"Lo ngapain disini?"
Yeosang duduk menyender di tempat tidur. Iris hitamnya menatap lekat Wooyoung yang sedang menulis beberapa kata dalam daftar panjang.
"Gue minjem meja kamar lu bentar ya" Wooyoung menjawab tanpa sedetikpun matanya beralih dari bolpoin dan notebook merah miliknya.
"Masih nugas lo, Yong? Bukannya kita selama tiga hari ini bebas tugas?" Yeosang masih bertanya tidak paham karena setiap kali ia ingin mengintip tulisan itu Wooyoung dengan sigap langsung menutupi nya rapat-rapat.
Wooyoung berdecak. "Ngga lah. Udah lo jangan nanya-nanya dulu ntar juga tau sendiri"
Yeosang memutar bola matanya kesal. Ia melepas sandal selop nya kemudian menaruh kedua kakinya diatas tempat tidur. Terlihat lebam berwarna ungu samar berada di betis kanannya.
"Oh iya gimana luka lo?" Lagi-lagi Wooyoung berbicara tanpa menatap Yeosang sekalipun. Yang ditanya juga cuma diam dan tidak berniat menjawab.
Sore tadi setelah mereka berkeliling di luar villa, Taeil mengajak mereka untuk masuk dan mengenalkannya pada ruangan-ruangan dalam. Mulai dari ruang tamu, ruang TV, kamar tidur, kamar mandi, garasi sepeda, tempat olahraga, dan dapur yang terletak di paling ujung.
Mereka menghabiskan banyak waktu bercakap-cakap seharian ini. Taeil juga menyambut mereka dengan baik, membuat mereka nyaman dan pandai menghangatkan suasana. Acara berkeliling mereka ditutup dengan makan malam bersama di rooftop. Dan pukul tujuh malam tadi, Taeil pulang ke rumahnya yang berada tepat disebelah villa.
Mengenai luka Yeosang, ia hanya tidak sengaja terpeleset saat memasak di dapur tadi. Sisa-sisa minyak yang jatuh ke lantai membuatnya tambah licin. Buruknya lagi tepat setelah Yeosang jatuh, betisnya menghantam ujung lemari piring yang membuatnya sedikit lebam.
"Ada orang nanya bukannya di jawab malah diem aja" Celetuk Wooyoung.
"Lagian lo nanya ga madep ke gue ya mana gue tau"
"Ya kan gue lagi sibuk"
"Huft! Terserah lo deh. Ini luka gue dah baikan kok tadi. Udah dikompres sama Jongho waktu abis mandi"
"HAH?!" Wooyoung langsung berbalik dan menatap Yeosang dengan mata di buka lebar.
"KENAPA??" Yeosang jadi ikutan kaget juga karena nya.
"Lo sama Jongho—"
"NGGA YA AWAS AJA LO MIKIR ANEH-ANEH!" Teriak Yeosang menyela ucapan Wooyoung yang akan melantur kemana-mana jika diteruskan.
"Beneran loh ya, jangan macem-macem dulu lo sama Jongho"
"Iya ah cerewet banget sih, aneh lo"
"Yaudah ayo turun. Masih kuat jalan ngga?"
Yeosang mengangguk. "Masih kuat kok. Tapi ngapain turun?"
"Udah ayo turun aja dulu ntar gue jelasin di bawah" Wooyoung bangkit dan menuntun Yeosang berjalan. Tak lupa ia juga membawa notebooknya tadi.
Dilantai pertama terlihat San yang sedang menyantai menonton pertandingan sepakbola di TV ditemani oleh tiga bungkus makanan ringan yang tersaji diatas meja.
"SAAAAANNNNN" Wooyoung berteriak. Tentu saja teriakan itu membuat San kaget. Bahkan remote TV yang berada di ujung meja itu bisa langsung jatuh ke bawah karena teriakan Wooyoung.
Yeosang memukul lengan sahabatnya itu dengan pelan. Entahlah ia heran kenapa bisa San naksir dengan orang seperti Wooyoung ini. Ia harus bersiap mendengarkan celotehan Wooyoung setiap saat dan setiap waktu.
KAMU SEDANG MEMBACA
TREASURE || jongsang✅
Mystery / Thrillerbagaimana jika seorang Kang Yeosang yang dingin dan tidak banyak mengerti soal percintaan bertemu dengan laki-laki nakal seperti Choi Jongho? tapi itu bukanlah suatu hal yang besar. ada suatu hal serius yang menunggu mereka di depan sana. jongsang f...