32. Saling bercerita

4.5K 250 3
                                    

Jangan lupa baca, kemudian vote💞

Happy Reading 💞

* * *

"Bel, kita ke danau dulu, yuk?" ajak Antaris saat mereka sedang berada di parkiran.

Bella mengangguk kemudian tersenyum. "Ayo."

"Naik," suruh Antaris. Bella mulai menaiki motor Antaris, dan Antaris langsung melajukan motornya ke arah danau.

"Kamu udah izin sama Mama kamu belum, kalau kamu bakalan pulang agak sore?" tanya Antaris pada Bella saat di perjalanan.

Bella menggeleng di balik punggung Antaris. "Belum. Entar aja deh."

"Entar kapan? Entar kalau udah diomelin?" tanya Antaris, lagi.

Bella cengengesan. "Iya, mungkin."

Antaris menghembuskan nafasnya pelan. Ia menghentikan motornya saat sudah sampai di danau. "Sebentar lagi sampai, nih," ucap Antaris dengan nada bercanda.

"Ini udah sampai dodol," ucap Bella sambil turun dari motor Antaris. Kemudian, ia berlari kecil ke arah ayunan dan duduk di sana. Sedangkan Antaris, ia hanya mengikuti Bella dari belakang.

"Sini duduk." Bella menepuk-nepuk tempat kosong di sampingnya. Antaris mengangguk, kemudian ia mendudukkan dirinya di samping Bella.

"Aku mau nanya, boleh?" tanya Bella sambil menoleh ke arah Antaris.

Antaris mengangguk. "Kalau mau nanya, nanya aja langsung, jangan pake minta izin segala." Antaris terkekeh pelan.

Bella juga ikut terkekeh. "Eum ... kamu punya mantan?"

Antaris menoleh dengan kernyitan di dahinya. "Kenapa kamu nanya kayak gitu?"

Bella menggeleng. "Cuman pengen tahu aja."

Antaris mengangguk-angguk. "Punya. Pasti kamu juga punya, 'kan?"

Bella mengangguk. "Iya, punya. Kenapa kalian putus? Dan ... sudah berapa lama kalian pacaran?"

Antaris menoleh kemudian cengengesan. "Kamu kayaknya pengen tahu banget ya?"

Bella mengangguk, kemudian tertawa pelan. "Iya."

"Dia selingkuh, itu alasan kami putus. Kami berpacaran sudah dua tahun lebih lamanya, dan hubungan kami berakhir gara-gara dia berselingkuh di belakang aku." Antaris menjelaskan.

"Dia ... cantik kah?" tanya Bella sambil melihat ke arah Antaris.

Antaris mengangguk. "Iya, dia cantik, 'kan dia cewek masa ganteng?"

Bella tersenyum tipis, kemudian ia bertanya. "Cantikan aku apa dia nih?"

Antaris menoleh, kemudian ia membawa Bella ke dalam pelukannya. "Cantikan kamu atuh, Bel. Lagian, kamu kenapa nanya-nanya kayak gitu, hm? Dia itu cuman masa lalu aku, Bel. Karena, masa depan aku yaitu kamu."

Bella tersenyum di dalam pelukannya, kemudian ia bertanya lagi. "Nama mantan kamu itu siapa, Ris? Kamu masih ada rasa gak sama dia?"

Antaris mengelus rambut Bella lembut. "Namanya Aurora. Enggak, aku gak ada rasa lagi sama dia."

Bella mengernyitkan dahinya saat ia mendengar nama Aurora. Sepertinya, ia pernah mendengar nama itu. Bella jadi teringat akan cerita Ales di kantin, yang menyebutkan nama Aurora juga.

"Jadi, tadi 'kan gue sama Meta mau ambil dompet gue yang ketinggalan dikelas, 'kan? Nah, pas gue sama Meta udah sampai di depan pintu kelas, tiba-tiba gue sama Meta gak sengaja dengerin Antaris dan sahabat-sahabatnya lagi ngomongin tentang Aurora-Aurora gitu. Katanya, si Aurora itu bakalan balik lagi kesini. Dan, gue juga ngelihat muka Antaris itu kayak yang tegang gitu Bel, Sel, Met. Pas gue mau dengerin lebih jelas lagi, tiba-tiba si Meta gak sengaja nyenggol pot bunga yang deket pintu. Sebelum Antaris dan sahabat-sahabatnya ngelihat kita, gue sama Meta langsung lari. Dan, Alhamdulillah enggak ketahuan njir." Ales menjelaskan dengan panjang lebar kemudian mengembuskan nafasnya lega.

ANTARIS [LENGKAP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang