35. TERLALU POLOS

16 9 0
                                    

"Oh... Nanana..."

Dengan gembira, Ayu bernyanyi sambil berjalan di koridor. Hari masih terlalu pagi untuk datang ke sekolah. Karna itu, sekolah masih tampak sangat sepi. Tapi Ayu tidak peduli. Ia sengaja pergi pagi-pagi ke sekolah, hanya untuk menghindari sang mama yang memintanya untuk mengantar Dian ke sekolah terlebih dahulu.

Ayu menghentikan langkahnya saat ia melihat Rian berjalan dengan seorang cewek. Ayu menatap dengan lekat wajah cewek tersebut. Lalu ia menyadari bahwa cewek itu adalah Afnita, sepupu dari Shania. Lantas, sedang apa mereka berdua?

Fikiran-fikiran negatif mulai muncul di kepala Ayu. Membuat Ayu merasa sedih. Bagaimana kalau mereka berdua saling mencintai? Bagaimana kalau mereka berdua sudah berpacaran? Atau bahkan sudah menikah?

Aishh. Sepertinya untuk opsi yang terakhir terlalu berlebihan. Ayu terlalu kalut, sehingga ia memikirkan segala kemungkinan yang ada.

Rian dan Afnita berjalan menghampirinya. Mereka berdua menatap Ayu dengan heran. Membuat Ayu kebingungan.

Ada yang salah dengan gue? Batin Ayu.

"Minggir!" ucap Rian.

Ayu mengerjapkan matanya. "Hah?"

Rian berdecak. "Minggir. Lo ngehalangin gue sama Nita lewat!"

Ayu langsung menyadari bahwa dia berdiri di tengah-tengah koridor. Benar saja, ia memang menghalangi jalan. Ayu langsung menggeser sedikit tubuhnya.

Rian menggenggam tangan Afnita. Lalu ia tersenyum ke arah cewek itu, membuat hati Ayu memanas. Sepertinya Ayu membutuhkan setumpuk es untuk mendinginkan hatinya.

Saat mereka hampir berjalan melewati Ayu, tiba-tiba pertanyaan keluar dari mulut Ayu.

"Kalian pacaran?"

***

Lutfia hanya bisa menahan napas saat ia berhadapan langsung dengan Reza. Ia tau jika pak Jejep akan menghukumnya karna ia ketiduran di jam pelajaran pak Jejep. Tapi Lutfia tidak tau untuk apa pak Jejep memanggil Reza kesini.

Kalau saja semalam ia tidur lebih awal, pasti ini semua tidak akan terjadi. Dan dia tidak akan di hukum oleh pak Jejep.

Sedangkan Reza hanya menatapnya dalam dengan wajah dingin andalannya. Lutfia hanya diam dan menunduk. Ia tidak mau menatap wajah Reza yang berdiri di hadapannya.

"Enak banget kamu tidur di kelas saat saya sedang mengajar, ya?!" omel pak Jejep.

Tapi bagi Lutfia omelan itu seperti dongeng tidur, yang membuatnya kembali mengantuk. Di kelas, ia baru tidur sekitar lima menit dan baru saja memasuki mimpi yang indah. Tapi sialnya, pak Jejep menghancurkan semua mimpinya dengan teriakan maut andalannya.

"Mau jadi apa kamu nanti, hah?" tanya pak Jejep dengan muka sok galak. Padahal mukanya sama sekali tidak terlihat seperti itu.

Lutfia hanya diam. Dia hanya berharap pak Jejep segera memberikannya hukuman. Setelah itu, guru tersebut pasti akan pergi meninggalkannya sendiri. Dan kesempatan itu bisa ia gunakan untuk tidur.

"Malah diem! Saya nanyak harusnya kamu jawab!"

"Maaf pak!" ujar Lutfia. Cewek itu menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal. Ia juga merasa malu karna Reza menyaksikan dirinya yang di marahin oleh pak Jejep.

Pak Jejep menggeleng-gelengkan kepalanya. "Dasar anak zaman sekarang, beda banget sama zaman saya dulu!"

Lalu ia kembali menatap Lutfia dengan muka sok galaknya. "Sekarang, kamu bersihin perpustakaan ini sampek bersih. Buku-bukunya juga di susun dengan rapih. Dan pastikan tidak ada sedikitpun kotorang yang masih menempel!"

FRIEND AND LOVE STORY (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang