"Jongho, pelan pelan aja ihh" Teriak Yeosang menggema dari ruang perawatannya. Jongho terlalu bersemangat menggantikan pakaian atas Yeosang. Entah ia antusias karena Yeosang sudah pulih atau karena hal lain.
Terlepas dari semua pikiran kotor Jongho, kondisi Yeosang sekarang sudah jauh lebih membaik. Bibirnya sudah tidak pucat meskipun terkadang kepalanya masih terasa pusing. Tadi pagi-pagi sekali Jongho sudah bangun dan membelikan sarapan untuknya, tak lupa mengabari teman, guru, serta Kakak dan Ayahnya. Hari ini Jongho juga ijin tidak masuk sekolah.
"Gw bakal jagain lu, Sang. Sekolah bisa besok-besok aja" Itu yang ia katakan satu jam lalu. Padahal hari ini jadwal ulangan matematika dengan Bu Sowon. Entahlah, itu urusan Jongho dan Yeosang memilih tidak terlalu memikirkannya.
Jongho cekatan mendudukkan Yeosang ke kursi rodanya. Kata dokter organ pencernaan Yeosang tidak terlalu terganggu dan sebenarnya sudah boleh mengonsumsi makanan sehari-harinya. Hanya saja kemarin malam Jongho memang masih khawatir dengan keadaan Yeosang yang baru pulih jadi ia hanya menyuapi bubur putih hambar. Tapi pagi ini Jongho membelikan nasi goreng kimchi untuk Yeosang. Ini sebenarnya juga tidak termasuk ke rencana Jongho. Ia sebenarnya berencana untuk membuatkan sendiri sarapan Yeosang, katanya sih biar terasa spesial dan ia berharap Yeosang akan memuji masakannya, namun takdir berkata lain. Yeosang malah memilih untuk memesannya lewat online.
"Kenapa cemberut gitu?" Yeosang mengerutkan alisnya. Ia memicingkan matanya menatap Jongho.
Jongho hanya menggelengkan kepalanya pelan sebagai jawaban. Ia langsung melanjutkan makannya tanpa berkata apa-apa lagi. Sebuah perbuatan yang teledor.
Diseberang meja Yeosang menunduk sedih. Banyak hal memenuhi pikirannya. Ia meletakkan sendoknya. Jongho marah sama gw karena tadi gw minta nasi gorengnya beli aja ngga masak sendiri?. Ia bertanya dalam hati. Tapi kan itu karena gw udah laper, kalo masak dulu kan lama. Batinnya lagi.
Jongho menyadari tingkah lelaki cantik didepannya ini. Haduh Jonghoo kenapa lu diem aja sih tadi, liat dia ngambek kan. Batin Jongho. Ia juga ikutan meletakkan sendok dengan pelan lalu mencondongkan tubuhnya kedepan. Menatap lekat wajah putih Yeosang.
"Ada apa, hm?" Tanya Jongho perlahan.
"Jongho marah sama Yeosang, ya?" Yeosang balik bertanya. Jongho kikuk dibuatnya. Ia bingung harus menjawab apa. Apalagi melihat tatapan kosong Yeosang dan bibirnya yang mengerucut maju.
Okay, Jongho mulai bingung. Astaga! Ia hanya tinggal menjawab "ya" atau "tidak" saja seribet ini. Jongho mengucap wajahnya pelan. Setelah mengalami perang batin dengan dirinya sendiri. Ia pun mulai menjawab dengan nada pelan agar tidak tambah memperburuk suasana.
"Jongho ngga marah sama Yeosang. Ngga perlu khawatir, okay?" Jawab Jongho. Ia mengangkat dua sudut bibirnya membentuk senyum kecil.
"Really?" Tanya Yeosang lagi. Lihatlah, sekarang Yeosang menampakkan puppy eyesnya ke Jongho. Ditambah dengan pipi yang digembungkan. Jika bisa, Jongho benar-benar ingin menerkam Yeosang sekarang.
Jongho mengangguk, "Cepet diabisin sarapannya. Abis itu jalan-jalan". Jongho memang berniat membawa Yeosang jalan-jalan sehabis sarapan. Tidak jauh, hanya ditaman rumah sakit saja. Tapi bagi Yeosang ini akan jadi jalan-jalan yang menyenangkan. Bersama Jongho. Ya! Hanya mereka berdua.
--------
Jongho sepertinya mengajak Yeosang jalan-jalan diwaktu yang sangat tepat. Banyak bunga segar bermekaran memenuhi taman. Semua penat mereka seolah hilang saat menghirup bau segar bunga-bunga ini. Disebelah kanan juga terlihat kolam ikan besar, panjangnya sekitar 2 meter. Para pengunjung ramai memenuhi kolam itu, entah hanya duduk duduk di pinggirannya ataupun ikut memberi makan ikan-ikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
TREASURE || jongsang✅
Mystery / Thrillerbagaimana jika seorang Kang Yeosang yang dingin dan tidak banyak mengerti soal percintaan bertemu dengan laki-laki nakal seperti Choi Jongho? tapi itu bukanlah suatu hal yang besar. ada suatu hal serius yang menunggu mereka di depan sana. jongsang f...