36. Insiden di kantin

3.8K 219 3
                                    

Jangan lupa dipencet tombol bintangnya💞🤗

Happy Reading 💞

* * *

"Hai, Ris," sapa Aurora pada Antaris yang sedang duduk di kantin bersama Bella dan sahabat-sahabatnya.

Antaris, Bella, dan sahabat-sahabatnya pun langsung menoleh ke arah Aurora yang sedang tersenyum manis, membuat Bella merasa kesal.

Antaris tidak menjawab, ia hanya menatap datar Aurora. Aurora yang tidak mendapat jawaban dari Antaris pun hanya tersenyum tipis. Kemudian, ia duduk di hadapan Antaris.

"Gak ada yang nyuruh lo duduk di sini, jadi, mending lo duduk di tempat lain aja," ujar Bella berniat mengusir Aurora.

Aurora tak menjawab, ia hanya fokus pada Antaris. "Bagaimana kabar kamu, Ris?" tanya Aurora.

Antaris menoleh. "Seperti yang lo lihat," jawab Antaris acuh.

"Kamu pasti rindu 'kan Ris sama aku?" tanya Aurora kelewat pede sambil tersenyum lebar.

"Dih, pede banget lo!" jawab Bella sewot.

"Apaan sih, lo! Dari tadi sewot mulu he---"

"Pergi, Ra!" Antaris memotong ucapan Aurora membuat Aurora langsung menoleh ke arahnya.

"Aku gak mau pergi! Dia aja yang pergi!" Aurora menunjuk Bella. "Aku mau deket-deket sama kamu." Aurora berucap sambil berusaha menyentuh tangan Antaris. Tapi, Antaris langsung menepisnya.

"Dih, kurang belaian lo, Ra? Centil banget ke cowok orang, udah kek lontong," ujar Garrick yang sedari tadi melihat perbuatan Aurora.

"Lonte maksud lo, Rik?" tanya Alfio yang dibalas anggukan oleh Garrick. Kemudian, mereka berdua tertawa.

Aurora menoleh sambil mendelik tajam ke arah Garrick. "Apaan sih, lo! Gak usah ikut campur deh, lo!"

"Lo gak mau pergi, Ra?" tanya Antaris pada Aurora.

"Gak mau ..."

"Pergi, sebelum gue marah, Ra."

"Kalau aku gak mau, ya gak mau lah!"

"Pergi Ra."

"Gak mau!"

"PERGI AURORA, JANGAN GANGGU HUBUNGAN GUE SAMA BELLA!" bentak Antaris sedikit meninggikan suaranya dengan tatapannya yang menatap tajam ke arah Aurora, membuat seluruh penghuni kantin langsung menoleh ke arahnya.

"Hubungan apaan sih, Ris? Kamu itu 'kan pacar aku," ujar Aurora membuat Bella dan Antaris sedikit merasa emosi.

"Jangan ngadi-ngadi lo, ya! Antaris itu cuman milik gue! Dan, buat lo." Bella menunjuk Aurora. "Lo gak malu? Dulu elo yang mutusin, dan sekarang elo juga yang ngemis-ngemis minta cinta ke Antaris. Gak malu lo? Oh, apa urat malu lo udah hilang, ya?"

Ander, Garrick, dan Alfio langsung bertepuk tangan heboh setelah mendengar ucapan Bella. Kemudian, mereka berucap kompak. "Kita dukung elo, Bel. Ayo, terusin!"

Aurora mengepalkan kedua tangannya erat. Ia merasa malu ditambah kesal saat mendengar ucapan Bella. Memang, semua yang diucapkan Bella itu benar.

Bella tersenyum miring saat melihat Aurora yang tak membalas ucapannya. "Kenapa? Gak bisa jawab, lo?"

"Lo itu cuman pacar Antaris, bukan istri, jadi jangan sok berkuasa!" balas Aurora sambil menyilangkan kedua tangannya di depan dadanya.

Bella tertawa, meremehkan ucapan Aurora. "Gue bukan pacar Antaris, tapi gue calon istri Antaris, iya 'kan, Ris?"

Antaris mengangguk. "Iya. Bella calon istri gue. Dan, kalau lo masih mau hidup dengan tenang, jangan berani-berani ganggu hubungan gue sama Bella!"

"Gue gak peduli! Mau lo pacar Antaris kek, istri Antaris kek, kalau gue udah suka sama Antaris, gue bakal rebut Antaris dari lo!" seru Aurora tanpa rasa malu.

"Sumpah sih, kalau si Aurora bukan manusia, udah gue geprek juga tuh orang. Hih ... ngeselin banget," geram Eca yang sedari tadi mendengar ucapan Aurora.

"Percuma, Ra. Meskipun lo terus berusaha buat rebut Antaris dari Bella. Tapi, kalau Antaris cintanya sama Bella, lo bisa apa?" tutur Arrion santai, membuat Aurora langsung terdiam.

Setelah mendengar ucapan Arrion, Aurora langsung terdiam. Aurora langsung memikirkan ucapan Arrion yang seratus persen benar. Tapi, siapa tahu 'kan, kalau ia terus berusaha buat rebut Antaris dari Bella, Antaris akan kembali lagi jadi miliknya?

"Untuk sekarang memang gue belum berhasil buat rebut Antaris. Tapi, siapa tahu 'kan entar gue berhasil rebut Antaris dari Bella." Aurora berucap sambil tersenyum lebar.

"Dengerin gue, Ra. Sampai kapanpun gue gak akan suka lagi sama lo. Karena, hati gue udah diisi sama Bella. Paham 'kan, lo? Jadi, berhenti Ra. Jangan ganggu hubungan gue sama Bella lagi," jelas Antaris memberitahu Aurora.

"Gue gak peduli, Ris." Aurora mengangkat bahunya acuh.

Antaris menghembuskan nafasnya kasar. "Sekarang, lo pergi dari sini. Gue sama Bella dan yang lainnya mau makan."

"Aku juga 'kan mau makan, jadi gak papa dong kalau aku duduk di sini?" Aurora langsung mendudukkan dirinya kembali di hadapan Antaris.

Lagi-lagi, Antaris menghembuskan nafasnya kasar. "Oke, kalau lo gak mau pergi, mending gue sama Bella yang pergi dari sini." Antaris langsung menarik tangan Bella pelan, agar Bella mengikutinya.

Saat Aurora ingin mengikuti Antaris. Tiba-tiba, dirinya ditahan oleh Ales. Membuat ia kembali mendudukkan dirinya di kursi yang sedari tadi ia duduki.

"Eits ... mau ke mana, lo?" tanya Ales sambil menahan Aurora agar tidak bangkit dari duduknya.

"Mau ngikutin Antaris. Lepasin!" ujar Aurora sambil berusaha menyingkirkan tangan Ales yang sedari tadi menahan dirinya.

Meta menghampiri Aurora, kemudian ia ikut menahan Aurora. "Diem lo di sini! Jangan ganggu hubungan Bella terus, bangke. Ngeselin banget sih, lo!"

"Terserah gue, lah!" seru Aurora sedikit ngegas.

"Dih, jadi pelakor kok bangga?" ujar Grisel sambil menatap datar Aurora.

Aurora mengepalkan kedua tangannya erat. Ia merasa kesal, sungguh. "TERSERAH GUE LAH, ANJING! MAU GUE JADI PELAKOR KEK, JADI APA KEK, MASALAH NYA SAMA LO PADA, APA? HAH?"

Ander, Garrick, dan Alfio langsung menutup telinganya masing-masing saat mendengar teriakan Aurora yang menggelegar.

"Diem oon! Gak usah teriak-teriak deh, lo! Kuping gue jadi rusak!" ujar Garrick sambil tetap menutup telinganya.

Aurora diam. Ia tidak berteriak lagi ataupun membalas ucapan Garrick. Sekarang, Aurora sedang berfikir bagaimana caranya agar ia bisa kabur dari sini. Dan, menghampiri Antaris.

* * *

-To Be Continued-

ANTARIS [LENGKAP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang