52. Dicek?

4K 208 5
                                        

Seperti biasa ya, jangan lupa vote😇🙏

Happy Reading 💞

* * *

"Lo kenapa Ris?" tanya Ander saat melihat Antaris melamun. Entahlah, Ander rasa akhir-akhir ini Antaris sering melamun.

Garrick, Alfio, dan Arrion kompak melihat ke arah Antaris. Sedangkan Antaris, ia sibuk melamun hingga pertanyaan Ander pun tak ia jawab.

"Lo lagi berantem sama Bella?" tanya Garrick sekedar menebak. Antaris tetap tak menjawab. Yang Antaris lakukan sekarang hanyalah melamun, melamun, dan melamun.

Karena geram, Alfio pun langsung menepuk pundak Antaris keras, membuat Antaris terlonjak kaget. Antaris menatap tajam Alfio, sedangkan Alfio hanya cengengesan.

"Makannya jangan ngelamun mulu, Ris. Entar kesambet baru tahu rasa, lo," ujar Alfio sambil cengengesan. Antaris hanya menatap Alfio malas tanpa membalas ucapannya.

"Ada masalah?" tanya Arrion singkat dengan suara beratnya.

Antaris menoleh kemudian ia mengangguk. "Gue sama Bella lagi berantem gara-gara Aurora fitnah gue."

"Dih, giliran Arrion aja yang tanya langsung lo jawab, Ris. Lah, giliran gue sama Garrick yang nanya malah didiemin. Merasa terdzolimi gue," tutur Ander dengan nada yang sengaja ia sedih-sedih 'kan.

Garrick mengangguk setuju. Kemudian ia menepuk pelan pundak Ander. "Yang sabar ya, bro. Kita mah apa atuh, cuman butiran bedak."

Alfio langsung tertawa setelah mendengar ucapan Garrick yang menurutnya lucu. "Ngakak anying."

Setelahnya, Alfio, Garrick, dan Ander langsung terdiam sambil menyimak obrolan antara Antaris dan Arrion dengan estetik.

"Aurora memfitnah lo?" tanya Arrion tak percaya.

Antaris mengangguk. "Iya. Dia fitnah gue kalau gue udah merkosa dia."

Jawaban Antaris barusan mampu membuat Garrick, Alfio, dan Ander membuka mulutnya lebar-lebar karena terkejut. Bisa-bisanya Aurora memfitnah Antaris seperti itu. Sedangkan Arrion, ia langsung terdiam karena kaget setelah mendengar jawaban Antaris.

Antaris langsung menyumpal mulut Ander, Garrick, dan Alfio menggunakan kaos kaki yang ia simpan di dalam tasnya.

Ander, Garrick, dan Alfio yang tiba-tiba mulutnya disumpal oleh kaos kaki pun langsung membuang kaos kaki itu sambil terbatuk-batuk. Mereka bertiga langsung merasa mual. Sedangkan Arrion, ia langsung terbahak melihatnya.

"Kampret, lo!"

"Sialan emang si Antaris!"

"Kepala gue langsung mual, cuk!"

Begitulah omelan-omelan dari Ander, Garrick, dan Alfio yang tertuju untuk Antaris. Antaris hanya tertawa tanpa dosa melihatnya.

Arrion berdehem pelan. "Apa lo percaya kalau Aurora benar-benar hamil anak lo?"

Antaris menggeleng. "Gak, sama sekali gak percaya! Aurora itu cuman fitnah gue, biar hubungan gue sama Bella hancur."

Arrion mengangguk, kemudian ia berucap. "Mending cek aja biar jelas, Ris."

"Hah? Siapa yang dicekek?" tanya Alfio bingung.

Garrick menampol tangan Alfio keras. "Dicek kampret bukan dicekek!"

Ander mengusap bahu Alfio turut prihatin. "Makannya jangan nimbrung, mending diem aja kek gue biar gak ditampol kek lo."

Alfio mengangguk. "Emang ya gue mah selalu salah di mata lo pada."

ANTARIS [LENGKAP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang