27. Astaghfirullah, Garrick!

5K 313 67
                                    

Jangan lupa vote sama komennya, ya:)

Happy Reading ❣️

* * *

Sekarang, Antaris, Ananta, dan Cyrinda sedang berada di ruang keluarga sambil duduk di sofa dengan televisi yang menyala.

"Bang, Bella kapan main ke sini lagi?" tanya Cyrinda sambil menoleh ke Antaris. Nampaknya, Cyrinda rindu pada Bella yang beberapa hari ini jarang main lagi ke rumahnya.

Antaris yang sedang memainkan ponselnya, langsung menoleh ke arah Cyrinda. "Entar kalau Antaris dan Bella sama-sama lagi gak sibuk, Antaris bakal ajak Bella main ke sini."

"Emang kamu sibuk apa, Ris? Sibuk nongkrong?" tanya Cyrinda kemudian tertawa pelan.

Antaris tersenyum kemudian tertawa. "Sibuk berjuang untuk mendapatkan hati Bella, Mah."

Cyrinda yang mendengar jawaban putranya pun langsung tertawa terbahak-bahak. Ia kira, Antaris tidak akan lagi bisa merasakan jatuh cinta. Karena, selama ini, ia lihat Antaris selalu cuek terhadap cewek yang terang-terangan mendekatinya. Namun, perkiraannya salah. Setelah Bella hadir di hidup Antaris, sekarang Antaris lebih ceria dan selalu tertawa jika sedang berkumpul bersama keluarganya. Tapi, Cyrinda tidak mengetahui bahwa jika sedang berada di luar rumah, sikap Antaris akan kembali menjadi cuek.

"Mama kira, kamu gak bakal suka lagi sama cewek, Ris," ujar Cyrinda sambil tersenyum.

Antaris menoleh. Ia juga sama tidak percayanya seperti Cyrinda, Mamanya. Karena, semenjak kepergian dia dulu, Antaris sempat mati rasa. Dan, kehidupannya kembali berubah saat Bella datang.

"Aris juga sempat ngira kek gitu, Mah. Tapi, semenjak aku kenal sama Bella, semuanya berubah." Antaris menjelaskan sambil tersenyum.

Cyrinda tersenyum lembut. "Semangat, ya! Semoga Abang berhasil buat dapatin hati Bella."

"Makasih, Mah." Antaris tersenyum senang. Semangatnya jadi bertambah saat Antaris mendapatkan semangat dari Cyrinda.

"Lagi pada ngomong apa, nih?" tanya Ananta yang sedari tadi hanya diam sambil menonton televisi di hadapannya.

Antaris menoleh. "Bocil dilarang gabung."

Ananta mengerucutkan bibirnya kesal. "Abang jahat! Awas aja nanti Nanta bakalan lebut kak Bella dali Abang!"

"Yeuu ... si bocil udah mulai nakal ya, Mah," ujar Antaris sambil melirik ke arah Cyrinda.

"Udah ih, Bang! Jangan diganggu mulu Adiknya. Nanti dia nangis, loh!" peringat Cyrinda yang tak dihiraukan oleh Antaris.

"Emang Bella mau sama bocil kayak lo?" tanya Antaris sambil mengangkat satu alisnya.

"Mau, lah! Nanta 'kan ganteng, gak kayak Abang. Buliq kayak pantat panci!" Ananta menjulurkan lidahnya mengejek Antaris.

Antaris yang merasa gemas pun langsung mencubit pipi Ananta kelewat kencang. Membuat Ananta berteriak kesakitan, kemudian menangis.

"AAAA ABANG, SAKITTT! MAMAAAA HUAAA." Ananta berteriak sambil memegang pipinya yang terasa sakit.

Cyrinda membawa Ananta ke pangkuannya. Kemudian, ia mulai menenangkan Ananta yang sedari tadi menangis kesakitan akibat kelakuan sang Abang.

"Gitu aja nangis, lebay lo, cil." Antaris mencibir sambil tertawa senang. Iya, senang karena telah membuat Ananta menangis.

Ananta yang telah kelewat kesal pun, langsung menggigit tangan Antaris sekuat tenaganya. Membuat Antaris meringis kesakitan.

"Bang---." Antaris tidak melanjutkan lagi ucapannya, setelah melihat pelototan Cyrinda.

ANTARIS [LENGKAP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang