15. DEBARAN HATI

60 13 3
                                    

Semburat merah muncul dipipi Lutfia saat dia mengingat kembali kejadian kemarin ditaman. Entah mengapa, hatinya berbunga-bunga saat Reza mengatakan kalimat yang membuat jantungnya hampir berhenti berdetak.

"Mulai sekarang lo jadi pacar gue"

Sungguh. Lutfia masih tidak bisa mempercayai itu. Menurutnya, apa yang dikatakan Reza kemarin merupakan pernyataan bukan pertanyaan.

"Arrgghhhhhh" teriak Lutfia.

Untungnya Nafia sedang tidak berada dirumah. Jika sampai gadis itu mendengarnya, mungkin dia akan dibilang gila.

Lutfia membayangkan raut Reza kemarin saat mengatakan itu. Pipi merah dan salah tingkah mendominasi wajah tampannya saat itu. Ingin sekali Lutfia tertawa terpingkal-pingkal dihadapannya. Tapi, dirinya masih ingin selamat. Bisa berabe urusannya, batinnya.

Ddrrtt

Tiba-tiba sebuah pesan masuk ke ponselnya. Dia meraih ponselnya dan segera melihat siapa yang mengirimkan pesan. Wajah Lutfia kembali tersenyum. Cepat-cepat dia membuka pesan dari seseorang yang baru saja dia fikirkan.

From: Reza
Siang

Lutfia tertawa saat membaca pesan dari Reza. Dia sungguh tidak menyangka jika cewek biasa seperti dirinya bisa menjadi pacar seorang cowok populer seperti Reza. Sangat-sangat tidak menyangka. Dia bingung, apa yang ada pada dirinya, sehingga membuat Reza tertarik padanya.

To: Reza
Hmm.. Siang juga!

Setelah membalas pesan itu, Lutfia meletakkan ponselnya dikasur. Lalu, dia membaringkan badannya diatas kasur. Lutfia tersenyum sambil menatap langit-langit rumahnya.

Lutfia memejamkan matanya perlahan, kemudian tertidur. Suara hembusan napasnya yang teratur membuktikkan bahwa dia tidur dengan nyenyak.

Semoga semuanya berjalan dengan lancar dan bahagia.

***

"AYUU..... TUNGGUIN KITA!" teriak Rabi dan Nisa sambil mengejar Ayu.

Ayu yang mendengarnya berdecak sebal. Mereka benar-benar menyebalkan. Ayu membalikkan badannya sambil memasang muka cemberut. "CEPETAN WOYY!" teriaknya tidak sabaran.

Rabi dan Nisa ngos-ngosan. Ayu yang melihat itu hanya memutar bola matanya malas.

"Buset dah. Lo mau kekantin aja cepet-cepet banget" ujar Rabi sambil mengatur napasnya.

"Iyanih.... Ayu kayak mau ketemu gebetan aja cepet-cepet!" ujar Nisa, dengan kesal. Pasalnya, gara-gara Ayu yang mau cepat-cepat kekantin menyebabkan Nisa tidak bisa berbicara dengan Danu. Padahal dia sangat amat merindukan momen bersama Danu, sang cowok dingin dan ketus yang berhasil mencuri hatinya. Aishh, menyebalkan.

Ayu hanya mengedikkan bahu, acuh. Lalu kembali berjalan menuju kantin. Rabi dan Nisa yang melihat itu melongo, mereka langsung mengejar Ayu untuk kedua kalinya. Sungguh menjengkelkan. Apakah Ayu tidak mengetahui, bahwa mengejar sesuatu itu menyakitkan?.

Brukkhh

"Sshh.... Sialan!" umpat Rabi kesal.

Nisa dan Ayu segera membantu Rabi berdiri. Dibantu dengan seorang cowok yang telah menabrak Rabi tadi.

"Yaampun... Neng cantik maaf ya. Abang Khairol ngak sengaja!" ujar cowok itu sambil mengedipkan sebelah matanya manja kearah Rabi.

FRIEND AND LOVE STORY (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang