44. Terbongkar?

5K 218 2
                                    

Jangan lupa vote ya🥰

Kalau ada typo, tolong komen ya🥺

Selamat menunaikan ibadah puasa 🤗❤️

Happy Reading 💞

* * *

Bella berdiri di balkon kamarnya sambil menatap langit malam. Mata Bella berkaca-kaca saat mengingat ucapan Antaris kemarin. Bella takut Antaris mengetahui semuanya.

Bella tersadar dari lamunannya saat tangan Arka menepuk pelan pundaknya. Bella menoleh, sedangkan Arka berdiri di samping Bella sambil menatap langit malam.

Arka menoleh ke arah Bella. "Lo kenapa sih, Bel? Setelah kemarin Antaris pulang, lo jadi sering ngelamun. Kenapa? Apa Antaris nyakitin lo?"

Bella menggeleng pelan. "Bukan, Bang."

"Terus kenapa? Apa yang lagi lo pikirin?" tanya Arka.

"Kita cari makan dulu, yuk. Bella laper soalnya, nanti Bella ceritain di situ," balas Bella sambil nyengir.

Arka mendengus pelan. "Ya udah, ayo!"

Bella tersenyum lebar, kemudian ia dan Arka mulai melangkah ke luar rumah untuk mencari makanan.

Tibalah Bella dan Arka di tempat makan nasi goreng Mang Sobar. Setelah memesan nasi goreng dua porsi, Arka dan Bella langsung duduk di tempat duduk yang terbuat dari kayu yang telah disediakan di sana.

"Jadi, apa yang lagi lo pikirin, Bel?" tanya Arka, mengulang kembali pertanyaan tadi.

Bella menatap Arka serius. "Aku udah tahu kelemahannya Antaris."

Arka dengan cepat menoleh ke arah Bella dengan mata berbinar. "Hah? Serius lo, Dek? Apa kelemahan Antaris? Cepet, kasih tahu gue!"

Bella menghembuskan nafasnya pelan, kemudian ia mendongakkan kepalanya, menatap langit malam. "Gue, dan keluarganya."

Arka langsung terdiam setelah mendengar balasan Bella. Ia tak salah dengar 'kan? Jadi, kelemahan Antaris adalah Bella dan keluarganya?

Arka berfikir. Bagaimana cara agar ia bisa menyatukan geng motornya dengan geng motor Antaris melalui kelemahan Antaris, kalau kelemahan Antaris saja Adiknya sendiri.

"Apa lo gak salah dengar, Bel?" tanya Arka memastikan. Bisa saja 'kan, Bella salah dengar?

Bella menggeleng pelan. "Enggak, aku gak salah dengar, Bang."

Arka memijat pelipisnya pelan. "Susah."

"Bang, aku takut Antaris tahu kalau aku mendekati dia itu hanya untuk mencari kelemahannya doang," ujar Bella pelan sambil menundukkan kepalanya.

Tanpa mereka sadari, sedari tadi ada seseorang yang merekam obrolan mereka berdua. Orang itu lantas tersenyum puas setelah mengakhiri rekamannya.

"Tunggu kehancuran hubungan lo sama Antaris, Bel." Orang itu tersenyum menyeringai. Kemudian, ia langsung melangkah pergi.

"Kenapa harus takut?" tanya Arka.

"Aku takut dia menjauh dari aku, karena aku udah mulai mencintai Antaris," jawab Bella jujur. Iya, memang Bella telah mencintai Antaris.

"Terus mis----"

"Batalin aja, Bang. Aku udah gak mau lagi," potong Bella cepat, membuat Arka menghembuskan nafasnya kasar.

"Ya udah, terserah lo. Kalau sampe dia nyakitin Adik kecilnya Abang, Abang yang bakal maju paling depan buat menghajar dia." Arka tersenyum tipis, sambil mengusap lembut rambut Adiknya.

ANTARIS [LENGKAP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang