48. Baikan?

5.3K 213 4
                                        

Jangan lupa vote🤗

Happy Reading 💞

* * *

Kini, Bella berada di dalam kamarnya. Ia sedang melamun. Perkataan Aurora tadi terus terngiang-ngiang di dalam pikirannya. Bella menghembuskan nafasnya kasar.

"Gue gak mau kehilangan Antaris," ucap Bella pelan sambil mengecek ponselnya takut ada notifikasi dari Antaris.

Lagi-lagi Bella menghembuskan nafasnya kasar, saat Antaris belum juga men-chatnya hanya untuk sekedar mengabarinya. "Apa gue harus ke rumah Antaris lagi, ya?"

"Tapi ... kayaknya percuma deh gue ke rumah Antaris juga. Dia gak bakal dengerin penjelasan gue." Bella merebahkan tubuhnya di atas kasur empuk miliknya.

Tatapannya melihat ke langit-langit kamarnya dengan tatapan sendu. "Antaris ... kapan Lo bisa dengerin penjelasan gue?"

Bella mendudukkan kembali tubuhnya. Tiba-tiba, Bella menjentikkan jarinya dengan senyum senang. "Abang!"

"Nah, iya Abang. Kayaknya harus dia nih yang jelasin ke Antaris." Bella mulai turun dari kasurnya, kemudian ia melangkah ke kamar Arka.

Setelah tiba di depan pintu kamar Arka, Bella bisa melihat Arka yang sedang duduk di meja belajarnya sambil mengerjakan tugas. Bella berjalan pelan mendekati Arka, kemudian ia langsung memeluk Arka dari belakang.

Sedangkan Arka yang tiba-tiba dipeluk oleh Bella pun merasa kaget, membuat bukunya sedikit tercoret. Arka membalikkan tubuhnya, menghadap Bella yang sedang nyengir.

"Liat noh, gara-gara kamu buku Abang kecoret, Bel," ujar Arka sambil menatap datar Bella.

Bella nyengir, menunjukkan deretan gigi putihnya. "Maaf, Bang."

Arka memutar bola matanya malas. "Cepet hapus!"

"Ya udah, siniin tipe-xnya biar Bella hapus." Bella menjulurkan tangannya di hadapan Arka.

"Gak usah pake tipe-x."

"Terus pake apa dong, Bang?" tanya Bella bingung.

"Jilat cepetan pake lidah kamu!" balas Arka bercanda sambil menahan tawanya.

Bella memukul tangan Arka pelan. "Sembarangan!"

Arka tertawa. "Serius, Dek. Jangan dianggap berjanda."

"Ya ya ya, terserah Abang yang paling jelek sedunia aja, dah."

"Lama-lama Abang lempar juga kamu Dek."

Bella mengangkat kedua tangannya sambil tertawa. "Iya Bang iya, maaf."

Arka mengangguk. Kemudian, ia mengajak Bella untuk duduk di atas ranjangnya. Mereka berdua langsung mendudukkan tubuhnya di atas ranjang milik Arka.

"Mau ngapain kamu ke sini?" tanya Arka dengan wajah seriusnya.

Bella berdehem pelan. "Bella boleh minta tolong gak, Bang?"

Arka menaikkan satu alisnya. "Minta tolong apa, Dek?"

Bella menghembuskan nafasnya pelan, kemudian ia menatap Arka dengan tatapan sendunya. "Jadi gini Bang. Tadi pagi Bella udah berusaha buat ngejelasin ke Antaris. Tapi, Antaris tetep gak mau dengerin Bella. Abang tolong ya bantu Bella buat jelasin ke Antaris?"

Arka terdiam sebentar, setelahnya ia mengangguk. "Iya, nanti Abang bantu kamu ya, buat jelasin ke Antaris."

Bella tersenyum senang, kemudian ia langsung memeluk Arka yang langsung dibalas oleh Arka. "Makasih Abang."

ANTARIS [LENGKAP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang