Jangan lupa vote :)
Happy Reading ❣️
* * *
Kini Bella, Antaris, Garrick, Alfio, Ander, Arrion, Ales, Meta, Eca, dan Grisel. Mereka bersepuluh, sedang duduk di kantin dan di meja yang sama. Sesekali, mereka juga saling melempar candaan.
Pandangan Grisel tak sengaja melihat ke arah Ander yang sedari tadi diam dan tidak banyak bicara. Grisel menundukkan kepalanya. Ia berfikir, apakah perubahan sikap Ander ada hubungannya dengan kejadian kemarin? Kalau benar, Grisel benar-benar merasa bersalah pada Ander, sungguh.
"Woi, Der! Lo kenapa, dah? Tumben lo diem." Alfio menatap bingung Ander. Bingung karena, hari ini Ander kebanyakan diam.
Ander tak membalas ucapan Alfio. Ia hanya melirik sekilas ke arah Alfio. Kemudian, ia kembali memfokuskan pandangannya ke depan.
"Lagi galau, dia," celetuk Garrick. Membuat Alfio dan Antaris langsung melihat ke arahnya.
"Bisa galau juga lo, Nder?" tanya Antaris sambil terkekeh pelan.
"Gue kira, si Ander ketularan si Arrion karena tiba-tiba aja jadi pendiam," timpal Alfio membuat Arrion menatapnya dengan tajam. Alfio hanya nyengir saat ditatap seperti itu oleh Arrion.
"Galau kenapa tuh si Ander?" tanya Bella ikut nimbrung dalam pembicaraan Antaris, Alfio, dan Garrick.
"Katanya sih, gara-gara ditipu sama cewe yang dia suka," jawab Garrick, sambil melirik sekilas ke arah Grisel.
Grisel yang dilirik seperti itu oleh Garrick pun langsung menundukkan kembali kepalanya. Grisel jadi merasa bersalah banget pada Ander. Ia harus meminta maaf. Harus!
"Ngelirik nya biasa aja kali, Rik," sindir Eca saat ia tak sengaja melihat Garrick yang melirik Grisel tajam.
"Kenapa emangnya, Ca? Cemburu?" tanya Garrick sambil menaik-turunkan alisnya menggoda.
"Cemburu dari Hongkong!" Eca mendengkus kesal.
"Kalau cemburu mah, bilang aja kali, Ca." Garrick tersenyum jahil ke arah Eca.
"Apaan sih, lo! Gak jelas!" Eca mendelik.
"Dunia serasa milik berdua ya, bund," celetuk Ales.
"Yang lain mah cuman ngontrak." Alfio menambahkan.
Saat yang lainnya sedang bercanda gurau, beda halnya dengan Ander. Laki-laki itu sama sekali tidak mengeluarkan suaranya. Ia hanya diam, diam, dan diam. Seperti patung yang bernyawa.
Ander mulai bangkit dari tempat duduknya. Membuat teman-temannya melihat ke arahnya. Termasuk Grisel, sang gadis pujaan hatinya.
"Mau kemana lo?" tanya Arrion saat melihat Ander bangkit dari tempat duduknya.
Ander menoleh. "Belakang sekolah." setelah mengatakan itu, Ander kembali melangkahkan kakinya.
"Apa sekarang aja ya, gue minta maafnya?" Grisel bergumam pelan.
Setelah dipikir-pikir, akhirnya Grisel mulai bangkit dari tempat duduknya untuk menemui Ander. Hanya untuk meminta maaf padanya.
Meta yang melihat Grisel bangkit dari tempat duduknya pun segera bertanya. "Mau kemana, Sel?"
"Ke wc." Grisel menjawab. Setelahnya, ia kembali melanjutkan langkah kakinya.
"Kayaknya, si Grisel mau nyusul Ander, deh." Bella membatin sambil melihat Grisel yang mulai menjauh dari arah kantin.
* * *
Saat Grisel sebentar lagi sampai di belakang sekolah. Tiba-tiba, pandangannya tak sengaja melihat ke arah laki-laki yang sedang duduk sendiri di kursi taman. Lantas, ia menghampiri laki-laki tersebut, kemudian ia mendudukkan dirinya di samping laki-laki tersebut.

KAMU SEDANG MEMBACA
ANTARIS [LENGKAP]
Dla nastolatków[HARAP FOLLOW SEBELUM MEMBACA! JANGAN LUPA VOTE DAN KOMENNYA JIKA KAMU MENIKMATI CERITA INI!] "Anda datang dengan damai kami menyambut dengan segan. Anda datang dengan kericuhan, tunggu kami datang dengan kesarkasan." -anggota geng Adler. Antaris Al...