50. Masalah Lagi?

4.5K 205 4
                                    

Jangan lupa vote nya ya😇

Oh iya, selamat hari idul Fitri mohon maaf lahir dan batin 😇🙏

Maaf, kalau ada ketikan saya yang bikin kalian gak suka atau apa, saya minta maaf🥺🙏

Happy Reading 💞

* * *

Aurora yang baru saja sampai di depan gerbang sekolahnya, tak sengaja matanya melihat Bella dan Antaris yang sedang bercanda di depan parkiran sekolah. Aurora mengepalkan kedua tangannya saat ucapan Arnold kembali terngiang-ngiang di pikirannya.

Ia harus bisa mengubur dalam-dalam rasa cinta ini. Karena, dia ingat gara-gara keluarga Antaris lah Mamanya masuk ke rumah sakit jiwa. Dan, ia tidak sudi jika harus mencintai seseorang yang telah membuat Mamanya menderita. Aurora tersenyum miring, kemudian ia melangkah menghampiri Antaris dan Bella yang sedang tertawa bersama.

"Bel, aku mau nanya boleh gak?" tanya Antaris sambil memandang wajah cantik Bella.

Bella mengangguk sambil tersenyum. "Boleh. Mau nanya apa, Ris?"

"Kalau cewek pas lagi pms teh suka berdarah 'kan?" tanya Antaris sambil menahan tawanya.

Bella mengangguk pelan. "Iya. Kenapa emangnya, Ris?"

"Suka dikasih betadine gak, Bel?"

"Hah? Enggak, lah! Kamu mah ada-ada aja, Ris! Mana ada orang pms dikasih betadine." Bella langsung tertawa setelah mendengar pertanyaan konyol dari Antaris.

"Itu 'kan luka, Bel. Berdarah, masa gak dikasih betadine."

Bella menghentikan tawanya, kemudian ia langsung mencubit pinggang Antaris pelan. "Gak gitu konsepnya, Maesaroh!"

Antaris tertawa. "Iya-iya, bercanda Bel."

Kemudian, mereka berdua tertawa bersama. Tawa mereka berhenti saat melihat Aurora yang berada di hadapan mereka. Bella memandang tak suka ke arah Aurora karena telah mengganggunya.

"Ngapain lo kesini?" tanya Bella ketus.

Aurora menatap Bella tajam. "Gue mau minta pertanggungjawaban Antaris!"

Antaris dan Bella sama-sama mengernyitkan dahinya bingung. "Pertanggungjawaban soal apa?" tanya Bella lagi.

"Dia udah hamilin gue."

Antaris langsung menoleh dengan cepat ke arah Aurora. Apa ia tak salah dengar? Antaris mengepalkan kedua tangannya, berusaha menahan emosinya. Sedangkan Bella langsung terdiam setelah mendengar ucapan Aurora barusan.

"Maksud lo apa fitnah gue kayak gitu? Kapan gue hamilin lo, setan!" seru Antaris sambil menatap tajam Aurora.

Aurora memandang Antaris, kemudian ia membawa tangan Antaris untuk mengusap perut datarnya itu. "Di sini ada anak kamu, Ris."

Antaris langsung menepis tangan Aurora kasar. Ia masih menatap Aurora dengan tatapan tajamnya. Kalau Aurora laki-laki, pasti saat ini ia sudah menghajarnya karena telah berani-beraninya memfitnah dirinya.

"Jangan ngada-ngada, Ra! Kapan gue hamilin lo? Dan, gue juga gak sudi punya anak dari lo!" pungkas Antaris tajam.

Aurora menatap tak percaya ke arah Antaris. "Gak usah pura-pura lupa, Ris! Apa kamu gak ingat? Waktu kamu lagi mabuk, dengan brengseknya kamu memperkosa aku!"

Mata Aurora berkaca-kaca. "Kamu telah rebut kehormatan aku, Ris! Dan kamu juga telah menghancurkan masa depan aku!"

Bella menatap kecewa ke arah Antaris. "Apa itu benar, Ris?"

ANTARIS [LENGKAP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang