalok sam-!!"

"Iya-iya, gue tau. Ngak usah lo jelasin panjang lebar segala" potongnya.

Nisa kembali cemberut. "issss, yaudah sana mandi. Cepetannnn,!!!" ujarnya sambil mendorong abangnya masuk kedalam kamar.

"Iya-iya"

Setelah selesai, Reza keluar dari kamarnya untuk sarapan bersama keluarganya.

"Lama banget sih bang, Nisa udah laper banget nihhh,!!!!" ujar Nisa kesel.

Reza berdecak. "Kalok laper, kenapa ngak makan terus!!!"

Nisa menggeleng lucu. "Ngak mau. Nisa mau nunggu abang.!!" ujarnya manja.

"Yaudah kalok mau nunggu ya harus sabar..!!!"

"Iiiiihhhh, Nisa udah sabar tau, abang aja tuh yang lama!" ujar Nisa geram.

"Terserah" ujar Reza, cuek.

Nisa semakin dibuat kesel oleh Reza. Mukanya sudah cemberut, membuat kedua orang tua mereka geleng-geleng.

"Udah-udah, jangan pada bertengkar. Sekarang cepet abisin sarapan kalian, terus berangkat sekolah!!" ujar mama mereka, menengahi.

"Iya, ma!!" serempak, mereka membalas.

***

Sesampainya di sekolah, Reza dan Nisa keluar dari mobil. Mereka memang bersekolah di sekolah yang sama, tapi mereka tidak sekelas. Nisa di Kelas X IPS 2, sedangkan Reza dikelas X IPS 1. Mereka berjalan bersama menuju kelas, kebetulan kelas mereka bersebelahan.

"Bang??!" panggil Nisa.

"Hmm" jawab Reza. Jangan lupakan wajahnya yang dingin. Banyak siswa siswi yang memperhatikan mereka dan mengagumi mereka.

"Kemarin, di kelas Nisa ada 2 orang murid baru!!!" ujar Nisa.

"Oohh" jawab Reza, cuek. Dia tidak peduli. Lagian, itu bukan urusannya.

Nisa cemberut. "Iihh, kok gitu sih responnya???!"

"Terus gue harus respon seperti apa, Nisaaaaa.??????" tanya Reza, gemas dengan tingkah Nisa.

"Makanya, abang dengerin cerita Nisa dulu!!!"

"Iya-iya, gue dengerin" balas Reza, pasrah. Dia takut adiknya ngambek. Yang ada nanti dia bingung bagaimana membujuknya.

"Nama mereka Lutfia dan Nafia. Mereka cantik loh bang!! Dari wajahnya aja, terlihat jelas kalau mereka anak baik-baik, kalem juga orangnya. Nisa pengen banget kenalan sama mereka. Truss, jadi temen mereka. Truss, jadi sahabat mereka. Mereka juga temenan sama Fala dan Ayu.!!" cerocos Nisa, panjang.

"Yaudah, tinggal kenalan aja kok repot!!!" ujar Reza santai.

"Yaudah, kalau gitu abang ikutan Nisa kenalan sama mereka. Mau tau salah satunya bisa jadi pacar, kan??!" goda Nisa.

Reza melotot.

Pacar?

Sungguh konyol. Dia tidak akan mungkin menyukai cewek lain. Karna dihatinya sudah ada seseorang yang menempatinya sejak dulu.

"Ogah, dan ngak akan mungkin bisa jadi pacar!!!" ujar Reza. Lalu, meninggalkan Nisa yang sudah tertawa puas karna berhasil menggoda Reza.

"ABANGGG, TUNGGUIN NISA!!!!" teriak Nisa pelan setelah menyadari bahwa abangnya sudah menjauh.

***

Lutfia dan Nafia baru sampai di sekolah. Mereka berjalan bersama menuju kelas mereka.

"LUTFIA, NAFIA TUNGGU.!!!!" teriak seseorang.

Lutfia dan Nafia menghentikan langkahnya. Lalu, mereka melihat kebelakang. Terlihat, Ayu yang sedang berjalan menghampiri mereka.

"Buset dah, cempreng amat suara lo, Yu. Untung ngak budek kuping gue!" ujar Nafia.

Merasa tak terima, Ayu membalas. "Enak aja, ini tuh suara emas! Lo aja yang ngak tau. Suara cantik kek gini kok dibilang cempreng!!"

"Iya, cantik. Sangking cantiknya, kuping gue bisa budek denger suara lo!!!" jawab Nafia, ngegas.

"Yaelah, lebay lo"

Nafia dan Ayu akhirnya memperdebatkan hal ini. Mereka terus berdebat, membuat  Lutfia pusing mendengarnya.

"Udah-udah, hal sepele aja diperdebatkan. Mendingan sekarang kita ke kelas. Yang ada nanti kita bisa telat!!" ucap Lutfia, menengahi.

Nafia dan Ayu hanya mengangguk.

Mereka melanjutkan perjalanan. Tanpa sengaja, Lutfia melihat seorang cowok yang ia kenal bersama seorang cewek disampingnya. Dia, adalah Reza. Seketika, kejadian semalam terlintas di pikirannya. Dia masih heran dengan tindakan Reza semalam. Dia memperhatikan mereka dari kejahuan. Terlihat mereka yang sedang berbincang-bincang dengan akrab. Kalau diperhatikan, cewek itu sedikit mirip dengan Reza.

"Apa dia adiknya ya???" tanya Lutfia dalam hati. Dia sedikit penasaran. Ingat, hanya sedikit. Terlihat cewek itu sedang bercerita dengan wajah yang ceria dan menggemaskan. Sedangkan Reza mendengarkannya, dengan wajah dinginnya.

"Kok gue jadi kepo gini ya???!" ujar Lutfia bingung pada dirinya sendiri. Terlihat cewek itu berlari mengejar Reza. Lutfia terus memperhatikan mereka, sampai mereka berpisah dan masuk ke kelas. Lutfia baru tau, bahwa kelas Reza bersebelahan dengan kelasnya. Dan, cewek itu ternyata sekelas dengannya.

"Kok gue ngak tau ya, kalau tuh cewek sekelas dengan gue??" tanya Lutfia pada dirinya sendiri.

"oy, melamun aja lo!???" ujar Nafia.

"Siapa yang melamun??" tanya Lutfia, pura-pura ngak tau.

"Ya lo lah, emang siapa lagi!!!" sambung Ayu.

Lutfia hanya mengangkat kedua bahunya acuh. Lalu masuk ke dalam kelas.

***

Jangan lupa vote dan kome ya guys. Terima kasih☺☺

FRIEND AND LOVE STORY (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang