Epilogue

1.2K 96 78
                                    

Lima tahun kemudian..

Seorang pria yang mengenakan setelan jas hitam datang ke tempat itu. Dengan buket bunga dan totebag kecil ditangannya, ia berjalan ke tempat yang sedari tadi menjadi pusat perhatiannya. Sambil berjalan, sesekali ia juga melihat arloji di tangan kirinya. Pukul lima sore. Tempat ini terasa sunyi, mungkin juga hanya ia yang berkunjung saat itu.

Ia membuka pagar kecil yang ada disudut area itu, memperlihatkan gundukan tanah penuh dengan karangan bunga yang tak pernah habisnya.

"Selamat sore, kak. Akhirnya Ocang bisa jenguk kakak lagi"

Pria itu adalah Yeosang. Setelah dua bulan sibuk dengan kuliahnya, ia akhirnya bisa mengunjungi makam kakaknya yang berada di pemakaman khusus dekat villa tempat mereka menginap 5 tahun lalu. Tuan Kang dan Hongjoong memang sengaja memakamkan Seonghwa disana. Selain dengan suasana yang tenang, Tuan Kang juga lebih mudah untuk membeli sebidang tanah khusus untuk pemakaman anaknya itu dengan harga yang murah.

Yeosang sendiri sangat suka momen disaat ia mengunjungi makam kakaknya. Walaupun letaknya jauh dari rumah, ia tidak merasa keberatan. Bahkan dulu, ia pernah seminggu penuh berkunjung ke tempat ini.

"Nanti sekitar beberapa menit lagi, yang lain bakal nyusul kesini kak. Jadi kakak gabakal kesepian lagi"

Yang dimaksud Yeosang itu adalah Jongho, Wooyoung, San, Yunho, dan Mingi yang akan menyusul ke makam Seonghwa juga nanti dan mereka akan menginap di villa yang sekarang sudah resmi dimiliki oleh keluarga Kang.

"Dan.. Ocang punya kabar baik buat kakak" Ucapnya. Ia membetulkan posisinya menjadi berlutut.

Yeosang tersenyum. "Minggu depan, Ocang bakal ikut koas di salah satu rumah sakit yang ada di desa ini"

Jurusan yang diambil Yeosang tak lain adalah jurusan kedokteran yang sudah lama ia incar. Ia dulu ingin menjadi dokter agar nantinya bisa mengobati sakit ibunya, namun ternyata Tuhan mengambil ibunya lebih cepat. Sekarang, ia ingin menjadi dokter spesialis bedah dan organ dalam. Ia ingin menjadi dokter yang bisa berguna untuk banyak orang nantinya. Dan mimpi terbesarnya adalah membuka rumah sakit gratis yang diperuntukkan kepada orang tak mampu di kotanya.

Di mobilnya, ia juga membawa tiga koper yang penuh dengan pakaian dan perlengkapan koas nya.

"Doain Ocang terus ya, kak. Semoga Ocang bisa berhasil di masa depan nanti. Ocang pengen bikin ayah, kakak, sama ibu bangga nantinya" Ia mengusap pipinya. Air mata nya baru saja jatuh. Tapi ia tidak ingin terlihat lemah di depan makam Seonghwa.

Beberapa menit kemudian, terdengar klakson mobil putih dari arah gerbang depan. Terlihat San, Wooyoung, dan Jongho yang turun dari mobil. Yeosang langsung menaruh buket bunga di pusara kakaknya lalu berdiri.

Yang lain pun langsung masuk ke area khusus pemakaman Seonghwa. Mereka banyak membawa bunga yang nantinya akan ditaburkan juga ke pusaranya.

San dan Jongho berjongkok didepan makam kakaknya. Sementara Yeosang celingak-celinguk melihat kearah luar. Seperti ada yang kurang.

Ia bertanya pada Wooyoung yang berdiri tak jauh darinya. "Yunho sama Mingi kemana?"

"Ohhh mereka beres-beres di villa. Mereka dateng kesini besok, sekalian bersih-bersih makam juga katanya"

Yeosang mangut-mangut mendengar penjelasan Wooyoung.

"Btw, Cang" Ucap Wooyoung dengan berbisik. Yeosang menoleh lalu mendekatkan kepalanya.

"Gue kok ngerasa degdegan ya" Lanjutnya. Yeosang menatap Wooyoung dengan dahi yang dikerutkan, heran. Tidak ada angin tidak ada hujan tiba-tiba saja Wooyoung degdegan begitu.

TREASURE || jongsang✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang